• Thu, 21 November 2024

Breaking News :

Tips Menghindarkan Anak dari Phising dan Aman Berinternet

Selain sisi positif, internet juga bisa menempatkan orang-orang termasuk anak pada risiko buruk seperti phising. Inilah pentingnya berinternet aman.

JEDA.ID-Di masa pandemi seperti sekarang ini, anak-anak mau tidak mau harus belajar secara online. Itu artinya anak punya banyak kesempatan dan waktu untuk menjelajahi dunia maya. Masalahnya ada bahaya mengintai jika anak-anak tanpa pengawasan orang tua, salah satunya adalah phising.

Phishing atau upaya seseorang mencoba mencuri informasi pribadi dengan berpura-pura menjadi orang yang Anda percayai melalui surat elektronik dan lainnya. Hal ini bisa dicegah dan diajarkan cara pencegahannya pada anak.

“Bulan April, kami menemukan sekitar 18 juta malware, ada upaya terkait phishing, ada beberapa juta spam Covid-19 lainnya. Dari sini kami lihat butuh edukasi terkait tangkas berinternet untuk keluarga. Untuk membantu keluarga Indonesia mempraktekkan keamanan berinternet dan membangun kebiasaan berdigital yang baik,” ujar Head of Public Affairs, Asia Tenggara, Google Asia Tenggara, Ryan Rahardjo dalam konferensi pers via daring seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/7/2020).

Aldrich Christopher dari Trust & Safety, Google Asia Pasific dalam Webinar Tangkas Berinternet, belum lama ini, mengatakan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan dengan memeriksa kredibilitas situs.

Sebelum mengklik tautan, link, atau memasukkan sandi di situs, periksa apakah URL di situsnya sama dengan nama dan informasi perusahaan atau produk yang dicari.

Kedua, ajarkan anak menggunakan situs yang aman, salah satunya memastikan URL situs dimulai dengan “https://” dengan ikon gembok.

Ketiga, ajarkan anak jangan mudah tertipu scam. Jika ada email atau situs yang menawarkan sesuatu yang sepertinya tidak masuk akal misalnya peluang untuk menghasilkan banyak uang.

Keempat, ingatkan anak situs atau iklan tidak dapat mengetahui apakah ada masalah pada perangkatnya. Scam dapat mencoba menipu untuk mengunggah malware atau software yang tidak diinginkan dengan memberi tahu Anda ada masalah di perangkat.

Kelima, semua orang bisa tertipu scam di Internet. Ingatkan anak untuk segera memberi tahu Anda, guru atau orang dewasa lainnya yang dia percayai dan segera ubah sandi akun.

Lapar Tengah Malam Selalu Melanda? Ini Trik Menghentikannya

Khusus untuk pembuatan sandi yang kuat, sebaiknya ajarI anak tidak menggunakan informasi pribadi. Ajari mereka membuat kata sandi minimal delapan karakter dengan kombinasi angka, simbol, huruf besar dan kecil atau frasa sandi lalu mengambil inisial dan harus mudah diingat.

Aldrich juga mengingatkan, ada serangan phishing yang jelas-jelas palsu namun ada pula yang tindakannya terlihat sangat meyakinkan.

“Lihat apa yang diminta, kalau informasi pribadi, harus curiga. Tipsnya, lihat apa email terlihat profesional, ada logo, kesalahan eja. Lalu URL apakah sudah pakai https://, ada pop-up berisi spam,” kata dia.

Perlu Tahu, 8 Fitur Rahasia Gmail yang Patut Anda Coba

Selain itu, pada email phishing, apa yang tertulis di bagian persyaratan dan ketentuan tidak cocok dengan pesan di email. Anda bisa sekaligus mempelajari cara mencegah phishing melalui tautan g.co/PhishingQuiz dan g.co/TangkasBerinternet dari Google.

Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nahar, menyambut baik program dari Google ini dan berharap anak-anak bisa terlindungi baik itu tumbuh kembangnya, hak perlindungan ataupun hak partisipasinya.

“Kita ingin semua anak Indonesia tanpa terkecuali mendapatkan perhatian, perlindungan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu di masa pandemi Covid-19 juga, kita tahu bahwa dampak yang ditimbulkan yang terhubung dengan anak, dan khususnya anak-anak yang berhadapan langsung dengan situasi bisa tetap kami lindungi dan tumbuh kembangnya, hak perlindungan dan partisipasinya bisa diperhatikan,” kata dia.

Aman Berinternet

Kemudian, lebih lanjut mengenai program yang bisa diakses melalui g.co/TangkasBerinternet ini, pihak Google menyediakan materi dalam format pdf, poster dan permainan berbasis situs yakni Interland yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital pada anak.

Secara umum, materi yang tersedia mencakup kiat-kiat menjadi pengguna Internet yang positif, tangguh berinternet termasuk kiat membuat kata sandi yang kuat dan aman, cermat berinternet antara lain cara mencegah terkena tipuan scam, bijak berinternet dan berani berinternet.

Menurut Head of Public Affairs, Asia Tenggara, Google Asia Tenggara, Ryan Rahardjo, nantinya, diharapkan melalui program ini terbangun kebiasaan digital yang baik di dalam keluarga sekaligus memberdayakan orang tua dan pengajar dengan menciptakan program yang membantu anak-anak membangun literasi digital.

“Kebiasaan digital yang baik agar dapat membantu mereka menjadi penjelajah dunia online maupun offline yang cerdas, cermat, tangguh bijak dan berani,” kata dia.

Selain “Tangkas Berinternet”, Google juga mengembangkan alat untuk membantu orang tua menetapkan kebiasaan digital yang baik sekaligus menyediakan sumber informasi untuk mengajari anak cara berinternet yang lebih aman, salah satunya melalui aplikasi Family Link.

Melalui aplikasi ini, orang tua bisa mengawasi anak saat menggunakan Internet di sebagian besar perangkat Android atau Chromebook.

Orang tua juga bisa menggunakan Family Link untuk menetapkan aturan dasar digital untuk keluarga, misalnya memantau waktu pemakaian perangkat, mengatur waktu tidur, atau menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak.

Anak-anak harus diawasi saat menggunakan Internet (ilustrasi/freepik)

Anak-anak harus diawasi saat menggunakan Internet (ilustrasi/freepik)

Family Link juga memungkinkan orang tua untuk mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per-aplikasi, filter konten, hingga menyembunyikan aplikasi atau memblokir situs tertentu. Aplikasi ini juga bisa mengarahkan anak ke konten yang baik dengan laporan aplikasi reguler.

Selain itu, ada sejumlah fitur seperti SafeSearch di Google dan Mode Terbatas di YouTube untuk membantu menyaring konten tidak pantas dari hasil pencarian.

Orang tua dapat mengaktifkan fitur ini untuk akun anak yang diawasi melalui aplikasi Family Link untuk mengontrol konten yang dapat dilihat anak.

Founder Sejiwa Foundation, Diena Haryana, mengingatkan pentingnya peran orang tua tidak hanya menjadi pendamping tetapi juga pelindung dan pendidik anak di ranah daring mengingat bahaya di dunia maya sama seperti di dunia nyata.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.