• Tue, 23 April 2024

Breaking News :

Mencegah Resesi Sosial di Saat Isolasi Diri Akibat Virus Corona

Di tengah merebaknya virus corona Covid-19, istilah isolasi diri atau self-quarantine sering digunakan. Seseorang yang melakukan isolasi diri harus tinggal di rumah.

JEDA.ID-Di tengah merebaknya virus corona Covid-19, istilah isolasi diri atau self-quarantine sering digunakan. Klub sepak bola Juventus melaporkan jumlah anggota klub tersebut yang saat ini sudah menjalani isolasi diri terkait infeksi virus corona atau Covid-19.

Pandemik Covid-19 saat ini memang sudah parah di Italia dan beberapa figur sepak bola bahkan sudah terbukti positif terinfeksi virus tersebut.

Bek tengah Juventus, Daniele Rugani, menjadi salah satu yang sudah positif terinfeksi Covid-19. Dilansir BolaSport.com dari Tuttosport, Juventus langsung merumahkan para pemain dan staf yang sempat terlibat kontak dengan Rugani. Secara keseluruhan, ada 121 pemain dan staf Juventus yang menjalani isolasi diri ini.

Cara-Cara Isolasi Diri

Menurut Public Health England, seperti dilansir Liputan6.com, Sabtu (14/3/2020), mengisolasi diri sendiri berarti melepaskan diri dari dunia. Seseorang yang melakukan isolasi diri harus tinggal di rumah, tidak pergi bekerja, sekolah, atau tempat-tempat umum lainnya, dan menghindari transportasi umum atau taksi.

Langkah-langkah yang sebaiknya diterapkan adalah tinggal di ruangan yang berventilasi baik dengan jendela yang dapat dibuka dan dijauhkan dari orang lain di rumah. Mintalah bantuan jika Anda membutuhkan bahan makanan, belanja atau obat lain.
Boleh-boleh saja teman, keluarga, atau sopir pengiriman mengantarkan persediaan suplai makanan dan lainnya selama masa isolasi. Tetapi Anda tidak dapat menerima pengunjung, kata PHE. Anda dapat menerima paket kiriman, hanya sebatas di depan pintu.

Resesi Sosial

Namun, dilansir dari VOX, Jumat (13/3/2020), upaya ini tanpa disadari dapat menyebabkan resesi sosial. Jadi, seharusnya bukan hanya resesi ekonomi yang menjadi fokus publik sebagai dampak Virus Corona , namun juga resesi sosial.
Secara singkat, resesi sosial dapat diartikan sebagai hilangnya kontak sosial pada populasi yang paling rentan terhadap kesepian ketika menjalani masa isolasi seperti lansia, difabel, atau mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.

Banyak orang yang mengalami kesulitan ketika harus menjalani isolasi diri. Jika tujuan dari isolasi ini adalah masalah kesehatan dan kesejahteraan, maka kedua bahaya tersebut perlu ditangani.

“Kami sekarang secara resmi dalam pandemi,” kata Eric Klinenberg, seorang sosiolog Universitas New York yang telah mempelajari cara isolasi sosial membuat orang Amerika yang lebih tua rentan dalam keadaan darurat. “Tapi kita juga memasuki periode baru kepedihan sosial. Akan ada tingkat penderitaan sosial terkait dengan isolasi dan jarak sosial yang sangat sedikit dibahas oleh banyak orang.”

Dari Gigi Tanggal hingga Kiamat, Ini Arti Mimpi-Mimpi Menurut Ahli

Mengurangi Dampak

Berbagai instansi negara kini sibuk memperdebatkan cara terbaik yang akan digunakan dalam memerangi dampak ekonomi maupun pariwisata akibat Virus Corona. Misalnya Amerika Serikat, yang terlibat dalam perdebatan tentang pemotongan pajak gaji, dana talangan industri, dan cuti sakit.

Namun, sedikit yang memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menghadapi resesi sosial. Jika selama ini tindakan pencegahan terus dilakukan untuk membatasi penyebaran virus, sesungguhnya dampak sosialnya juga perlu ikut dibenahi.
“Dampak Covid-19 akan ditanggung oleh orang miskin, orang tua, dan orang sakit,” kata mantan Ahli Bedah Umum AS Vivek Murthy.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengeluar aturan bagi orang Amerika di atas usia 60 tahun untuk menghindari keramaian, membatalkan semua perjalanan tidak penting, dan tinggal di rumah sebanyak mungkin. William Schaffner, seorang penasihat CDC dan pakar penyakit menular di Vanderbilt University, bahkan melangkah lebih jauh.

“Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk menghindari virus adalah mengurangi kontak langsung dengan orang,” katanya kepada CNN, seraya menambahkan ia hanya akan berbelanja larut malam, ketika toko-toko kosong.

Usia Tua Lebih Rentan

Konsekuensi kesehatan dari isolasi sosial akan lebih berdampak bagi mereka yang berusia lebih tua.  Para peneliti menemukan, bahkan sebelum Virus Corona, sekitar seperempat orang dewasa yang lebih tua dapat didefinisikan sebagai terisolasi secara sosial. Bahkan 43% dari mereka membenarkan bahwa mereka merasa kesepian.

Seseorang bisa saja tidak mengakui bahwa ia merasa kesepian ketika diisolasi, atau sebaliknya bisa saja merasa kesepian tanpa berada dalam kondisi isolasi. Namun kedua kondisi tersebut tampaknya membahayakan kesehatan fisik dan mental.
Isolasi sosial telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini secara signifikan dari semua penyebab.

Laporan itu menemukan, termasuk 50 persen peningkatan risiko terkena demensia, 29 persen peningkatan risiko kejadian penyakit jantung koroner, 25 persen peningkatan risiko kematian akibat kanker, 59 persen peningkatan risiko penurunan fungsional dan 32 persen peningkatan risiko stroke.

Risiko kesehatan mental juga sangat besar. Para peneliti meninjau puluhan studi dan menemukan hubungan yang konsisten antara isolasi sosial dan depresi, kecemasan, dan ide bunuh diri. “Efek kesehatan dari kesepian sangat mencengangkan,” kata Carla Perissinotto, kepala asosiasi untuk program klinis geriatri di UC San Francisco dan kontributor laporan NAS.

Jangan Galau, Begini Cara Menghadapi Pasangan Posesif

Bagaimana Cara Menghentikan Resesi Sosial?

Tidak ada yang dapat menghentikan resesi sosial. Ini merupakan konsekuensi dari rekomendasi kesehatan masyarakat yang tak terhindarkan. Tetapi, ada tindakan dan kebijakan yang bisa meringankannya.

“Jelas, kami ingin orang-orang mengikuti rekomendasi kesehatan masyarakat tentang jarak dan karantina sosial,” kata Boyd, seorang kontributor laporan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional utama tentang konsekuensi kesehatan dari isolasi sosial dan kesepian pada orang dewasa yang lebih tua.

“Tetapi pada saat yang sama, kami ingin mencoba dan memungkinkan orang untuk tetap terhubung sebanyak mungkin. Kita perlu berpikir tentang apa yang dapat dilakukan oleh seorang individu, tetapi juga apa yang kita sebagai tetangga dan masyarakat dapat lakukan, untuk tidak membuatnya lebih buruk daripada yang mungkin dirasakan orang lain,” tambahnya lagi.

Banyak bisnis yang tetap berjalan dengan memakai teknologi berupa hubungan jarak jauh dan telekonferensi.
Vivek, mantan ahli bedah umum, mengatakan untuk mengimbangi berkurangnya interaksi sosial secara langsung, kita harus meningkatkan komunikasi virtual kita dan memastikan kita tidak kehilangan kontak dengan teman dan keluarga.” Konferensi video dan panggilan telepon. Lebih kaya daripada mengirim pesan teks atau mengirim email saja,” ungkapnya.

Sementara bagi individu yang melakukan isolasi diri, bisa melakukan kegiatan positif yang masih diperkenankan seperti membaca, menulis, melukis, bermain game di ponsel dan kegiatan lain untuk mengusir kebosanan atau stres.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.