Mata minus dan silinder pada anak semakin jamak terjadi. Orang tua perlu melakukan sesuatu untuk mengurangi dampak tersebut pada anak.
JEDA.ID— Aktris cantik Gisel Anastasia merasa bersalah saat anaknya, Gempi ada indikasi memiliki mata minus dan silinder. Hal tersebut terlihat dalam Instagram milik Gisel.
“Mama pengen maraahh tapi sedihh ngerasa bersalah tapi juga pgn ketawa. Kemarin Gem minta diperiksa matanya waktu kita di @optik_melawai karna waktu itu di sekolah pernah cek dan kayaknye Gempi mulai ada minusnya sedikit:( Setelah semua keribetan periksa mata karna muka Gem kecil banget akhirnya dapet hasil,” tulis Gisel dalam Instagram miliknya seperti dilansir Jeda.Id, Rabu (28/8/2019).
“Sedihlah mama karna Gem trnyata emang minus dan malah ada silindernya:( Sebel, sempet marahin Gem krn [karena] sering nonton sambil tiduran tapi langsung yg paling dominan adalah rasa bersalah sama diri sendiri kenapa kok ga lebih tegas untuk ngingetin anak supaya lebih taat cara ntn [nonton] TV-nya,” sambungnya.
Masalah yang dialami Gempi memang bukan hal yang baru. Bahkan, saat ini, miopi alias mata minus pada anak semakin bertambah dan menjadi bagian yang besar di masyarakat. Menurut penelitian terbaru, hingga 60% anak menderita miopi. Usia dari 11 sampai 16 sangatlah mudah untuk terkena rabun jauh.
Sementara menurut data Kemenkes, di Indonesia sekitar 10 persen dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun), mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, sekitar 4,6 persen dari total populasi penduduk Indonesia memakai kacamata refraksi dan lensa mata, atau dengan kata lain kacamata minus.
Ciri dan Gejala
Minus mata akan meningkat seiring bertambahnya usia dan jika tidak diobati dini akan membuat hidup menjadi sulit bagi anak-anak. Untuk mengenali, para orang tua sebaiknya mengetahui sejak dini bila ada indikasi kelainan pada mata anak-anak. Berikut ini adalah tanda-tanda anak Anda mungkin menderita rabun jauh sebagaimana dilansir dari berbagai sumber:
-Anak kesulitan melihat benda-benda yang letaknya jauh
-Menonton TV, membaca buku, dan lain-lain dari jarak dekat, dan harus membungkuk
-Sering mengalami ketegangan mata, sakit kepala dan mata berair
Saat orang tua mendeteksi tanda-tanda ini, segera bawa anak Anda ke dokter mata untuk diperiksa sebelum dipesankan kacamata. Berikan jenis kacamata yang tepat untuk anak Anda dan kemudian kunjungi klinik lebih dari sekali dalam 3 bulan untuk menghindari memburuknya kondisi anak.
Penyebab minus mata pada anak
Faktor penyebab yang diturunkan dari ibu ke anak atau ayah ke anak. Saat minus orang tua lebih dari 20 diopter, kemampuan anak untuk pulih dari rabun jauh sangatlah sulit, meskipun Anda memberinya terapi.
Faktor penyebab eksternal antara lain adalah belajar atau bekerja di lingkungan dengan cahaya redup. Jika dideteksi dengan cukup dini, rabun jauh ini akan mudah diobati. Pada tahap awal, Anda mungkin juga bisa menggunakan terapi untuk penyembuhan.
Cara Mencegah Minus pada Anak
Postur yang buruk, kurangnya cahaya, atau terlalu banyak terpapar layar gadget adalah penyebab utama semakin bertambahnya kondisi ini. Jadi, untuk membantu mencegah penyakit ini, orang tua harus memperhatikan yang berikut ini:
-Ajari anak untuk duduk dengan benar. Jarak buku minimal 30 cm dari mata dan harus dibaca sembari duduk alih-alih berbaring.
-Jauhkan anak dari layar televisi atau komputer dengan jarak minimal 2 meter.
-Pastikan kamar anak memiliki penerangan yang baik sehingga tidak terlalu silau atau terlalu gelap dan menyebabkan minus mata.
-Batasi anak agar tidak menonton TV dan menggunakan komputer untuk terlalu lama juga merupakan cara untuk mencegah penyakit rabun jauh.
-Anak-anak harus didorong untuk istirahat selama sekitar 30 menit setelah membaca atau menonton televisi.
-Dorong anak untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.
-Orang tua juga harus membawa anak untuk melakukan pemeriksaan mata rutin sehingga dapat mendeteksi penyakit mata pada anak tepat waktu dan melakukan pencegahan dan pengobatan tepat waktu.
Jika anak ternyata menderita rabun jauh, orang tua harus memesankan kacamata dengan resep yang tepat di bawah bimbingan dokter agar kondisi tidak memburuk.
Mata Silinder
Mata silinder memiliki istilah medis astigmatisme. Istilah tersebut mengacu pada kondisi mata yang mengalami penglihatan kabur dan berbayang karena bentuk kornea atau lensa mata tidak cembung sempurna.
Tanda dan gejala paling umum yang dirasakan penderita mata silinder adalah penglihatan kabur atau berbayang. Penderita menjadi sering memicingkan mata ketika melihat jauh maupun dekat. Selain itu, penderita biasanya mengeluh kesulitan membaca tulisan yang kecil. Gejala lain yang sering dikeluhkan yaitu sakit kepala, mata tegang, dan lelah setelah membaca atau memakai komputer. Pada gangguan mata silinder yang ringan, gangguan penglihatan mungkin tidak terjadi secara signifikan.
Pada anak-anak, gejala mata silinder dapat berupa sulitnya mereka fokus pada tulisan dalam buku yang mereka baca. Mereka juga mungkin akan mengalami sakit kepala, kelelahan, dan ketegangan. Silinder bisa disertai dengan mata minus ataupun plus. Kondisi seperti ini penanganan awalnya adalah dengan menggunakan kacamata, akan disesuaikan terhadap komponen minus dan silindernya.