Salah satu alasan usia masuk SD 7 tahun adalah anak pada usia 5-6 tahun masih dalam tahap mengembangkan keterampilan sosial dan motorik.
JEDA.ID–Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyarankan agar usia anak masuk SD adalah 7 tahun. Peraturan usia masuk SD 7 tahaun ini pun kerap menuai protes dari orang tua.
Banyak orang tua beralasan anak mereka siap masuk sekolah dasar atau SD karena sudah mampu baca tulis dan berhitung. Salah satu alasan usia masuk SD 7 tahun adalah anak pada usia 5-6 tahun masih dalam tahap mengembangkan keterampilan sosial dan motorik atau gerak.
Sedangkan untuk mulai belajar di kelas 1 SD anak harus sudah bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu yang cukup lama dan dalam ruang yang terbatas.
Berikut ini beberapa alasan mengapa usia masuk SD ditetapkan 7 tahun minimal 6 tahun sebagaimana dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, Sabtu (2/11/2019).
Aspek Fisik
Pada usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik termasuk untuk diam di kelas sampai siang. Gerakan motorik anak sudah lebih bagus, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk.
Misalnya pada usia masuk SD anak yang berumur 7 tahun sudah mampu memegang pensil sehingga jika harus menulis bisa dilakukan tanpa bantuan orang lain. Sementara usia kurang dari 6 tahun terkadang belum siap karena anak-anak usia ini masih suka bermain.
Aspek Psikologis
Dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berkonsentrasi dengan baik pada usia di atas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi meningkat.
Anak akan semakin mampu memilah materi mana yang harus diperhatikan dan yang harus diabaikan. Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit.
Anak yang terlalu dini masuk SD umumnya masih bermasalah khususnya di kelas I karena belum siap untuk belajar berkonsentrasi. Ia masih mengembangkan keterampilan geraknya.
Akibatnya dia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektualnya dia sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal yang disediakan.
Aspek Kognitif
Alasan usia masuk SD 7 tahun adalah saat akan masuk ke SD anak diharapkan mampu membaca, menulis, berhitung sederhana. Selain itu, anak juga diharapkan mampu mengikuti instruksi, paham dan bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Aspek Emosi
Umumnya anak yang terlalu dini masuk SD memang cukup matang secara akademik. Namun, biasanya kematangan emosi dan kemandiriannya belum maksimal. Padahal di jenjang SD anak tidak lagi akan mendapat perhatian seperti di TK.
Anak diharapkan lebih mandiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orang tua. Jadi, masalah yang akan terlihat adalah anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, tapi di sisi lain, misalnya anak masih minta ditunggui bunda atau tidak berani pipis sendiri di toilet umum sekolah.
Atau akan mudah menyerah terhadap tugas yang diberikan atau tidak mau mengerjakan PR karena masih lebih suka bermain dan sebagainya.
Melihat berbagai aspek tersebut, Kemendikbud menyarankan usia masuk SD 7 tahun. Orang tua diminta melihat kondisi anak agar tidak terlalu dini menyekolahkan anak.
Jika belum yakin memasukkan anak ke SD tidak perlu dipaksakan. Alangkah baiknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Biarkan anak juga yang menentukan. Keberhasilan dan perkembangan anak juga ditentukan oleh keputusan awal memasukkan anak ke SD.