Ada dua mantan Ketua Umum PSSI yang berkompetisi di dapil yang sama. Dua-duanya lolos menjadi anggota DPR.
JEDA.ID–Mantan Ketua Umum PSSi Djohar Arifin Husin yang menjadi caleg Partai Gerindra dari daerah pemilihan (dapil) Sumatra Utara III akan dilantik menjadi anggota DPR periode 2019-2024. Djohar Arifin Husin sempat disanksi larangan beraktivitas seumur hidup di lingkungan sepak bola di Tanah Air pada 2015.
Sanksi itu kemudian dicabut PSSI pada 2017 lalu. Dalam Pemilu 2019, Djohar Arifin mendulang 41.705 suara di dapil Sumatra Utara III yang meliputi Tanah Karo, Simalungun, Siantar, Binjai, Langkat, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Asahan, dan Kota Tanjungbalai.
Djohar Arifin menjadi satu-satunya caleg Partai Gerindra yang lolos menjadi anggota DPR dari dapil ini. Total ada 10 caleg yang lolos ke Senayan dari Sumatra Utara III.
Beberapa di antaranya tokoh terkenal seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang mendulang suara terbanyak, politikus senior PDIP Junimart Girsang, dan politikus Golkar Agmad Doli Kurnia.
Djohar Arifin merupakan putra daerah di wilayah itu. Laki-laki yang juga menjadi merupakan guru besar di Universitas Islam Sumatra Utara ini lahir di Langkat, 13 September 1950.
Dia menjadi Ketua Umum PSSI pada 2011-2015. Dia terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada 9 Juli 2011 di Kota Solo.
Sebelum menjadi Ketua Umum PSSI, dia pernah menjabat Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia di bawah pimpinan Agum Gumelar dan Pengurus Daerah PSSI Sumatra Utara.
Pemain & Wasit
Pada masa mudanya, Djohar Arifin aktif sebagai pemain dan juga wasit sepak bola tingkat nasional. Namanya pernah tercatat memperkuat PSL Langkat pada periode 1968-1969. Kariernya sebagai pemain kemudian berlanjut di klub papan atas tanah air, PSMS Medan pada kurun 1973-76.
Usai pensiun sebagai pemain sepak bola, Djohar Arifin menjadi wasit nasional dan internasional pada periode 1976 hingga 1987. Selepas itu, dia menjadi match inspector nasional dan internasional.
Setelah Djohar menjadi Ketua Umum PSSI, Komisi Etik PSSI mengeluarkan keputusan tegas kepada Djohar Arifin Husin yaitu sanksi larangan beraktivitas seumur hidup di lingkungan sepak bola di Tanah Air baik di level AFC dan FIFA pada Juli 2015.
Sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, Senin (30/9/2019), mantan Ketua Umum PSSI itu dijatuhi hukuman atas tiga pelanggaran serta diberhentikan dengan tidak hormat dari kepengurusan PSSI sebagai anggota Dewan Kehormatan PSSI periode 2015-2019.
Komisi Etik PSSI menyebut pelanggaran paling fatal yang dilakukan Djohar Arifin adalah menghadiri pertemuan dengan Kemenpora pada 23 Juli atas nama Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 membahas tentang kompetisi, pemain dan perangkat pertandingan.
Pada 2017, PSSI kemudian mengeluarkan putusan baru yaitu mencabut sanksi untuk Djohar. Ada tujuh mantan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang sanksi larangan beraktivitas selama seumur hidup dicabut. Mereka adalah Djohar Arifin, Bob Hippy, Sihar Sitorus, Tuty Dau, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, dan Farid Rahman.
Hinca Panjaitan
Di dapil Sumatra Utara I juga ada nama Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan yang juga lolos ke Senayan. Menariknya, Djohar dan Hinca sama-sama pernah berkiprah di PSSI. Hinca tercatat pernah menjadi Ketua Komisi Disiplin PSSI.
Pada Kongres Luar Biasa PSSI pada 18 April 2015 di Surabaya, Hinca terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI bersama Erwin Dwi Budiawan. Saat kisruh di internal PSSI, Hinca kemudian menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI.
Dalam Pemilu 2019, Hinca mendulang 27.277 suara. Dia juga menjadi satu-satunya caleg Demokrat yang lolos menjadi anggota DPR periode 2019-2024 dari dapil ini.
Hinca yang berprofesi sebagai advokat ini bukan orang baru di DPR. Pada periode 2014-2019, Hinca yang berasal dari Asahan, Sumatra Utara ini duduk di Komisi III DPR.