• Sat, 20 April 2024

Breaking News :

Ini Panduan Beli Saham, Pemula Wajib Catat!

Salah satu instrumen investasi adalah saham.

JEDA.ID-Sebelum berinvestasi di pasar modal, sebaiknya pahami dulu panduan membeli saham. Apalagi jika Anda masih termasuk investor pemula yang masih buta soal jual beli saham.

Nah tips keuangan kali ini bakal membahas panduan beli saham, terutama bagi pemula. Asal tahu saja nih saat ini minat kalangan muda berinvestasi saham semakin tinggi. Salah satu faktornya ialah para influencer yang aktif membagikan pengalaman berinvestasi saham di media sosial.

Namun, banyak sekali pemula yang belum mengetahui cara untuk berinvestasi saham. Nah, berikut ini panduan beli saham bagi pemula yang wajib diketahui seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (16/1/2021):

1. Pilih Perusahaan Sekuritas

Perusahaan sekuritas atau perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi (MI).
perlu memilih perusahaan sekuritas untuk nantinya mengakses pendaftaran rekening dana nasabah (RDN) dan juga melakukan transaksi jual-beli saham.

“Nomor satu cari perusahaan sekuritas yang kredibel. Sampai sekarang ini cukup banyak perusahaan sekuritas, cari yang teman-teman mungkin punya kawan, cari tahu dulu perusahaan sekuritasnya. Apakah dia punya divisi riset? Research is the most important right now. Kenapa? mereka menyajikan loh valuasi tanpa kita mesti tahu laporan keuangan,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Sabtu (16/1/2021).

Ini Deretan Artis Pemain Saham, Siapa Saja Ya?

Cara memilih perusahaan sekuritas terbaik juga bisa dengan memastikan apakah proses pengisian saldo RDN dan menarik dana dari RDN melalui perusahaan tersebut mudah atau sulit.

“Teman-teman cari perusahaan sekuritas yang ketika meletakkan uangnya gampang nggak? Menarik uangnya gampang nggak? Kita kan juga mesti melihat itunya. Cepat nggak? Mudah nggak?” papar Nico.

2. Membuka RDN

Apabila Anda sudah menentukan perusahaan sekuritas yang tepat, maka langkah selanjutnya adalah membuka RDN. RDN atau juga yang biasa disebut Rekening Dana Investor (RDI) adalah rekening dana atas nama nasabah di bank RDN yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diadministrasikan oleh Perantara Pedagang Efek berdasarkan kuasa atau instruksi dari nasabah.

Untuk mulai berinvestasi di pasar saham, Anda  harus memiliki RDN tersebut yang bisa didaftarkan melalui perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di OJK. Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina mengatakan, kini pendaftaran RDN pun bisa dilakukan secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh perusahaan sekuritas.

“Pembukaan rekening saham juga sudah bisa full online melalui aplikasi online,” tutur Susy.

Kembali ke Nico, ia mengatakan calon investor harus menyiapkan KTP, NPWP (jika ada), dan buku tabungan untuk membuka RDN.

Fenomena Munculnya Influencer Saham, Sikapi dengan Bijak

“KTP, NPWP, dan buku tabungan. Kalau tidak ada NPWP, maka KTP dan cover depan buku tabungan cukup. Lalu mengisi formulir,” ujar Nico.

3. Mengisi Saldo RDN

Setelah membuka RDN, maka detikers harus mengisi saldo. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan mengisi saldo RDN bisa dilakukan dengan transfer dari rekening bank yang dimiliki,

“Isi saldo rekening efek sama dengan transfer dengan rekening bank. Kalau kita masukkan uang dari bank kita, masuk ke RDN kita. Waktu mengeluarkan uang kita dari aplikasi RDN kita, keluar ke bank kita,” terang Hans.

4. Memilih Saham yang Akan Dibeli

Sebelum membeli saham, detikers harus memastikan sudah mengenali perusahaan yang sahamnya akan dibeli tersebut. Faktor-faktor lain juga harus dipertimbangkan untuk memilih saham yang bisa dilihat dari kinerja perusahaan, dan prospeknya.

Bagi pemula, cara termudah memilih saham ialah dengan membeli saham-saham dari perusahaan yang dikenali.

“Kalau seandainya dia tidak mau mendalami, dia pertama membeli perusahaan yang dia kenal. Bisa saja dia memang orang kerja di farmasi, sehingga dia memahami perusahaan farmasi itu. Atau dia orang yang kerja di bisnis telekomunikasi. Kalau nggak dia membeli perusahaan-perusahaan yang dia familier, seperti Bank BCA, Mandiri, BNI, itu sesuatu yang familier bagi dia,” papar Hans.

5. Tawar-menawar dalam Membeli Saham

Kembali ke Susy, ia mengatakan harga sebuah saham di pasar modal terbentuk dari harga penawaran dan permintaan yang ada.

“Investasi saham di pasar modal menggunakan prinsip seperti pasar tradisional yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, harga saham yang berlaku di pasar modal terbentuk dari harga penawaran dan permintaan yang ada,” urai Susy.

10 Objek Wisata Paling Ekstrim di Dunia, Mau Coba?

Mekanisme tawar-menawar itulah yang membuat harga saham bisa naik ataupun turun. “Baik transaksi saham di pasar primer, sekunder maupun nego, semuanya merupakan hasil ‘tawar-menawar’ antara pelaku pasar, baik yang ingin membeli saham atau menjual saham tersebut. Itulah sebabnya harga saham dapat mengalami kenaikan maupun penurunan,” jelas dia.

Kemudian, Hans Kwee mengatakan, jika investor sudah menentukan saham yang akan dibeli, maka bisa membeli saham pada harga terakhir (last price) yang tertera di aplikasi perusahaan sekuritas yang digunakan. Namun, jika Anda mau membelinya dengan harga yang lebih murah, maka detikers bisa menawar (bid), dan menunggu antrean apakah tawaran itu diterima oleh orang lain yang mau menjual sahamnya (offer).

“Harga saham itu mekanisme tawar-menawar pasar. Jadi jual-beli, tawar-menawar di pasar. Bisa [membeli saham dengan harga yang lebih murah] caranya dia ada bid dan offer. Jadi orang bisa mengantre. Tapi kalau saya menawar terlalu di bawah, kemungkinan nggak dikasih. Kalau saya berani ambil di atas, langsung bisa,” papar Hans.

Cara Migrasi dari WhatsApp Tanpa Kehilangan Data dan Chat

Untuk tawar menawar sebuah saham dikembalikan lagi pada kemampuan masing-masing investor. Nico Demus mengatakan, jika seorang investor optimistis harga saham sebuah perusahaan akan naik, maka bisa langsung membeli saham pada harga terakhir, sehingga tak perlu melakukan penawaran.

“Balik lagi, kalau dia yakin harga sahamnya naik, kita ambil dari last price. Tapi misalnya nggak terburu-buru, lebih baik beli di harga yang lebih rendah lagi,” ujar Nico.

Apabila sudah melalui semua tahap di atas, maka otomatis saham yang dibeli akan masuk dalam portofolio investor. Selanjutnya, investor tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menarik keuntungan (taking profit).

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.