Pandemi virus corona (Covid-19) tidak menghalangi masyarakat untuk melakukan investasi. Tentunya, Anda bisa memilih instrumen investasi yang aman.
JEDA.ID- Pandemi virus corona (Covid-19) tidak menghalangi masyarakat untuk melakukan investasi. Tentunya, Anda bisa memilih instrumen investasi yang aman.
Dalam kondisi seperti saat ini, instrumen investasi apa yang bisa dimanfaatkan untuk membuat uang Anda keringetan alias bekerja keras untuk Anda?
Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi. Berikut saran dari Dimas seperti dilansir Bisnis.com, dan sumber lain Jumat (12/6/2020):
Meski Jarang Peminat, 7 Jurusan Ini Miliki Prospek Kerja Bagus
1. Jangan Panik
Seperti dilansir dari Financial Express, Selasa (12/5/2020), ketika pasar dalam kondisi euforia atau justru tengah suram, investor cenderung menyerah pada emosi mereka karena jiwa mengalahkan rasionalitas. Dan inilah saat yang paling sering terjadi kesalahan untuk portofolio investasi para investor. Jauhi kebisingan dan kepanikan.
Berinvestasi bukan tentang mengalahkan pasar atau siapa pun. Ini tentang membangun kekayaan dengan akal sehat, pemikiran logis, kesabaran, ketekunan, keseimbangan mental, kecerdasan emosional, dan kinerja di bawah tekanan.
2. Pilih yang aman
Simpan uang di tempat yang aman. Kedengarannya klise dan remeh. Namun, ada dua maling yang tidak terlihat mata dan diam-diam mengintai duit kita, yaitu inflasi dan investasi bodong.
Tidak sedikit yang terjebak disini. Tergiur janji-janji keuntungan yang fenomenal besarnya dengan tingkat risiko yang (katanya) kecil, akhirnya malah kejeblos dalam investasi bodong dan uang pun hilang.
Sementara itu, inflasi siap mengintai uang yang disimpan di bawah bantal atau celengan selama bertahun-tahun. Sehingga daya beli uang yang disimpan malah akan turun. Tidak sedikit orang yang beranggapan tabungan sebagai tempat yang aman dari incaran maling. Padahal, maling inflasi juga mengincar uang yang disimpan di tabungan dalam jangka panjang.
3. Perhatikan tingkat risiko investasi
Semua instrumen investasi memiliki risiko. Pilihlah tingkat risiko yang sesuai. Jangan tergiur imbal hasil tinggi, tapi malah membuat khawatir, tidur tidak nyenyak, dan berujung pada munculnya berbagai penyakit.
Karena dalam investasi berlaku prinsip high risk dengan high return. Jadi, kalau Anda dijanjikan imbal hasil tinggi, tentunya Anda harus siap mental untuk menanggung tingkat risiko kerugian yang tinggi pula. Demikian sebaliknya.
4. Lakukan diversifikasi investasi
Salah satu prinsip utama dalam investasi adalah ‘jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang’ yang menggambarkan pentingnya untuk mengalokasikan investasi kita dalam beberapa instrumen investasi.
Tujuannya adalah untuk meminimalisasi risiko apabila ada hal yang tidak terduga mempengaruhi salah satu aset investasi anda. Ingat, kita mau membuat uang kita keringetan, bukan kita yang keringetan.
5. Reksa dana sebagai pilihan investasi
Reksa dana dapat dipertimbangkan apabila ketiga faktor di atas merupakan fokus investasi anda. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) memastikan pengelolaan investasi dilakukan secara prudent.
Reksa dana juga memiliki variasi jenis kelas aset yang memiliki tingkat risiko berbeda, dari yang konservatif hingga agresif, sehingga memberi pilihan bagi kita sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan investasi. Reksa dana juga menerapkan prinsip diversifikasi, di mana portofolio investasi reksa dana berisi dari berbagai jenis saham, obligasi, atau instrumen pasar uang.
Bagi investor pemula, direkomendasikan reksa dana pasar uang untuk mencoba mekanisme investasi di reksa dana. Reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko konservatif dengan potensi imbal hasil kompetitif dengan deposito.
Dalam kondisi seperti saat ini, jangan biarkan uang Anda rebahan. Manfaatkan reksa dana pasar uang untuk membuat uang keringetan alias bekerja keras.
Reksa dana pasar uang aman, karena diawasi oleh OJK. Selain itu, reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko yang rendah dan bersifat likuid alias bisa dicairkan kapan saja tanpa biaya keluar/masuk. Anda hanya perlu menghubungi perusahaan manajer investasi atau agen penjual efek reksa dana untuk mulai berinvestasi di reksa dana.
7. Pastikan diversifikasi optimal
Setelah alokasi aset ditetapkan dengan benar, kehati-hatian harus diambil untuk memastikan bahwa dalam setiap kelas aset juga, portofolio terdiversifikasi secara optimal.
Menggabungkan portofolio di seluruh wilayah geografis dan negara dapat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi untuk mencatat pengembalian yang optimal.
8. Tinjau portofolio
Kinerja portofolio investasi keseluruhan Anda membebani jalan investasi yang dimiliki. Jika pengembalian tidak konsisten dalam jangka waktu yang lama untuk investasi ekuitas dan hutang, lakukan peninjauan portofolio secara komprehensif dan keseimbangan kembali portofolio.
Dalam skenario saat ini, lakukan diversifikasi di seluruh kapitalisasi pasar sambil berinvestasi. Baik ke reksada, obligasi dan lainnya.