Makanan cepat saji atau junk food saat ini menjadi pilihan makanan praktis, lezat, dan terjangkau.
JEDA.ID-– Makanan cepat saji atau junk food saat ini menjadi pilihan makanan praktis, lezat, dan terjangkau. Junk food dapat dengan mudah ditemukan di berbagai restoran, mulai dari restoran besar hingga skala kecil.
Rasanya yang lezat memang menjadikan junk food primadona banyak orang. Makanan cepat saji mungkin tampak seperti pilihan makanan yang mudah dan murah. Faktanya makanan sering mengandung kelebihan kalori, lemak, garam, karbohidrat olahan dan kolesterol.
Junk food memiliki berbagi macam varian menu. Terkadang dalam sekali makan, orang bisa mengonsumsi lebih dari dua jenis junk food. Padahal, hanya dengan mengombinasikan burger, kentang goreng, dan soda, total kalori yang dikonsumsi sudah dapat melebihi batas normal.
Makanan yang memiliki 1.000 kalori atau lebih dapat memicu obesitas, yang kemudian meningkatkan peluang munculnya sejumlah penyakit. Kini tak jarang orang di usia muda sudah terkena penyakit serius seperti jantung dan diabetes.
Berikut sejumlah penyakit yang bisa timbul akibat sering makan junk food, dirangkum dari Liputan6.com.
Dunia Gaib Bikin Penasaran, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Obesitas
WHO menyatakan penyebab utama obesitas adalah ketika ada ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan jumlah yang dikeluarkan sebagai energi. Junk food berkalori tinggi, tanpa memberikan banyak mineral, vitamin atau nutrisi.
Kelebihan konsumsi lemak trans yang ditemukan dalam makanan yang digoreng dan diolah dapat mengirim sinyal campuran ke otak yang membuat sulit untuk memproses rasa kenyang. Akibatnya, seseorang yang mengonsumsi junk food cenderung makan lebih banyak dan mudah lapar. Lemak trans dalam junk food juga dapat menyebabkan peradangan di hipotalamus, bagian otak yang mengandung neuron untuk mengendalikan berat badan.
Aterosklerosis
Junk food berbasis daging dan ikan, serta snack seperti onion ring dan kentang goreng, mengandung kolesterol dan lemak jenuh dalam jumlah besar, zat yang mengancam kesehatan arteri. Semakin banyak makanan ini dikonsumsi semakin besar penumpukan di arteri.
Ini mempersempit ruang darah mengalir, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang mencapai sel-sel. Kerusakan pada dinding arteri dapat membuat pendarahan dan pembekuan darah yang berbahaya yang disebut Aterosklerosis.
Demensia
Sebuah studi yang dilakukan di Brown University menunjukkan bahwa terlalu banyak makanan berlemak dan permen dapat secara substansial meningkatkan kadar insulin dalam tubuh. Dengan kadar insulin yang lebih tinggi, otak berhenti merespons hormon ini dan menjadi resisten terhadapnya. Ini dapat membatasi kemampuan untuk berpikir dan mengingat sehingga meningkatkan risiko demensia.
Depresi
Sebuah makalah dari Pusat Penelitian Biosains Manchester Metropolitan menemukan bahwa makan junk food seperti yang tinggi kolesterol, lemak jenuh dan karbohidrat membuat Anda sekitar 40% lebih mungkin mengembangkan depresi.
Stroke
Stroke terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, sehingga jaringan oksigen dan nutrisi tidak tercukupi. Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Salah satu penyebab stroke adalah obesitas akibat sering mengonsumsi junk food.
Penyakit hati
Lemak dalam junk food cenderung menumpuk di hati dan dapat menyebabkan kerusakan permanen, peradangan, dan bahkan jaringan parut pada hati. Junk food bisa sangat beracun bagi hati dan organ dalam lainnya. Junk food juga dikaitkan dengan Penyakit hati berlemak nonalkohol. Penyakit hati berlemak non-alkohol ini bisa disebabkan oleh obesitas, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi yang semuanya bisa dipicu oleh junk food.
Hipertensi
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, secara langsung terkait dengan asupan natrium yang berlebihan. Banyak makanan cepat saji mengandung natrium yang berasal dari garam yang digunakan dalam bumbu. Burger, taco, kentang goreng, dan bahkan pai buah panas memiliki kandungan natrium yang tinggi. Hipertensi meningkatkan perkembangan aterosklerosis dan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Diabetes
Kegemukan, obesitas, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar gula darah semuanya dikaitkan dengan diabetes tipe 2. Menurut sebuah studi medis tahun 2005 yang diterbitkan dalam “The Lancet,” mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali per minggu dapat menyebabkan peningkatan rata-rata 10 pon berat badan pada orang dewasa muda dari waktu ke waktu.
Punya Bukti, Ini 3 Kisah Penjelajah Waktu yang Menggemparkan Dunia
Kanker
Makanan cepat saji sendiri mungkin tidak menyebabkan kanker, tetapi mereka dapat menyebabkan kondisi seperti penambahan berat badan yang memicu kanker. Menu yang menekankan lemak dan gula dengan mengorbankan serat dan nutrisi bermanfaat lainnya memiliki blok pembangun gizi buruk untuk kanker. Office of the Surgeon General mengaitkan kelebihan berat badan dan obesitas dengan kanker usus besar, ginjal, kantung empedu, dan bentuk kanker lainnya.
Cara Mengendalikan
Makanan manis dengan karbohidrat, membantu pelepasan zat kimia bahagia atau disebut serotonin. Hal ini memainkan peran penting dalam menghasilkan perasaan senang dan bahagia.
Umpan balik positif otak inilah alasan Anda kembali ke kebiasaan konsumsi junk food terus menerus padahal hanya kepuasan sementara yang Anda didapat. Walau memang sebagian dari Anda tahu sisi buruk makanan ini untuk kesehatan.
Namun, sebenarnya ada cara untuk setidaknya mengurangi konsumsi makanan tak sehat ini, termasuk saat Ramadhan seperti sekarang. Berikut kiatnya seperti dilansir Antaranews dari Medical Daily:
Berolahraga
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, jalan cepat selama 15 menit menurunkan hasrat menyantap kudapan tidak sehat.
Tetap terhidrasi
Setiap kali Anda menderita rasa lapar dan ingin junk food, minumlah air dan pastikan Anda tetap terhidrasi dengan minum 64 ons air setiap hari. Jika saat ini Anda sedang menjalani pola diet tertentu, minumlah air putih setiap kali Anda merasa lapar, bahkan setelah mengonsumsi makanan.
Buat rencana
Anda bisa menentukan hari curang atau waktu untuk memuaskan sebagian keinginan Anda pada kudapan tak sehat. Ini bisa memudahkan Anda mengikuti rencana diet sehat.
Hindari Pemicu
Ketika orang stres, tertekan dan kesepian, maka memicu ingatan yang terkait dengan makanan tertentu. Pemicu sensorik, baik itu bau atau visual, juga bisa membuat orang memanjakan mulutnya. Waspadai pemicu-pemicu ini, terutama selama pandemi Covid-19. Ketahuilah makanan tidak dapat menggantikan dan mengubah perasaan tidak bahagia Anda.