• Sat, 5 October 2024

Breaking News :

Penjelasan Ilmiah Fenomena Hujan Es Batu di Australia

Hujan es seperti di Australia bisa terbentuk ketika tetesan air membeku bersama di daerah atas awan badai yang dingin.

JEDA.ID – Australia kembali menghadapi cuaca ekstrem. Setelah dihantui kebakaran hutan dan lahan, Negeri Kanguru Australia kini harus menghadapi hujan es batu. Bahkan di beberapa tempat, hujan es bisa sebesar batu golf.

Hujan es menghantam Canberra dan Sydney, Australia, menyebabkan banyaknya properti yang hancur. Ukuran hujan es yang terbilang besar ini merusak Gedung Parlemen dan gedung lembaga-lembaga nasional lainnya, sebelum meluas hingga ke pesisir dan ke New South Wales.

Dilansir The Australian, Selasa (21/1/2020), catatan klaim asuransi oleh warga Canberra dikabarkan mencapai 15.000 klaim. Catatan klaim juga meluas hingga ke wilayah Queenbeyan dan beberapa bagian Sydney Selatan, menurut Dewan Asuransi Australia.

Sejumlah warga di Melbourne juga dikabarkan membuat klaim asuransi yang berhubungan dengan kerugian karena hujan es, pada hari Minggu lalu.

Rumah yang tak berlistrik dilaporkan mencapai sekitar 3.000 rumah pada Selasa pagi setelah dilanda hujan es. 14.000 properti di Sutherland Shire dan Pantai Utara juga dilaporkan mendapat ganguan listrik karena angin kencang pada Senin kemarin.

Penjelasan Ilmiah Hujan Es

Dilansir dari laman National Geographic, Senin (21/1/2020) hujan es seperti di Australia terbentuk ketika tetesan air membeku bersama di daerah atas awan badai yang dingin. Sebagian besar hujan es berukuran antara 5 mm hingga 15 cm. Bentuknya cukup beragam dari yang bundar hingga sedikit lebih bergerigi.

Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.

Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara subtropis, tetapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan es adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.

Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi. Dapat juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 – 5 menit atau bisa juga 10 menit tetapi jarang.

Karena itu peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).

Riwayat Kebakaran Dahsyat Australia 1980-2020

Bukan Hujan Beku

Hujan es berbeda dengan hujan beku. Bila hujan beku jatuh dalam bentuk air dan kemudian membeku ketika mendekati tanah atau akan jatuh. Sementara itu, hujan es benar-benar jatuh sebagai benda padat.

Hujan es telah terjadi di banyak belahan dunia. Badai hujan es yang mematikan telah terjadi pada 1888 di Moradabad, India. Kejadian tersebut telah menewaskan lebih dari 250 orang.

China juga sering mengalami badai hujan es, seperti halnya bagian dari Amerika Serikat bagian barat tengah.

Hujan es dapat menyebabkan kerusakan ekstrem pada bangunan, kendaraan, dan tanaman. Tidak mengherankan, orang telah mencoba menemukan cara untuk mencegah hujan es.

Pada abad ke-18, orang Eropa mulai mencoba mencegah hujan es dengan menembakkan meriam ke awan dan membunyikan lonceng gereja.

Pada abad ke-20, Rusia dan Amerika Serikat mencoba penyemaian awan, di mana menambahkan partikel kimia ke awan dari roket atau pesawat terbang . Penyemaian awan dianggap mampu mengendalikan hujan dan hujan es.

Kekeringan Ekstrem, 5 Daerah Tak Hujan 2 Bulan

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.