• Tue, 19 March 2024

Breaking News :

Babak Baru Penelitian Asal-Usul Virus Corona, Disebut Bukan dari Wuhan tapi AS

Para pakar tak henti mengungkap asal-usul virus Corona kali pertama muncul dan mewabah. Terbaru, pakar penyakit menular di China klaim virus Corona lebih dulu mewabah di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) sebelum dilaporkan pertama kali di Wuhan.

JEDA.ID– Para pakar tak henti mengungkap asal-usul virus Corona kali pertama muncul dan mewabah. Terbaru, pakar penyakit menular di China klaim virus Corona lebih dulu mewabah di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) sebelum dilaporkan pertama kali di Wuhan.

Zhong Nanshan, ilmuwan yang sebelumnya berhasil menangani epidemi SARS kini menasehati pemerintah China yang mendapat banyak kritik dalam penanganan wabah Corona.

Dikutip dari Daily Star, saat ini banyak orang meyakini virus Corona Covid-19 berasal dari Wuhan. Dicurigai berasal dari pasar makanan Wuhan, dan kelelawar menjadi inang asli virus yang disebut telah menginfeksi hewan lain di pasar Wuhan.

Namun Zhong mengatakan kepada South China Morning Post kalau wabah Corona sudah terjadi sejak November lalu. Ia menegaskan bukan berasal dari Wuhan.

“Itu terjadi pada bulan November di Amerika Serikat [AS] dan juga di Perancis dan Italia, jadi itu adalah masalah dunia bahwa virus itu mungkin sudah ada jauh sebelum dilaporkan di China,” ujar Zhong.

Meski begitu hingga saat ini belum ada bukti bahwa virus Corona ada di Amerika Serikat pada November. Kasus Corona yang kali pertama dikonfirmasi di negara tersebut terjadi pada 21 Januari di wilayah Washington.

Tiga Tanaman Ini Berpotensi Tangkal Virus Corona Menurut LIPI

Peneliti Prancis

Para peneliti Prancis sebelumnya menemukan kasus pada 16 November dan 18 November di mana pasien memiliki gejala yang mengarah pada virus Corona. Michel Schmitt dari Rumah Sakit Albert Schweitzer di Colmar, Prancis, memperingatkan agar tidak mengambil kesimpulan awal dari hasilnya.

“Ini cocok dengan pola yang kita lihat dengan virus Corona, terutama infeksi virus Corona awal di mana Anda melihat beberapa kelainan di beberapa bagian paru-paru tetapi tidak kelainan di mana-mana,” jelas Michael pada NBC News.

Maret lalu, Reuters melaporkan bahwa para ilmuwan Italia sedang memeriksa apakah jumlah kasus pneumonia dan flu lebih tinggi dari biasanya pada 2019.

Adriano Decarli, seorang ahli epidemiologi dan profesor statistik medis di University of Milan, mengatakan telah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena pneumonia dan flu di wilayah Milan dan Lodi antara Oktober dan Desember tahun lalu.

Zhong juga mengecam tuduhan bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan. “Setelah AS membuat tuduhan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok dan Komisi Kesehatan Nasional mengirim tim khusus untuk menyelidiki Institut Virologi Wuhan selama dua minggu,” kata Zhong.

“Para penyelidik menemukan tidak ada yang dapat menunjukkan (virus Corona) diproduksi oleh laboratorium,” tegas Zhong.

“Ini adalah proses evolusi dan itu bisa terjadi di mana saja. Data menunjukkan hal itu terjadi di China, Prancis, dan Amerika Serikat. Kita benar-benar perlu mencari tahu bagaimana ini terjadi,” ujar Zhong.

Evolusi

Sebelumnya, ilmuwan China telah menemukan clade virus Corona baru yang berbeda dari pasien yang terhubung dengan pasar makanan laut Huanan, di Wuhan. Bukti ini menunjukkan bahwa pasar mungkin bukan jadi asal dari virus Corona tersebut.

Clade digunakan untuk mendeskripsikan percabangan evolusi suatu organisme. Clade ini merupakan istilah untuk kelompok taksonomi yang memiliki satu leluhur bersama dan semua keturunannya juga berasal dari nenek moyang yang sama.

Artinya, hasil dari bukti baru yang ditemukan itu menunjukkan pasar mungkin bukan asal dari virus yang menyebabkan pandemi saat ini. Para ahli dari Shanghai Public Health Clinical Center and the National Research Center for Translational Medicine, mengumpulkan sampel genom virus dari 326 pasien di Shanghai, dalam kurun waktu 20 dan 25 Januari.

Mengutip dari Global Times, mereka mengidentifikasi dua clade utama yang didiagnosis pada awal Desember 2019. Mereka memperhatikan genom dari 6 pasien dengan riwayat kontak dengan pasar tersebut termasuk ke dalam satu jenis clade.

Sementara tiga pasien lainnya yang didiagnosis pada periode yang sama, tetapi tanpa adanya kontak ke pasar dikelompokkan dalam clade lainnya. Mereka memperkirakan dua clade ini masih berasal dari satu sumber, yang mungkin berasal dari Wuhan Desember 2019 lalu.

Walaupun berasal dari satu sumber atau nenek moyang, hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya asal-usul penularan lainnya yang terjadi di Shanghai, bukan dari pasar hewan saja. Meskipun tidak ada perbedaan besar dalam segi penularan, dua clade inilah yang banyak berkontribusi di pandemi saat ini.

Fakta-Fakta Face Shield Tangkal Corona, Lebih Ampuh Mana Dibanding Masker Kain?

China Kian Terbuka

Laboratorium Wuhan di China, sempat dituduh menjadi asal muasal virus Corona yang kini sudah menginfeksi lebih dari 5 juta orang di dunia. Tepis rumor tersebut, China kini akui terbuka pada dunia untuk sama-sama cari tahu sumber virus Corona.

“China ‘terbuka’ untuk kerja sama internasional demi mengidentifikasi sumber virus Corona baru. Tetapi penyelidikan apapun harus bebas dari campur tangan politik,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Minggu (24/5/2020), dikutip detikcom dari Channel News Asia.

Wang Yi mengecam apa yang dia sebut upaya oleh politisi AS untuk ‘mengarang rumor’ tentang asal-usul patogen dan ‘menstigmatisasi China’. Amerika Serikat dan Australia beberapa pekan terakhir juga telah menyerukan penyelidikan asal-usul pandemi virus Corona.

Baik Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuduh China kurang transparan dalam masalah ini. Berulang kali pula muncul teori bahwa virus Corona bocor dari laboratorium di Wuhan, China.

Sementara itu, sebagian besar ilmuwan percaya virus Corona melonjak dari hewan ke manusia, kemungkinan dari pasar yang menjual daging hewan eksotis di pusat kota Wuhan, China.

“China terbuka untuk kerja sama dengan komunitas ilmiah internasional untuk mencari sumber virus,” kata Wang pada konferensi pers di sela-sela sesi parlemen tahunan China.

“Pada saat yang sama, kami percaya bahwa ini harus profesional, adil, dan konstruktif. Keadilan berarti proses bebas dari campur tangan politik, menghormati kedaulatan semua negara, dan menentang anggapan yang salah,” kata Wang.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah meminta Beijing untuk mengundang mereka menyelidiki sumber virus Corona.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.