Ketika pemeran film tertusuk benda tajam seperti pisau, mereka langsung mencabut pisau. Ternyata cara ini sangat tidak dibenarkan.
JEDA ID–Tidak seperti kehidupan nyata, film kadang melebih-lebihkan kejadian untuk menarik minat penonton. Gejala medis dan pemeran film sakit sering muncul dalam berbagai adegan film.
Namun, tidak semua kondisi medis digambarkan dalam kondisi yang sebenarnya. Hal ini bisa menjadi masalah pemahaman terhadap orang yang tidak memiliki latar belakang medis.
Mereka akan menganggap kondisi tertentu bisa ditangani oleh diri mereka sendiri, padahal tidak semudah itu.
Berikut kami sampaikan 5 kondisi medis dalam film yang ternyata bebeda dari kehidupan nyata sebagaimana dilansir dari listverse.com, Senin (29/7/2019)
Amnesia
Amnesia dalam film biasanya digambarkan dengan kondisi seseorang yang kehilangan ingatan. Mereka lupa identitas sepenuhnya ketika menderita penyakit ini.
Namun, mereka masih bisa mengingat cara berkomunikasi dan kegiatan sehari-hari. Mereka bahkan bisa mengingat kejadian masa lalu jika dipicu beberapa rangsangan seperti foto atau video.
Faktanya, amnesia tidak seperti yang ada di film. Biasanya amnesia diikuti dengan gejala kehilangan keseimbangan tubuh dan kebingungan.
Terkadang penderita juga berhalusinasi yang menghasilkan ingatan buatan. Amnesia memang bisa menghapus ingatan seseorang sepenuhnya, hanya jika kecelakaan yang dialami sangat fatal.
Amnesia ringan hanya menghapus ingatan yang baru terjadi, penderita masih memiliki ingatan lama seperti kondisi masa kecil.
Serangan Jantung
Rasa sakit yang tiba-tiba sampai membuat penderita jatuh ke lantai sudah menjadi gambaran umum serangan jantung dalam film. Dalam adegen film, penderita akan langsung terkapar tidak sadarkan diri hingga butuh pertolongan medis.
Nyatanya, serangan jantung biasanya memiliki beberapa fase, seperti rasa sakit di dada yang tidak kunjung hilang. Kondisi seperti dalam film hanya terjadi jika penyakit jantung tidak segera ditangani.
Tidak selalu dada terasa sakit yang tiba-tiba merupakan gejala serangan jantung. Bisa jadi itu merupakan gejala penyakit lain. Tetapi jika rasa sakit terus muncul, ada baiknya jika segera memeriksa kesehatan.
Mimisan
Hidung berdarah atau mimisan biasanya muncul setelah seseorang terkena pukulan di hidungnya. Mereka biasanya menekan hidung sambil mengangkat kepala agar darah tidak keluar.
Ternyata ini bukan penanganan yang tepat untuk korban mimisan, bahkan cara ini bisa menyebabkan tersedak karena darah yang masuk ke tenggorokan.
Mengompres hidung dengan es juga tidak dianjurkan. Meskipun bisa menghentikan pendarahan sejenak, es tidak bisa menutup luka di dalam hidung.
Penanganan yang benar untuk mimisan adalah dengan duduk tegak sambil mencondongkan tubuh ke depan, lalu tekan hidung hingga pendarahan berhenti.
Luka Tusuk
Ketika pemeran film tertusuk benda tajam seperti pisau, mereka langsung mencabut pisau agar tidak terasa sakit. Ternyata cara ini sangat tidak dibenarkan.
Jika kita terkena tusukan, lebih baik kita biarkan dan segera mencari pertolongan medis. Mencabut benda tajam sama saja memperparah karena akan menggores kembali bagian tubuh.
Selain itu jika tertusuk di bagian yang fatal, kita tidak boleh langsung mencabut benda tajam. Hal ini akan menimbulkan pendarahan dan membuat kita kehabisan darah.
CPR
CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation adalah teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti.
Adegan film berupa tindakan medis yaitu CPR biasanya dilakukan ketika seseorang tenggelam. Terkadang CPR juga dilakukan kepada siapa pun yang detak jantungnya terhenti.
Para ahli memang mengatakan CPR merupakan cara terbaik untuk memicu detak jantung seseorang. Tetapi CPR tidak selalu berhasil menyadarkan seseorang yang detak jantungnya berhenti seperti dalam film.
Bahkan biasanya korban tenggelam tetap tidak bisa diselamatkan setelah dilakukan CPR.