• Thu, 25 April 2024

Breaking News :

Wiranto Bantah Isu Jual Hanura Rp200 Miliar ke OSO, Begini Perbandingan Harta Mereka

Wiranto pun mengakui melakukan rekayasa di munaslub pada 2016 agar OSO terpilih sebagai ketua umum. Namun ada catatan yang diberikan Wiranto kepada OSO.

JEDA.ID–Hubungan pendiri Partai Hanura Wiranto dengan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mengalami pasang surut. Mereka mesra pada awal OSO memimpin Hanura pada Desember 2016, namun sempat retak pada awal 2018.

Kini hubungan Wiranto dengan OSO kembali memanas. Belum lagi ada isu yang bergulir bila Wiranto menjual Hanura kepada OSO senilai Rp200 miliar. Bagaimana dengan harta yang mereka miliki?

Wiranto dan OSO sama-sama pernah menjadi pejabat negara yang wajib melaporkan harta mereka. Wiranto pernah menjadi Menkopolhukam era pemerintahan Jokowi-JK dan OSO menjadi Ketua DPD.

Jadi Wantimpres, Wiranto sampai Tahir Dapat Gaji Rp17,5 juta

Wiranto kali terakhir melaporkan LHKPN ke KPK pada 31 Maret 2019 saat masih menjadi Menkopolhukam. Wiranto yang baru saja ditunjuk menjadi Ketua Wantimpres ini tercatat memiliki harta Rp542.423.236.210. Dengan harta sebanyak itu, Wiranto menjadi menteri terkaya kedua di era pemerintahan Jokowi-JK.

Sedangkan OSO saat akhir masa jabatan Ketua DPD melaporkan hartanya ke KPK pada 31 Maret 2019. Dia tercatat memiliki harta Rp472.680.245.851. Berikut detail harta yang dimiliki Wiranto dan OSO.

Harta Wiranto

  • 56 Bidang tanah dan atau bangunan di Tangerang, Jakarta Pusat, Gorontalo, Bone Bolango, Bogor, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jember, dan Lebak senilai Rp276.878.364.000.
  • 3 Kendaraan bermotor yaitu Harley Davidson keluaran 1999, mobil Toyota Alphard buatan 2015, dan Toyota Kijang yang semuanya senilai Rp915 juta.
  • Harta bergerak lainnya Rp17.315.400.000
  • Surat berharga Rp15,65 miliar
  • Kas setara kas Rp114.339.472.210
  • Harta lainnya Rp117,325 miliar

Harta OSO

  • 35 Bidang tanah dan atau bangunan di Jakarta Selatan, Pontianak, Ketapang, Semarang, Jakarta Pusat senilai Rp329.637.334.000.
  • 7 Kendaraan bermotor yaitu Toyota Fortuner 2011, Land Rover Evoque, Cadillac Escalade, Suzuki Grand VItara, Nissan Elgrand, Toyota Vellfire, dan sedan Mercedes Benx S320 yang semuanya senilai Rp3,355 miliar
  • Harta bergerak lainnya Rp8.257.049.000
  • Surat berharga Rp61,5 miliar
  • Kas dan setara kas Rp43.159.452.637
  • Harta lainnya Rp27.346.000.000

Konflik Wiranto dan OSO tidak lepas dari masalah di Hanura. Awaknya, Wiranto mendirikan Partai Hanura pada 21 Desember 2006 bersama sejumlah tokoh lainnya seperti Fuad Bawazier, Tuti Alawiyah, Bernard Kent Sondakh, Subagyo H.S., Elza Syarief, Anwar Fuadi, dan Teguh Samudra.

Kala itu, Wiranto didapuk menjadi Ketua Umum Hanura. Pada 8 Juli 2016, Wiranto menyatakan nonaktif dari Ketua Umum Hanura karena menjadi Menkopolhukam.

Setelah itu, OSO mulai memimpin Partai Hanura mulai 22 Desember 2016 setelah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Hanura periode 2016-2020.

Luhut Jadi Menteri Terkaya Era Pemerintahan Jokowi-JK

Wiranto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (18/12/2019), sebagaimana dilansir dari Detikcom, menyatakan dia mundur dari jabatan Ketua Umum Hanura karena dipilih Presiden Jokowi sebagai Menkopolhukam.

”Di sini muncul kesadaran saya bagaimana mungkin saya sebagai Menko Polhukam tapi merangkap ketum partai politik. Sedangkan Menko Polhukam tugasnya adalah bagaimana melakukan berbagai upaya untuk stabilitas politik. Untuk penegakan hukum dan stabilitas keamanan,” kata Wiranto.

Rakayasa di Munaslub

OSO pun kemudian menggantikan Wiranto sebagai orang nomor satu di Hanura. Wiranto pun mengakui melakukan rekayasa di munaslub pada 2016 agar OSO terpilih sebagai ketua umum. Namun ada catatan yang diberikan Wiranto kepada OSO.

Catatan yang dimaksud adalah soal adanya posisi baru di Hanura, meski sebenarnya tidak ada dalam AD/ART, yakni Ketua Dewan Pembina Partai.

Menurut Wiranto, kekuasaan di partai yang tadinya di ketua umum akan dibawa ke ketua dewan pembina yang tidak lain adalah dirinya. OSO pun disebutnya menyetujui catatan itu.

Meski mengakui ada rekayasa agar OSO menjadi ketua umum Hanura, Wiranto membantah isu yang berkembang yaitu dia menjual Hanura ke OSO seharga Rp 200 miliar.

”Pada saat saya menyerahkan jabatan ketua umum dari saya ke OSO timbul isu, Pak Wiranto jual partai ini, Pak Wiranto dapat Rp 200 miliar, ampun deh besar sekali. Demi Allah tidak sepeser pun saya terima duit dari OSO, bahkan saya larang kita minta uang dari OSO,” sambung dia.

Cerita Politik Dinasti Orang Tua-Anak di Indonesia

Hanura kubu OSO tengah menggelar munas yang awalnya digelar 2020. OSO pun terpilih kembali menjadi ketua umum Hanura. Ketua DPD Hanura DKI Jakarta Muhammad Ongen Sangaji menyatakan Wiranto tidak lagi menjadi pengurus Hanura sejak OSO menjadi ketua umum.

Ongen menyatakan struktur Dewan Pembina tak ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Hanura. ”Sejak Pak Wiranto memberikan mandat Pak OSO sebagai ketua umum. Sejak hari itu Pak Wiranto tidak menjadi pengurus partai lagi karena memang tidak ada di struktur,” kata dia sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Ditulis oleh : Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.