Kucumbu Tubuh Indahku diputar di Venice International Film Festival ke-75 tahun 2018.
JEDA.ID – Film Indonesia Kucumbu Tubuh Indahku akhirnya gagal masuk nominasi Piala Oscar 2020. Film karya sutradara top, Garin Nugroho, itu gagal masuk nominasi Feature Film ajang bertajuk Academy Awards itu.
Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS) selaku penyelenggara Academy Awards tak meloloskan film Kucumbu Tubuh Indahku untuk Piala Oscar 2020. Ampas telah menyeleksi 91 film dari berbagai negara untuk kategori ini dan sudah merumuskan daftar pendek kandidat nominasi Piala Oscar.
Dari 91 film tersebut, terpilih tujuh film yang kemudian dilengkapi dengan tiga film pilihan Komite International Feature Film untuk menghasilkan daftar pendek ini.
Setelah terpilih 10 film untuk daftar pendek, seluruh anggota AMPAS kemudian akan memilih lima sampai enam film untuk menjadi nominasi International Feature Film.
Kucumbu Tubuh Indahku merupakan film kedua Garin yang dipilih untuk mewakili Indonesia ke Oscar. Sebelumnya, film Daun di Atas Bantal (1998) juga pernah dikirim ke Oscar tapi belum berhasil menembus sebagai nominee.
Film Kucumbu Tubuh Indahku berkisah tentang penari Lengger bernama Juno. Sejak ditinggal ayahnya, Juno bergabung dengan sanggar tari Lengger.
Tak diduga tarian itu membuatnya menapaki perjalanan hidup yang berliku. Sampai pada akhirnya, Juno bisa memahami dan menerima keindahan hidup sebagai seorang penari Lengger.
Karakter Film Paling Ikonik yang Diperankan Keanu Reeves
Film Fenomenal
AMPAS menyebut nominasi lengkap Oscar 2020 akan diumumkan pada 13 Januari 2020 waktu Amerika Serikat.
Meski batal masuk Oscar, film ini terbilang fenomenal. Kucumbu Tubuh Indahku juga masuk 12 nominasi dari 11 kategori ajang penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2019. 12 nominasi itu diraih oleh Kucumbu Tubuh Indahku lewat 11 kategori.
Kategori tersebut adalah Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, dan Pengarah Artistik Terbaik. Selain itu, ada Penyunting Gambar Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.
Kucumbu Tubuh Indahku juga diputar di Venice International Film Festival ke-75 tahun 2018. Serta, membawa pulang dua penghargaan Festival Film Tempo 2018.
Masih di tahun 2018, film ini mendapatkan penghargaan di Bisato D’oro Award Venice Independent Film Critic di Italia, Film Terbaik pada Festival Des 3 Continents di Perancis, dan Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards di Australia.
Gundala Bukan Film Termahal, Ini Deretan Film Indonesia Berbiaya Besar
Kontroversi
Film ini sempat diprotes sejumlah kelompok masyarakat. Pada 11 November 2019 sebuah organisasi masyarakat berupaya menghentikan paksa film ini lantaran dianggap mempromosikan isu LGBT.
Saat itu, sejumlah orang tengah menggelar nonton bareng film karya Garin Nugroho di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL) yang berada di Kompleks PKOR Way Halim, Selasa siang.
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat hingga pemerintah daerah menentang dan menolak film yang dibintangi oleh artis peran Muhammad Khan tersebut sejak dirilis pada 18 April 2019.
Salah satunya adalah Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, yang mengeluarkan surat edaran melayang penayangan. Ia melarang karena khawatir film itu berdampak negatif pada masyarakat Kabupaten Kubu Raya khususnya.
Kemudian, hal yang sama juga diikuti oleh Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat; Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat; hingga Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat. Bahkan, buntutnya ada petisi menentang dan memboikot film tersebut untuk tayang di beberapa kota bermunculan di media sosial.
Petisi lewat laman Change.org tersebut berjudul “Gawat! Indonesia Sudah Mulai Memproduksi Film LGBT dengan Judul “Kucumbu Tubuh Indahku“.
Singkat cerita film ini akhirnya dihentikan penayangannya. Menanggapi gelombang protes ini, Garin Nugroho tak tinggal diam. Garin mengaku kecewa kepada pemerintah karena film arahannya dihentikan pemutarannya.
Menurut Garin Nugroho film yang turut dibintangi Randy Pangalila itu sudah mengikuti prosedur yang berlaku. Bahkan filmnya masuk ke beberapa nominasi di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2019 dan mewakili Indonesia diajang penghargaan Oscar.
5 Film Horor yang Diangkat dari Kisah Nyata
Sinopsis
Film ini juga melibatkan beberapa pemain seperti, Sujiwo Tejo (Guru Lengger), Teuku Rifnu Wikana (Bupati), Randy Pangalila (Petinju), Whani Dharmawan (Warok), Endah Laras (Bibi Juno) dan Windarti (Guru Tari). Selain itu, musisi Mondo Gascaro menjadi pengisi soundtrack dan music composer dalam film ini.
Film ini mengangkat kisah perjalanan hidup seorang penari di sebuah desa kecil di Jawa. Juno Kecil, terpaksa harus hidup sendiri sejak ayahnya meninggalkannya akibat kekerasaan yang dialami.
Di tengah kesendiriaanya, Juno akhirnya bergabung dengan sanggar tari Lengger. Trauma dialami Juno pertama kali ketika ia melihat konflik guru tari lengger senior di desanya.
Sejak itu, Juno harus hidup berpindah pindah dari satu desa ke desa lain. Seiring dengan perjalannya menjadi dewasa, Juno mendapat perhatian dan kasih sayang dari guru tarinya, bibinya seorang penjual ayam, pamannya seorang penjahit, seorang petinju, dan seorang Warok.
Semua pengalaman yang dilalui membuat Juno memiliki sebuah perjalanan yang membawanya menemukan keindahan hidup. Cerita dalam film ini diangkat dari kisah seorang penari dan koreografer bernama Rianto. Ia juga bermain dalam film Kucumbu Tubuh Indahku sebagai Juno Dewasa.
Selain itu, karakter Juno juga diperankan oleh dua aktor lain, yaitu Muhammad Khan sebagai Juno Remaja dan Raditya Evandra sebagai Juno Kecil.
Selain kisah hidup Rianto, kisah kelompok-kelompok tari di Jawa juga menjadi inspirasi cerita dalam film ini.