• Thu, 25 April 2024

Breaking News :

Sederet Efek Klorokuin Saat Pengobatan Pasien Covid-19

Istri Tom Hanks, Rita Wilson, menceritakan pengalamannya saat terinfeksi virus Corona termasuk efek obat klorokuin yang dikonsumsinya.

JEDA.ID– Istri Tom Hanks, Rita Wilson, menceritakan pengalamannya saat terinfeksi virus Corona termasuk efek obat klorokuin yang dikonsumsinya.

Dia dan suaminya kini sudah sembuh. Untuk kali pertama seusai sembuh, aktris dan penyanyi ini tampil dalam wawancara di televisi. Dalam acara CBS This Morning’s yang dipandu Gayle King, Rita Wilson mengungkap gejala yang saat itu dirasakannya.

“Aku merasa sangat lelah. Aku pegal-pegal. Tidak nyaman, tidak ingin disentuh. Lalu aku mulai demam, aku menggigil dan belum pernah merasa seperti ini sebelumnya,” ujar Rita Wilson.

Perempuan berusia 63 tahun ini juga kehilangan indera pengecapan dan penciuman. Gejala ini juga dirasakan oleh sejumlah pasien positif Corona di seluruh dunia.

Pada saat itu, dia menjalani pengobatan di Australia. Dokternya sempat memberikan klorokuin kepada Rita Wilson. Demamnya memang turun tapi obat itu memberi efek samping yang luar biasa.

“Demamku turun tapi klorokuin punya efek samping yang ekstrem,” ucap Rita Wilson.

“Aku benar-benar merasa mual dan saya menderita vertigo. Saya tidak bisa berjalan dan otot saya terasa sangat lemah. Saya pikir orang harus sangat mempertimbangkan untuk minum obat itu. Kami tidak tahu apakah ini memang membantu dalam kasus ini,” paparnya.

Tio Pakusadewo Ditangkap Lagi, Ini yang Membuat Pecandu “Rindu” Narkoba

Penelitian di Brazil Meminta Klorokuin Dihentikan

Sebuah penelitian di Brazil yang menguji obat antimalaria klorokuin untuk pasien Covid-19 harus dihentikan lebih awal. Alasannya karena salah satu kelompok pasien mengalami masalah aritmia jantung atau gangguan irama jantung yang berbahaya.

Awalnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah klorokuin bisa dinyatakan sebgai pengobatan aman dan efektif bagi pasien Covid-19. Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok, satu dengan ‘dosis tinggi’ atau 600 mg dua kali sehari dalam 10 hari dan ‘dosis rendah’ sekitar 450 mg selama lima hari.

Namun, pada 81 pasien yang diberikan klorokuin, peneliti melihat adanya gejala yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan, lebih banyak kelompok dalam dosis tinggi mengalami masalah irama jantung.

Dua pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami detak jantung cepat dan abnormal atau takikardia venterikel sebelum meninggal.

Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti akhirnya menghentikan kelompok studi dosis tinggi. Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien Covid-19.

“Studi ini memperlihatkan adanya kekhawatiran dan penghentian pemberian dosis tinggi di seluruh dunia,” tulis peneliti dalam makalah mereka di MedRxiv, mengutip Live Science seperti dilansir detikcom.

Risiko Masalah Irama Jantung

Salah satu rumah sakit di Prancis juga dilaporkan menghentikan pemberian hydroxychloroquine dan klorokuin setelah satu pasien mengalami masalah gangguan irama jantung.

Klorokuin dan hydroxychloroquine telah digunakan selama beberapa dekade sebagai pengobatan untuk malaria dan umumnya ditoleransi dengan baik; tetapi satu komplikasi utama adalah risiko masalah irama jantung yang serius.

“Bagi saya, penelitian ini menyampaikan satu informasi yang bermanfaat, yaitu bahwa klorokuin menyebabkan peningkatan abnormalitas pada [elektrokardiogram] yang bergantung pada dosis yang dapat mempengaruhi orang untuk kematian jantung mendadak,” komentar Dr David Juurlink, kepala divisi farmakologi klinis di University of Toronto, yang tidak terlibat dengan penelitian tersebut.

Jumlah pasien yang terbatas dalam penelitian sejauh ini tidak cukup untuk menentukan apakah obat memiliki manfaat untuk Covid-19. Tetapi, para peneliti masih berencana untuk mendaftarkan pasien dalam kelompok dosis rendah untuk menyelesaikan studi mereka.

Semua pasien dalam penelitian ini juga menggunakan antibiotik yang disebut azithromycin, yang juga diketahui meningkatkan risiko masalah irama jantung. Para peneliti mencatat bahwa mereka tidak dapat menilai efek toksik dari antibiotik ini dengan sendirinya karena semua pasien sudah menggunakan obat sebelum memulai penelitian.

Tetap Sehat, Ini Tips Menjalankan Ibadah Puasa di Tengah Pandemi Corona

Tetap Harus Waspada

Klorokuin, hidroksi klorokuin, dan azithromycin telah digunakan untuk mengobati virus Corona Covid-19. Meski belum ada bukti yang pasti terhadap keefektivitasan dan kelemahannya, dokter tetap harus waspada kemungkinan efek samping serius dari obat-obatan tersebut.

Sebuah ulasan yang dilakukan oleh Canadian Medical Association Journey, menuliskan beberapa potensi berbahaya dari obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan virus Corona.

“Dokter dan pasien harus mewaspadai beberapa efek samping yang jarang tetapi berpotensi mengancam jiwa dari klorokuin dan hidroksi klorokuin,” kata Dr. David Juurlink, Divisi Farmakologi dan Toksikologi Klinis, Pusat Ilmu Kesehatan Sunnybrook, dan ilmuwan senior, dikutip dari Science Daily.

Ulasan yang dipublikasikan dalam jurnal Safety Considerations with Chloroquine, Hydroxychloroquine and Azithromycin in The Management of SARS-CoV-2 Infection pada 8 April lalu memberikan tinjauan umum tentang bahaya yang terkait dengan obat tersebut berdasarkan bukti-bukti yang dihimpun.

Efek samping potensial meliputi:

– Aritmia jantung
– Hipoglikemia
– Efek neuropsikiatri seperti agitasi, kebingungan, halusinasi dan paranoia
– Variabilitas metabolik
– Overdosis yang menyebabkan kejang, koma, dan henti jantung
– Kekurangan obat bagi pasien gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus

Studi tersebut juga merangkum rendahnya bukti yang menunjukkan bahwa perawatan dengan obat-obatan di atas bermanfaat bagi pasien Covid-19 dan memperingatkan adanya kemungkinan pemberian obat dapat memperburuk penyakit.

“Inilah sebabnya kita membutuhkan basis bukti yang lebih luas sebelum secara rutin memberikan obat ini untuk mengobati pasien Covid-19,” pungkas Dr Juurlink.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.