• Sun, 28 April 2024

Breaking News :

Tak Berkategori

Apakah Ada Puasa Mutih Menurut Ajaran Islam?

Sebenarnya puasa mutih ada enggak ya menurut ajaran Islam? Yuk cari tahu jawabannya di bawah ini.

JEDA.ID — Bagaimana menurut ajaran Islam mengatur puasa mutih?

Sebagaimana diketahui, setelah Aurel Hermansyah menggunggah momen dirinya ketika menjalani puasa mutih, tradisi ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Sebenarnya, ada enggak ya puasa mutih menurut Islam?

Baca Juga: Intip Penampilan Wali Kota Solo Gibran yang Necis Banget!

Berdasarkan informasi yang diberitakan Solopos.com dari penelitian yang dilakukan IAIN Kudus, puasa mutih bukan termasuk puasa sunah dalam Islam.

Sehingga puasa mutih menurut Islam tidak ada hukumnya. Di mana puasa mutih saat ini lebih dikenal sebagai bentuk ritual Jawa yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai ilmu, seperti ilmu gaib maupun supranatural dan juga menjelang pernikahan.

Baca Juga: Kenalan Yuk Sama Pemain Sinetron Ikatan Cinta, Profilnya Lengkap Pol!

“Secara asalnya saja, puasa mutih memang bukan berasal dari ajaran Islam secara langsung. Kebiasaan atau ritual ini merupakan bentuk perkembangan dari ajaran Islam yang kemudian diadaptasi dalam tradisi atau ritual Iokal di Jawa. Tidak sunah, tentu belum tentu juga bernilai ibadah dihadapan Allah SWT,” keterangan dalam penelitian itu.

Bukan hanya itu, pelaksanaan puasa mutih bagi beberapa orang juga memiliki tujuan untuk bisa mendapatkan petunjuk, keberkahan, dan penghapusan dosa dari Allah SWT.

Baca Juga: Apa Manfaat Puasa Mutih untuk Nikah, Seperti yang dilakukan Aurel Hermansyah?

Puasa mutih biasanya dilakukan pada tanggal tertentu saat datangnya bulan purnama yang memunculkan sinar putih.

Puasa Mutih, Hanya Makan Nasi Putih

Meski puasa mutih tidak dijelaskan menurut Islam, tradisi ini masih dipegang teguh oleh sebagian orang.

Dalam pelaksanannnya, seseorang yang melakukan puasa mutih hanya diperbolehkan makan nasi putih dan air putih saja serta tak boleh menambahkan garam, gula, maupun penyedap rasa ke makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga: Masih Jauh dari Target, Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Baru 1,5 Juta

Orang Jawa terdahulu percaya untuk menjalani sebuah tujuan atau hajat besar seperti pernikahan harus dilakukan puasa mutih. Puasa mutih sebelum hari H pernikahan konon dipercaya mampu membuat penganti terhindar dari hal negatif.

Tak hanya itu, puasa mutih juga dipercaya membuat pengantin perempuan terlihat lebih cantik dan auranya terpancar saat hari pernikahan.

Baca Juga: 5 Lokasi di Solo Ini Cocok untuk Spot Foto Kece Hlo, Yakin Gak Mau ke Sini?

Menurut tradisi Jawa pula, puasa mutih dipercaya bisa membersihkan diri sebelum hari H pernikahan.

Lama seseorang melakukan puasa mutih pun berbeda. Ada yang melakukannya tiga hari, tujuh hari hingga 40 hari.

Ditulis oleh : Nugroho Meidinata

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.