Di media sosial, reaksi warganet terhadap video semacam ini beragam.
JEDA.ID-Setiap ada kasus video syur artis, reaksi warganet beragam. Banyak warganet menghakimi beredarnya konten tersebut, tapi ada juga yang kepo mencari link video syur itu.
Ya, selama ini video seks selalu menjadi kontroversi. Namun link video syur tetap dicari atau dibagikan secara diam-diam. Tips gadget kali ini mengulas kebiasaan membagikan link video syur di kalangan pria.
Ada yang menontonnya sendiri, meminta link video, atau membagikannya di grup chat Whatsapp. Diam-diam, perilaku semacam ini makin dianggap ‘lazim’ di kalangan tertentu.
Ingin Lebih Sukses Tahun Depan? Ini 5 Tips Sukses Karier 2021
Untuk mengungkapnya, detikcom merangkum pendapat beberapa pria yang mengaku pernah mendapatkan link video seks dari grup chat. Lantas apa kata mereka terkait hal itu?
Dihubungi Rabu (30/12/2020) pria berinisial I, 22, mengaku pernah membagikan link video dan mendapatkannya di grup chat Whatsapp. Ia menyatakan hal itu wajar dilakukan banyak pria.
“Keknya hampir 90 persen cowo pernah deh [membagikan link video syur],” ujarnya seperti dikutip dari detikcom, Rabu (30/12/2020).
“Kalo gua ngirimnya itu ke group chat or temen gua. Kalo ngirim sih gua ga nyampe 5x sih. Kayak 2-4 kali gitu kalo ditotal. Dan kalo gua sama temen-temen gua nganggepnya ini jokes,” lanjutnya.
Dihubungi terpisah, J, 23, mengatakan ia sering kali dikirimi link video seks di grup chat Whatsapp yang berisi teman terdekatnya. Meski sendiri tak ikut meneruskan untuk menontonnya, ia menganggap membagikan link tersebut merupakan candaan semata.
Daftar Aplikasi Dirundung Masalah Selama 2020, Apa Sajakah?
“Kalau yang share link ada temen, kadang sesekali nge-share link di grup. Terkadang nge-share link juga cuman buat bahan candaan doang,” jelas J.
Jika beberapa pria mengaku pernah dan menganggap wajar berbagi link atau konten video syur, beberapa pria ada yang memilih untuk tidak ikut me-reshare atau bahkan menontonnya. Simak alasannya di halaman selanjutnya
Seorang pria berinisial O, 24, beberapa kali mengaku menerima tautan berisi video seks di grup chat Whatsapp. Namun tak meneruskan untuk menontonnya.
“Pernah juga tapi sekilas udah ga diterusin,” ucapnya sambil tertawa.
Bahkan di sisi lain, beberapa pria mengaku risih dan menyayangkan kebiasaan itu.
W, 22, menceritakan pengalamannya mendapat link video seks padahal ia sedang membahas foto lain terkait dengan aktivitas ridingnya, hal itu sedikit membuatnya kecewa.
“Kecewa karena waktu itu tuh kita lagi pada minta foto, jadi kita minta link drive dong, nah pas dikasih ternyata drive yang isinyabukan foto,” ujarnya.
Meski tak dipungkiri, ia sering menonton video seks melalui kanal yang menyediakan, W menganggap bahwa hal tersebut merupakan privasi yang tak perlu dibagikan kepada orang lain.
Pria asal Bogor berinisial R juga mengungkapkan hal serupa. Baginya hobi menonton video seks adalah sesuatu yang sangat pribadi dan hanya perlu dijadikan koleksi sendiri saja.
Awas! Gejala Radang Otak Muncul Pada Pasien Virus Corona
Di media sosial, reaksi warganet terhadap video semacam ini beragam. Sebagian netizen ada yang mengutuk, menghakimi, tapi ada juga yang menanyakan link video bahkan malah ikut menyebarkannya.
Psikolog klinis dari Pro Help Center Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan alasan atau motif dari setiap orang menyebarkan link video syur tersebut beragam.
“Masyarakat kan macam-macam isi kepalanya dan isi hatinya. Tujuan minta link video tentu bermacam macam. Ada yang murni penasaran. Ada yang menjadikan video tersebut pelampiasan amarah amarahnya pada hal lain yang selama ini terpendam dan dengan video tersebut ia jadi merasa boleh mengeluarkan amarahnya atau kata-kata pedasnya,” jelas Rahma saat dihubungi detikcom, belum lama ini.
“Ada pula yang secara norma ia tahu bahwa video tersebut tidak baik sehingga menghujatnya, namun karena ramai diberitakan jadi penasaran juga,” tambah Rahma.
Selain itu, Rahma berpesan, sebaiknya sebagai pengkonsumsi berita, masyarakat harus cerdas. Fokus pada apa yang menjadi tujuan, bukan sekedar ikut-ikutan mengomentari dan meramaikan yang viral. Dan berpikirlah dengan kritis dan bijak sebelum menghakimi dan memutuskan ikut menyebarkannya