• Thu, 28 March 2024

Breaking News :

Menarik, Ini 7 Fakta Sekolah di Jepang yang Inspiratif

Sekolah di Jepang juga memiliki aturan dalam mendidik siswa-siswinya, namun ada beberapa yang membedakan dan dinilai unik.

JEDA.ID – Jepang merupakan salah satu negara maju, baik di bidang industri maupun pendidikan yang berkaitan dengan sumber daya manusia.

Karakter bangsa Jepang yang terkenal sangat disiplin dan pekerja keras ternyata dibentuk dari sistem pendidikan mereka yang berkualitas. Sama dengan sistem pendidikan pada umumnya, sekolah di Jepang juga memiliki aturan dalam mendidik siswa-siswinya. Namun ada beberapa yang membedakan dan dinilai unik.

Sistem pendidikan Jepang terbukti mencetak orang-orang yang pintar, sehat, dan santun. Padahal bisa dibilang aturan setiap sekolah di sana sangatlah biasa dan bisa dengan mudah ditiru oleh setiap negara. Lalu apa yang membedakan sistem sekolah di Jepang dengan negara lainnya? Berikut ulasannya:

Fenomena OTG dan Super Spreader di Balik Tingginya Angka Positif Corona

Norma lebih penting daripada pengetahuan

Ujian tidak berlaku bagi murid-murid sekolah dasar di Jepang hingga mereka kelas empat. Umumnya para siswa hanya melakukan ujian sederhana, namun bukan sebagai tolak ukur keberhasilan mereka. Melansir dari Lifehack, Rabu (10/6/2020) sistem pendidikan Jepang menekankan bahwa tiga tahun pertama pada pendidikan dasar merupakan tahap mengembangkan norma dan karekter mereka.

Bukan menilai dari kemampuan belajar atau tingkat pemahaman mereka tentang pelajaran.
Siswa-siswa SD akan diajarkan nilai-nilai kehidupan dasar yang penting seperti hormat kepada orang lain dan lemah lembut terhadap hewan dan menghargai alam. Selain itu mereka akan diajari bagaimana menjadi pribadi yang bijaksana, penuh kasih sayang, dan memiliki empati.

Tidak ada petugas kebersihan sekolah

Sebagian sekolah di Jepang tidak mempekerjakan petugas kebersihan. Hampir sama dengan di Indonesia, para siswa Jepang ditugaskan untuk membersihkan ruang kelas sendiri sesuai pembagian jadwal. Tidak hanya ruang belajar, mereka juga membersihkan seluruh lingkup sekolah seperti lorong, halaman, hingga toilet. Tidak ada pembeda dan batasan untuk melakukan tugas tersebut.

Seluruh tingkat dan kelas memiliki bagian dan tugas masing-masing, dimana setiap tahunnya pembagian tugas selalu bergantian. Dengan sistem ini diharapkan dapat melatih siswa untuk bekerja sama dan saling tolong menolong. Selain itu tentunya akan menghargai kebersihan sekolah, karena kondisi kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama.

Jadi Jubir Baru Gugus Tugas Covid-19, Ini Profil dan Tips Sehat Dokter Reisa

Makan siang bersama

Saat istirahat, murid di Jepang tidak membeli makan dan minuman sembarangan. Sekolah di sana memberikan fasilitas makan sehat bagi para siswa-siswinya. Selain mempertimbangkan takaran gizi yang seimbang, pihak kantin bahkan mengukur hitungan gram makanan yang akan diberikan.

Dalam penyajian makanan sehari-hari, porsi serat jauh lebih banyak dibandingkan unsur gizi yang lain.
Untuk protein, orang Jepang banyak mengonsumsi protein nabati, yang berasal dari daging putih dan ikan. Sementara daging merah hanya diberikan dua kali dalam sepekan.

Makanan ringan tetap ada, namun hanya yang sehat saja seperti ubi rebus, labu, dan kacang-kacangan. Setelah makan, setiap siswa juga berkewajiban untuk membersihkan peralatan makan yang telah mereka gunakan.

Mata pelajaran utama adalah seni

Selain menanamkan nilai norma sejak dini. Sekolah di Jepang juga mengajarkan muridnya untuk menjaga kebudayaaan nenek moyang dengan mempelajari seni. Melansir dari Liputan6, walaupun dikategorikan sebagai negara maju, tidak banyak dari orang Jepang yang menguasai Bahasa Inggris.

Hal ini karena mereka lebih bangga dengan bahasanya sendiri. Selain itu, sebagai wujud kecintaan pada budayanya jarang dari mereka yang mengikuti tren popular dari negara barat.

Para siswa mendapatkan pelajaran tradisional Jepang termasuk kaligrafi dan kesusastraan. Mereka juga diajarkan seni tradisional seperti Shado atau seni menulis indah (kaligrafi Jepang) dan Haiku, salah satu jenis puisi.

Selain seragam, sepatu dan tas juga harus sama

Untuk seragam, sekolah di Jepang tidak memiliki standar khusus baik warna maupun bentuk. Namun secara garis besar para pelajar disana mengenakan seragam berupa baju hitam untuk siswa laki-laki, dan baju sailor dengan rok dan potongan sederhana untuk siswa perempuan. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menanamkan ide bahwa kalau siswa memakai baju yang sama, mereka akan merasa menjadi bagian satu sama lain.

Selain itu, juga ada stigma yang berkembang bahwa daripada mengurusi tentang penampilan, para pelajar hendaknya fokus pada tujuan utama mereka, yakni belajar. Banyak sekolah di Jepang yang mempunyai aturan ketat mengenai apa yang harus dipakai para siswa, termasuk tas, riasan, bahkan potongan rambut.

Jarang ada murid yang membolos

Secara statistik, siswa di Jepang memiliki tingkat kehadiran yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai angka 99 persen. Sangat jarang bagi mereka untuk bolos sekolah. Jangankan membolos, siswa yang tidak memperhatikan guru saat proses belajar mengajar bahkan sangat jarang ditemukan.

Ditulis oleh : Ria Sari Febrianti

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.