• Fri, 29 March 2024

Breaking News :

Facebook dan Whatsapp Kompak “Serang” Zoom, Bagaimana dengan Telegram?

Aplikasi Zoom yang memungkinkan layanan video dengan partisipan banyak, kian meroket popularitasnya kini mendapat perlawanan, sebut saja dari Facebook.

JEDA.ID- Aplikasi Zoom yang meroket popularitasnya kian mendapat perlawanan, sebut saja dari Facebook. Layanan video memang  kini menjadi idola sejak lockdown ataupun social distancing diterapkan di banyak negara terkait pandemi Corona.

Dalam waktu hampir bersamaan, Facebook mengumumkan penambahan fitur video di dua layanan messaging andalannya, yaitu Whatsapp dan Facebook Messenger. Fitur tersebut intinya menambah partisipan yang dapat ikut dalam konferensi video.

Whatsapp belum lama ini menambah partisipan saat panggilan grup, baik suara maupun video. Kini bisa diajak hingga tujuh anggota keluarga atau teman lain untuk bertemu secara virtual.

Jadi total peserta panggilan grup menjadi 8 orang. Sebelumnya Whatsapp membatasi jumlah partisipan hingga 4 orang saja. Fitur ini baru tersedia di versi beta 2.20.133 untuk Android dan 2.20.50.25 iOS, tapi Facebook telah mengkonfirmasi segera merilisnya secara resmi.

Di Balik Tingginya Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia

Baru Permulaan

Beberapa waktu kemudian, Facebook meluncurkan fitur video call bernama Messenger Rooms yang dapat menampung partisipan hingga sebanyak 50 orang. Fitur tersebut dapat dipakai di Facebook Messenger dan Grup Facebook.

Jumlah pesertanya mungkin tidak sebesar Zoom yang bisa memuat sampai 100 partisipan, akan tetapi nama besar Facebook mungkin akan membuat orang berpaling atau setidaknya mencobanya.

Dalam wawancara baru-baru ini, Mark Zuckerberg selaku pendiri dan CEO Facebook menyatakan bahwa tren video chat semacam ini barulah permulaan sebelum menjadi fenomena digital yang lebih besar.

“Dunia sudah menuju ke arah ini sebelum adanya Covid-19. Ini adalah tren yang terjadi secara umum, kemampuan untuk merasa lebih hadir meskipun tidak bersama-sama secara fisik,” cetusnya, dikutip detikINET dari Economic Times

Jumlah Telegram Meroket

Sementara itu, belum lama ini Telegram merayakan pencapaian jumlah penggunanya yang tembus 400 juta pengguna aktif. Bersamaan dengan perayaan itu, mereka juga mengumumkan fitur yang paling populer di tengah pandemi virus Corona yaitu panggilan video untuk grup.

Dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (26/4/2020) kedatangan fitur ini diumumkan langsung oleh pendiri Telegram Pavel Durov dalam postingan blog-nya.

Durov mengatakan layanan panggilan video grup yang ada saat ini hanya menawarkan salah satu dari keamanan atau kegunaan. Tapi fitur yang dimiliki Telegram nanti akan menawarkan keduanya.

“Lockdown global yang terjadi saat ini menyoroti kebutuhan alat komunikasi video yang bisa dipercaya,” tulis Durov dalam blog tersebut.

“Ada beberapa aplikasi yang amat atau dapat digunakan, tapi tidak keduanya. Kami ingin memperbaikinya, dan kami akan fokus untuk membawa panggilan video grup yang aman pada tahun 2020,” sambungnya.

Durov hanya mengatakan bahwa fitur ini akan meluncur di tahun 2020, tapi ia tidak memberikan tanggal yang spesifik. Bisa jadi fitur ini baru akan meluncur saat kebijakan lockdown di beberapa negara mulai dilonggarkan.

Sayang Kalau Batal, Ini Tata Cara Menikah Saat Pandemi Corona

Kritik Tajam

Klaim Telegram bahwa layanan panggilan video grup saat ini hanya menawarkan keamanan atau kegunaan tentu merupakan sindiran terhadap Zoom. Layanan konferensi video tersebut memang dilanda banyak masalah keamanan dalam beberapa bulan terakhir.

Klaim Zoom yang mengatakan bahwa layanannya menawarkan enkripsi end-to-end ternyata tidak benar. Belum lagi pengaturan privasinya memudahkan tamu tidak diundang untuk mengganggu pembicaraan, atau yang dikenal dengan istilah Zoombombing.

Walau begitu, Telegram juga mendapat kritik tajam dari komunitas keamanan dan privasi, terutama karena enkripsi end-to-end di platform-nya tidak diaktifkan secara default.

Dalam postingan yang sama, Durov mengatakan jumlah pengguna aktif bulanan Telegram mencapai 400 juta, setahun setelah mencapai 300 juta pengguna.

Telegram juga mendapatkan 1,5 juta pengguna baru setiap harinya, dan mereka mengklaim menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh di lebih dari 20 negara. Tapi pencapaian Telegram masih kalah jauh jika dibanding WhatsApp yang memiliki 2 miliar pengguna hingga Februari 2020.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.