Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jembatan megah yang diberi nama Jembatan Holtekamp saat melakukan kunjungan kerja ke Papua dan Papua Barat,
JEDA.ID--Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jembatan megah yang diberi nama Jembatan Holtekamp saat melakukan kunjungan kerja ke Papua dan Papua Barat, Senin (28/11/2019). Jembatan ini diharapkan jadi ikon Papua.
“Jembatan Holtekamp itu diharapkan menjadi pendukung ekonomi masyarakat, karena ini memotong jalur dari Hamadi, dan mempercepat waktu tempuh dari Jayapura ke Muara Tami dan Pos Lintas Batas Negara [PLBN] Skouw,” bunyi keterangan Setkab seperti dilansir detikcom.
Pembangunan jembatan ini punya perjalanan panjang. Memang, untuk membangun jembatan ini butuh dana yang tak sedikit. Berdasarkan catatan detikcom, jembatan ini membutuhkan biaya Rp 1,6 triliun. Pembangunan jembatan ini melibat anggaran pemerintah pusat dan daerah.
Pembangunan jembatan ini dimulai pada 9 Mei 2019. Peletakan batu pertama untuk jembatan ini dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi. Meski jembatan ini untuk Papua, namun pekerjaan pembangunannya sebagian dilakukan di Surabaya oleh PT PAL. Sebagian pekerjaan itu ialah berupa pekerjaan struktur baja jembatan. Pembangunan sengaja dilakukan di Surabaya karena memadai secara infrastruktur.
Maklum, jembatan ini memiliki dua bentang utama di mana satu bentangnya memiliki berat total hingga 2.000 ton. Kemudian, puncak lengkung jembatan memiliki tinggi 20 meter. Sehingga, untuk membangun jembatan ini dibutuhkan crane bukan hanya tinggi namun juga kuat.
Setelah rampung, bentang jembatan dengan panjang masing-masing 112 meter ini dikirim ke Papua. Pelepasan pengapalan bentang jembatan dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada 3 Desember 2017 di Galangan PT PAL Surabaya. “Ini adalah struktur jembatan yang enggak main-main. Pengawasannya harus diperhatikan betul. Makanya ini kami kerjakan di tempatnya PT PAL,” kata Basuki seperti dilansir detikcom.
Rekor Muri
Proses pengapalan memakan waktu 28-30 hari. Wajar saja butuh waktu lama lantaran kapal harus berlayar menempuh jarak hingga ribuan kilometer. Pengapalan jembatan ini pun menyabet dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) lantaran pengiriman rangka baja pelengkung tengah secara utuh dan menempuh jarak 3.200 km.
Sesampainya di Papua, konstruksi pembangunan dilakukan.
Pada pertengahan September 2018 lalu progres pembangunan jembatan sebenarnya sudah mencapai 99,7% dan ditargetkan rampung akhir September 2018. Kini, Jembatan Holtekamp kebanggaan Jokowi itu siap diresmikan.
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja memiliki banyak pulau. Untuk melakukan akses ke pulau satu dengan pulau yang lain memang harus menggunakan alat transportasi air atau bisa juga melalui jembatan. Ternyata untuk membantu perjalanan masyarakat yang berada di wilayah-wilayah tersebut, terdapat jembatan-jembatan yang tidak hanya membantu namun juga indah dan tidak jarang menjadi ikon kota tempat jembatan itu dibangun. Berikut jembatan megah yang menjadi ikon daerah setempat seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Jembatan Suramadu
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Ground Breaking pembangunan jembatan ini dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan dibangun serta diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009[1]. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah Rp4,5 triliun.
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
2. Jembatan Ampera
Jembatan Ampera (Amanat penderitaan rakyat) adalah sebuah jembatan megah di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga fondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
3. Jembatan Barelang
Jembatan Barelang (singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang) adalah sekumpulan jembatan megah yang menghubungkan pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru di daerah Batam, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Masyarakat setempat menyebutnya “Jembatan Barelang”. Ada juga yang menyebutnya “Jembatan Habibie” sebagai bentuk penghargaan atas jasa beliau dalam mengembangkan pulau Batam sebagai pulau industri serta mempelopori pembangunan jembatan ini.
Jembatan Barelang merupakan ikon Kota Batam yang populer, khususnya bagi masyarakat Kepulauan Riau. Jembatan ini menjadi salah satu tujuan utama dalam berwisata di Pulau Batam. Jembatan Barelang merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri.
Dibangun guna memperluas wilayah kerja Otorita Batam, jembatan ini telah menyedot anggaran sebesar Rp400 miliar selama enam tahun (1992 – 1998) pembangunannya. Enam buah jembatan ini telah menghubungkan jalur Trans Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer.
4. Jembatan Pasupati
Bagian Utara dan Timur Kota Bandung dihubungkan oleh Jembatan Pasupati. Jembatan megah pertama yang menggunakan tekologi antigempa ini juga menjadi salah satu ikon kota bandung. Jembatan Pasupati atau Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30-60 m. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung.
Jalan Layang Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari bagian tengah Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman Pasupati.
5. Jembatan Rumpiang
Jembatan yang terletak di Marabahan, Kalimantan Selatan ini memiliki panjang 753 meter dan diresmikan pada tanggal 25 April 2008 oleh Presiden RI yang saat itu dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Jembatan Rumpiang adalah jembatan yamg membentang di atas sungai Barito, kota Marabahan, kabupaten Barito Kuala. Jembatan tersebut memperlancar arus lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya yang sebelumnya harus menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Sungai Barito.
Jembatan Rumpiang memiliki total panjang bentang 753 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi pelengkung rangka baja. Pembangunan Jembatan Rumpiang dimulai sejak akhir tahun 2003, menggunakan dana baik dari APBN maupun APBD Kabupaten Barito Kuala dan Pemprov Kalimantan Selatan sebesar Rp174,5 miliar.