Menumbuhkan minat baca anak bisa dimulai dengan mengajarkan anak tentang lebih berharga membelanjakan hasil tabungan untuk membeli buku.
JEDA.ID–Kemampuan literasi anak Indonesia kerap menjadi sorotan karena dinilai masih rendah. Menumbuhkan minat baca anak sejak dini bisa menjadi awal yang baik untuk memperbaiki kemampuan literasi.
Saat ini menumbuhkan minat baca anak menjadi tantangan besar bagi orang tua. Berkembangnya teknologi kerap membuat anak lebih asyik bermain game di telepon pintar atau menonton televisi.
Padahal, ada banyak keuntungan bila anak memiliki kemampuan baca misalnya akan membuat anak lebih kaya perbendaharaan kosakata. Bisa juga memperlancar kemampuan berbicara, menambah pengetahuan di luar yang diajarkan orang tua dan lingkungan.
Hal yang tidak bisa dikesampingkan, dengan membaca akan memengaruhi karakter anak. Inilah mengapa orang tua punya peran besar untuk menumbuhkan minat baca anak sejak kecil.
Alasan Mengapa Usia Masuk SD Harus 7 Tahun
Menumbuhkan minat baca anak akan mempermudah mewujudkan budaya baca dan tradisi keberaksaraan pada anak ke depannya.
Meski tantangannya besar, ada beberapa langkah yang bisa diambil orang tua untuk menumbuhkan minat baca anak sebagaimana dilansir dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, beberapa waktu lalu.
Pertama, orang tua menyediakan banyak bahan bacaan. Ini bisa berupa buku, majalah, komik, koran dan lain sebagainya yang relevan untuk anak. Atau bisa lebih menarik bila membuat semacam perpustakan di rumah.
Hal tersebut membuat anak terbiasa dekat dengan bahan bacaan. Tentunya akan mempermudah anak dalam mengakses bacaan sesuai dengan keinginan dan kesukaan mereka.
Memberikan Contoh
Kedua, orang tua harus memberikan contoh kepada anak dengan meluangkan waktu setiap harinya untuk membaca. Menumbuhkan minat baca anak memang diawali dari teladan orang tua.
Misalnya ketika pagi hari sebelum berangkat kerja atau sepulang kerja ketika anak sedang di rumah. Orang tua adalah figur pertama kali yang didolakan anak. Apabila idolanya gemar membaca anak otomatis akan menirunya.
Ketiga, orang tua harus rajin membacakan buku terhadap anak setiap harinya. Membacakan buku yang memuat hal-hal dunia anak, mulai dari imajiner maupun pengetahuan lain, tentunya disesuaikan dengan umur anak.
Intinya hal-hal yang menghibur sekaligus mendidik buah hati. Membacakan buku terhadap anak dapat dilakukan setelah anak selesai belajar, atau sebelum ia tidur. Jadi, orang tua perlu menciptakan kesan bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan.
Keempat, orang tua perlu menambah intensitas komunikasi dengan anak dengan menceritakan hasil bacaannya. Selain bercerita, orang tua juga meminta diceritakan hasil bacaan anaknya, pengalaman menarik atau hal-hal yang dapat diteladani.
Kuasai 6 Literasi Dasar Agar Siap Hadapi Era Industri 4.0
Adanya komunikasi ini akan mebambah semangat anak untuk menambah bacaan setiap harinya. Tentunya saat anak menceritakan hasil bacaannya, orang tua harus memperhatikan agar tidak mengecewakan sang buah hati.
Kelima, saat pergi ke toko buku untuk membeli buku, orang tua sebaiknya melibatkan anak libatkan. Menumbuhkan minat baca anak ini bisa dimulai dengan mengajarkan anak tentang lebih berharga membelanjakan hasil tabungan untuk membeli buku, ketimbang untuk membeli barang-barang lain yang tidak terlalu penting.
Keenam, orang tua perlu mengajak anak satu atau dua pekan sekali mengunjungi perpustakaan umum atau perpustakaan keliling. Berilah kesempatan kepada anak untuk melihat-lihat koleksi perputakaan tersebut dan meminjamnya untuk dibaca di rumah.
Selain itu, orang tua juga dapat merekomendasikan anak sering-sering mengunjungi perpustakaan sekolah, untuk membaca di tempat atau meminjamnya dan dibaca ketika jam istirahat.
Tak Boleh Paksakan Anak
Upaya menumbuhkan minat baca anak ini digencarkan Kemendikbud lewat Gernas Baku atau Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku.
Ini merupakan gerakan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak. Salah satu caranya adalah dengan pembiasaan di rumah, di satuan pendidikan anak usida dini (PAUD), dan lingkungan masyarakat.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud, Sukiman, mengatakan salah satu tujuan diluncurkannya Gernas Baku adalah untuk membiasakan orang tua membacakan buku kepada anak-anak.
Namun, mengenalkan aksara atau buku untuk anak-anak tidak boleh memaksakan anak untuk bisa membaca sejak dini.
Manfaat Teka-Teki Kreatif yang Bisa Asah Otak Anak
“Pengenalan aksara ke anak usia dini bisa melalui keaktifan orang tua dalam mengenalkan buku. Prinsipnya, proses pengenalan baca-tulis pada anak usia dini jangan dipaksakan. Untuk anak-anak tertentu yang sudah punya keinginan bisa membaca tidak msalah, yang penting prosesnya tidak dipaksa,” tutur Sukiman sebagaimana dikutip dari laman Kemendikbud.
Upaya menumbuhkan minat baca anak lewat Gernas Baku ini tikdak lepas dari kebiasaan anak. Berdasarkan survei Badan Pusat Statisik (BPS) pada 2015, 91,47 persen anak usia sekolah lebih suka menonton televisi, dan hanya 13,11 persen yang suka membaca.