JEDA.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk sembilan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang terdiri dari tokoh-tokoh senior Nasional. Salah satunya adalah Habib Luthfi bin Yahya.
Ada total sembilan anggota Wantimpres yang dilantik Jokowi. Mereka memiliki latar belakang politikus, pengusaha, hingga pernah berkarier di militer.
Beda Gaya Dakwah, 5 Kiai Muda Ini Viral di Kalangan Milenial
“Tentu saja urusan rekam jejak, pengalaman di bidang masing-masing, urusan kapabilitas, integritas, saya kira semua. Dan beliau-beliau ini memiliki kapasitas untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden, baik diminta maupun tidak diminta,” kata Jokowi dilansir Detik.com, Jumat (13/12/2019).
Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya adalah tokoh nasional populer dengan gaya ceramahnya yang lembut. Ketua MUI Jawa Tengah ini terkenal sebagai salah satu tokoh yang menyebarkan gaya dakwah Islam di Nusantara.
Jadi Wantimpres, Wiranto sampai Tahir Dapat Gaji Rp17,5 juta
Profil Habib Luthfi
Ulama yang lahir di Kota Pekalongan, 10 November 1947 tersebut terpilih secara aklamasi sebagai pemimpin Forum Sufi Dunia pada pengukuhan Forum Sufi Dunia di Hotel Santika, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2019) malam.
Menteri Pertahanan (Menhan) Kabinet Kerja 2014-2019 Ryamizard Ryacudu memberikan gelar khusus kepada Habib Luthfi bin Yahya sebagai Habib NKRI. Dikatakan Menhan, perkembangan tarekat di dalam negeri sangat luar biasa, hal itu tidak lepas dari peran Habib Luthfi bin Yahya sejak dirinya menjadi pemimpin tarekat di Indonesia.
Habib Luthfi tercatat dalam urutan ke-37 daftar 500 muslim paling berpengaruh di dunia edisi Oktober 2018. Peringkat tersebut dirilis Pusat Studi Strategis Islami Kerajaan Jordania.
Habib Luthfi termasuk tokoh yang mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Merdeka, 2 Maret 2017, bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, dan Yunahar Ilyas dari Muhammadiyah.
Perjalanan Cinta UAS dan Sang Mantan Istri Hingga Berujung Cerai
Menyerukan Persatuan
Habib Luthfi adalah tokoh yang getol menyerukan persatuan. Selain itu, Habib Luthfi sering menegaskan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final. NKRI sudah sesuai syariah.
Salah satu indikatornya adalah Indonesia menolak penjajahan. “Syariah melarang keras adanya penjajahan di mana pun. Kami selaku anak bangsa selaku bangsa wajib untuk mengatasi hal tersebut supaya penjajah itu angkat kaki dari bumi yang diinjak yang bukan haknya,” kata Habib Luthfi dilansir Detik.com, 2 Januari 2019.
Selain itu, setiap suku bangsa, Habib Luthfi melanjutkan, sudah mendapatkan jatah wilayah masing-masing. Misalnya, China di China, Arab di Arab, dan Indonesia di Indonesia. Terhadap putra-putra Indonesia, menurut Habib Luthfi, yang terpenting adalah sejauh mana mengenal pemberian Yang Mahakuasa tersebut.
“Dan bukti kita berterima kasih kepada Yang Mahakuasa itu apa, atas pemberiannya? Kalau kita mengerti atas pemberian Allah SWT pasti akan menghormati sekalipun sehelai rumput yang kering atau sebutir pasir,” papar Habib.
Habib Luthfi bin Yahya kerap mengingatkan masyarakat Indonesia menghormati presiden dan lembaga kepresidenan. Dia juga meminta masyarakat menghormati peraturan-peraturan yang telah dirintis para pendiri bangsa.
Menurut Habib Luthfi, jika bukan bangsa sendiri yang menghargai kepala negaranya, jangan salahkan jika negara lain juga tak menghormati Indonesia. “Efek kita tidak menghargai kepala negara, jangan dikira di luar (negeri) tidak berefek besar. Nah kita menjaga di sini. Siapa pun pemimpin negara ini, kita wajib menghargai secara kelembagaan,” kata dia.
Riwayat Keilmuan
Habib Luthfi Bin Yahya pernah mondok di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara yang pada saat itu diasuh oleh KH. Abdullah Hadziq bin Hasbullah.
Pendidikan pertama Habib Luthfi diterima dari ayah al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya ia belajar di Madrasah Salafiah.
Pada tahun 1959, ia melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan di negara-negara lainnya.
Ia menerima ilmu syariah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.
Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashawuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran.
Habib Luthfi memiliki peran penting dalam organisasi Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (MATAN). MATAN adalah Organisasi tarekat untuk kalangan mahasiswa yang diprakarsai oleh dirinya yang berafiliasi kepada organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).
Nasab Habib
Berikut silsilah nasab Habib Luthfi bin Yahya yang tersambung ke Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad SAW
Sayidatina Fathimah az-Zahra + Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
Imam Husein ash-Sibth
Imam Ali Zainal Abiddin
Imam Muhammad al-Baqir
Imam Ja’far Shadiq
Imam Ali al-Uraidhi
Imam Muhammad an-Naqib
Imam Isa an-Naqib ar-Rumi
Imam Ahmad Al-Muhajir
Imam Ubaidullah
Imam Alwy Ba’Alawy
Imam Muhammad
Imam Alwy
Imam Ali Khali Qasam
Imam Muhammad Shahib Marbath
Imam Ali
Imam Al-Faqih al-Muqaddam Muhammd Ba’Alawy
Imam Alwy al-Ghuyyur
Imam Ali Maula Darrak
Imam Muhammad Maulad Dawileh
Imam Alwy an-Nasiq
Al-Habib Ali
Al-Habib Hasan
Al-Imam Yahya Ba’Alawy
Al-Habib Ahmad
Al-Habib Syekh
Al-Habib Muhammad
Al-Habib Thoha
Al-Habib Muhammad al-Qodhi
Al-Habib Thoha
Al-Habib Hasan
Al-Habib Thoha
Al-Habib Umar
Al-Habib Hasyim
Al-Habib Ali
Al-Habib Muhammad Luthfi