• Fri, 22 November 2024

Breaking News :

5 Perempuan Inspiratif yang Berkontribusi di Bidang Kesehatan

Peringatan Hari Kartini untuk menghormati jasa-jasa R.A Kartini sebagai pelopor emansipasi kaum perempuan selalu diadakan setiap 21 April.

JEDA.ID – Peringatan Hari Kartini untuk menghormati jasa-jasa R.A Kartini sebagai pelopor emansipasi kaum perempuan selalu diadakan setiap 21 April.

Tampaknya perjuangan R.A Kartini berhasil melahirkan penerus perempuan-perempuan yang tak hanya pintar tapi juga inspiratif.

Saat ini banyak ditemukan sosok Kartini baru yang menginspirasi kaum wanita lainnya, salah satunya di bidang kesehatan. Selain menginspirasi, sosok mereka juga memberikan kontribusi bagi kemaslahatan banyak orang.

Berikut lima sosok Kartini masa kini bidang kesehatan di Indonesia seperti dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/4/2020):

Hasri Ainun Habibie, Pendiri Bank Mata Indonesia

Walaupun sudah wafat pada 2010, Hasri Ainun Habibie atau yang dikenal sebagai Ainun Habibie akan tetap dikenang, atas jasa besarnya dalam dunia medis Indonesia. Melansir dari Wikipedia, Selasa (20/4/2020) hal tersebut terbukti ketika ia menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) Pusat pada 2010.

Ainun yang memperoleh gelar dokternya pada 1961 dari Universitas Indonesia, kemudian bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat. Kehadiran bank mata yang didirikannya, sempat menjadi kontroversi di Tanah Air. Ainun kemudian memperjuangkan lahirnya regulasi untuk donor mata.

Fatwa halal bagi donor mata merupakan buah perjuangan Ainun. Sebelum wafat, Ainun berpesan agar kelangsungan kegiatan bank mata dipertahankan. Ia berharap masyarakat mampu menumbuhkan budaya mendonorkan kornea. Sedangkan, Bank Mata telah banyak membantu tunanetra dari keluarga tidak mampu.

5 Makanan Penunjang Diet Bagi Penderita Hemofilia

Nila Moeloek, Mantan Menteri Kesehatan

Nila Moeloek (liputan6)

Nila Moeloek (liputan6)

Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek merupakan Menteri Kesehatan Indonesia ke-20, ia menjabat pada 2014 hingga 2019. Tak hanya, itu ia merupakan Ketua Medical Research Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sejak 2007. Dalam dunia organisasi kesehatan dan medis, Nila menjadi sosok yang sulit dicari padanannya.

Selain dipercaya memimpin Dharma Wanita Persatuan (2004-2009), beliau juga memimpin Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami), Yayasan Kanker Indonesia (2011-2016), merupakan anggota Dewan The Partnership for Maternal Child and Neonatal Health (PMNCH), lembaga internasional yang melaksanakan inisiatif strategis Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Ibu dan Anak serta anggota dewan penasihat EAT Forum, sebuah inisiatif global berfokus pada isu pangan dan kesehatan.

Tak mengherankan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 meminta Nila menjadi Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium Development Goals, yang bertugas menurunkan kasus HIV-AIDS dan angka kematian ibu dan anak di Indonesia.

Nafsiah Mboi, Dokter Spesialis Anak

Nafsiah Mboi (wikipedia)

Nafsiah Mboi (wikipedia)

Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH merupakan dokter spesialis anak dan juga sempat menjabat sebagai Menteri Kesehatan  2012-2014. Ia telah mengenyam pendidikan di Indonesia, Eropa dan Amerika Serikat. Sama seperti kaum wanita inspiratif lainnya, Nafsiah juga memiliki pengalaman karier yang panjang.

Ia pernah menjabat seagai Ketua Komite PBB untuk Hak-hak Anak (1997-1999), Direktur Department of Gender and Women’s Health, WHO, Geneva Switzerland (1999-2002) dan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (2006-sekarang). Nafsiah juga menduduki kursi Anggota DPR/MPR RI untuk periode 1992-1997. Nafsiah dikenal sebagai sukarelawan dan pekerja masyarakat sejak masih berstatus sebagai pelajar.

Selain itu, Nafsiah pun aktif menyuarakan program keluarga berencana. Ia mendedikasikan diri untuk upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.

Padamnya Kemanusiaan demi Pamor, di Balik Tas Diduga dari Tulang Manusia

Melly Budhiman, Ketua Yayasan Autisma Indonesia

Melly Budhiman (detik)

Melly Budhiman (detik)

Dr. Melly Budhiman SpKJ, merupakan seorang psikiater anak, yang kini lebih memfokuskan dirinya pada anak-anak dengan sindrom autisme. Melansir dari Detik.com, dulunya dr. Melly kerap menulis artikel seputar kesehatan anak Indonesia di beberapa media. Lalu pada 1994, ada salah satu kantor media yang memintanya untuk menulis artikel tentang autisme.

Dr. Melly menyetujui usulan tersebut, mengingat minimnya informasi yang belum diketahui masyarakat mengenai autisme. Ia merujuk pada teori-teori lama yang menjelaskan tentang autisme, termasuk gejalanya. Akhirnya pada 1997, Melly bersama rekannya yang lain mendirikan Yayasan Autisma Indonesia (YAI).Tanpa tujuan komersial, yayasan ini melayani kebutuhan anak-anak penderita autis.

Siti Sumiati, Bidan Apung di Kepulauan Seribu

 Siti Sumiati (okezone)

Siti Sumiati (okezone)

Wanita yang lahir di Madiun pada 1952 ini, menjadi seorang bidan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu sejak 1971. Perempuan yang akrab disapa bidan Sum ini tetap semangat melayani masyarakat setempat walaupun keterbatasan fasilitas. Dalam menjalani profesinya, Sum menggunakan ojek kapal, tak jarang ia harus menerjang ombat saat mengunjungi rumah warga.

Melansir dari Okezone, berkat kegigihannya, tingkat angka kematian ibu melahirkan di Kepulauan Seribu semakin berkurang tiap tahunnya. Tak hanya itu, ia juga mendapat apresiasi dari World Health Organization (WHO) pada 2008. Di depan Kongres Bidan Sedunia di Glasgow, Skotlandia, Sum menceritakan kisahnya sebagai bidan di Kepulauan Seribu.

Ditulis oleh : Ria Sari Febrianti

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.