• Mon, 25 November 2024

Breaking News :

Agar Anak Tak Takut ke Dokter Gigi, Begini Saran Psikolog

Gigi merupakan salah satu bagian yang harus dijaga kebersihannya dan perlu diperiksakan ke dokter gigi secara berkala.

JEDA.ID – Ada kalanya orang tua bingung saat harus mengajak anak ke dokter gigi karena sang buah hati menangis atau ketakutan.

Gigi merupakan salah satu bagian yang harus dijaga kebersihannya dan perlu diperiksa secara berkala.

Namun, saat mengajak anak Anda periksa gigi, biasanya dia begitu ketakutan. Dokter gigi tampaknya memiliki imej menyeramkan bagi sebagian besar anak-anak. Ketakutan akan peralatan hingga ruangannya yang tampak seperti meja operasi menjadi alasan mengapa anak enggan jika diajak ke sana.

Psikolog Anak dan Keluarga, Ayoe Sutomo pun mengungkap bahwa orang tua turut berperan dalam menciptakan imej ini. Tak jarang orang tua menakut-nakuti anak yang nakal akan dibawa ke dokter gigi. Hal ini membuat anak trauma dengan profesi satu ini. Padahal kesehatan gigi anak harus diperiksa minimal enam bulan sekali.

Jika orang tua ingin kunjungan Si Kecil periksa gigi lebih mudah dan tanpa pemaksaan sana-sini, ada sejumlah trik yang bisa Anda lakukan. Berikut tipsnya dilansir Suara.com Rabu, (20/3/2019) dan sumber lain.

Menguak Misteri Sundaland, Benua yang Tenggelam di Indonesia

1. Countering

Hal ini berarti tidak mengonotasikan pengalaman negatif dengan kunjungan ke dokter gigi kepada anak.
“Hal ini bisa diatasi dengan countering. Artinya kita tidak bisa mengkonotasikan pengalaman negatif dengan kunjungan ke dokter gigi.” ujar Ayoe dalam temu media di Jakarta, Rabu (20/3/2019) dikutip dari Suara.com.

2. Mulai sejak dini

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi ketakutan anak adalah dengan membawa anak periksa gigi sejak dini. Bahkan disarankan saat gigi pertama anak tumbuh atau ketika anak berusia 1 tahun. Dengan memulai pengenalan ke dokter gigi sedini mungkin, selain membuat giginya sehat juga membentuk kebiasaan dan kenyamanan anak saat memeriksakan gigi.

3. Gunakan kata-kata yang positif

Sebisa mungkin hindari kata-kata yang membuat anak takut, seperti “suntik”, “sakit”, dan sebagainya. Sebaliknya, katakan kepada anak bahwa dokter gigi akan membuat giginya bersih, sehat, dan kuat. Penggunaan kata-kata yang positif seperti “sehat” dan “kuat” akan membuat kunjungan ke dokter gigi terdengar fun dan menyenangkan ketimbang menyeramkan.

Jangan pula mengatakan bahwa “semuanya akan baik-baik saja”, karena jika ternyata anak membutuhkan perawatan khusus, bisa dipastikan ia akan hilang kepercayaan dengan dokter gigi maupun Anda.

4. Sampaikan informasi yang benar

Psikolog Ayoe menambahkan, orang tua sebagai figur yang dipercaya anak seharusnya menyampaikan informasi yang benar termasuk soal perawatan gigi. Ketika orangtua justru menjadikan dokter gigi sebagai sosok yang harus ditakuti maka anak pun akan trauma jika memeriksakan kondisi giginya.

5. Pilih suasana yang menyenangkan

Memilih suasana yang menyenangkan menjadi salah satu cara juga untuk membujuk anak. Paling tidak orang tua bisa cari dokter gigi dengan suasana yang menyenangkan. Momen memeriksakan  gigi bisa jadi acara keluarga. Orang tua harus memilih dokter gigi yang tidak mengerikan.

6. Berikan dukungan penuh

Tidak dimungkiri bahwa anak yang bandel atau berani sekalipun pasti merasa gugup atau waswas ketika diajak memeriksakan  gigi. Apalagi ketika dokter gigi mulai melakukan pemeriksaan gigi. Karena itu, penting bagi Anda untuk memberikan dukungan penuh kepada anak, dengan berada di satu ruangan yang sama saat perawatan.

7. Dampingi anak

Selama proses pemeriksaan berlangsung, temani si Kecil di ruang pemeriksaan dokter gigi, supaya anak lebih nyaman dan percaya diri, apalagi jika itu adalah kunjungan pertamanya. Jangan lupa untuk memberikan pujian atas keberaniannya.

8. Jangan menyogok anak

Seperti dilansir dari klikdokter, banyak ahli yang tidak merekomendasikan menjanjikan anak suguhan istimewa jika berperilaku baik di klinik gigi. Melakukannya hanya akan meningkatkan kekhawatirannya.

Menjanjikan hadiah yang manis-manis juga bisa bikin anak bingung setelah dokter gigi mengedukasinya untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dengan menghindari makanan manis yang bisa bikin gigi berlubang. Daripada menyogok anak dengan hadiah, apalagi dengan makanan atau minuman manis, puji ia misalnya dengan memberikan stiker atau mainan kecil sebagai dorongan.

Perokok Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini 4 Faktor Penyebabnya

Bila Terlanjur Trauma

Lalu bagaimana jika anak terlanjur trauma dengan periksa gigi, karena pengalaman memeriksakan gigi yang buruk? Ayoe mengatakan jika anak sudah bisa diajak diskusi maka orang tua bisa menyampaikan bahwa tidak semua dokter gigi menyeramkan. Anda bisa mengganti pengalaman buruk yang terlanjur terpatri dengan pengalaman menyenangkan.

“Kalau usia anak masih kecil dan dia pernah ada pengalaman buruk maka harus diganti dengan ke dokter gigi yang menyenangkan. Cari yang lebih friendly atau punya ruangan khusus anak sehingga pengalaman mengerikan itu bisa tergantikan. Sehingga anak dapat mengambil kesimpulan kalau ada hlo dokter gigi yang menyenangkan,” ujar dia.

Ditulis oleh : Kristina Wulandari

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.