• Sat, 27 April 2024

Breaking News :

Tak Perlu Takut, Ini Tips Jalani Kenormalan Baru di Masa Pandemi

Pemerintah telah meminta masyarakat untuk berdamai dengan Covid-19 dan menjalankan hidup new normal atau kenormalan baru.

JEDA.ID–Pemerintah telah meminta masyarakat untuk berdamai dengan Covid-19 dan menjalankan hidup new normal atau kenormalan baru.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa tatanan kenormalan baru untuk kegiatan produktif yang aman dari Covid-19 akan diterapkan di sektor-sektor tertentu yang dinilai sudah bisa menjalankannya.

“Nanti juga akan kita mulai untuk tatanan baru ini, kita coba di beberapa kabupaten dan kota yang sudah memiliki R0-nya di bawah 1 dan di sektor-sektor tertentu yang kita lihat di lapangan bisa mengikuti tatanan baru yang ingin kita kerjakan,” katanya di Jakarta, Rabu (27/5/2020), saat menyampaikan pengantar dalam rapat mengenai persiapan pelaksanaan tatanan kenormalan baru.

Pemerintah tengah mempersiapkan penerapan tatanan kenormalan baru di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota dengan tingkat penularan Covid-19 yang sudah tergolong rendah.

Tatanan kenormalan baru, yang mencakup pelaksanaan protokol pencegahan penularan Covid-19, dijalankan supaya masyarakat dapat kembali beraktivitas secara aman.

Guna memastikan masyarakat mematuhi protokol kesehatan, pemerintah mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan.

Mereka juga akan mengingatkan warga mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19.

Ingin Keluar atau Masuk Jakarta Harus Punya Surat Izin, Begini Cara Bikinnya

Kenormalan baru adalah adaptasi lawan Covid-19

Kenormalan baru di tengah pandemi adalah adaptasi untuk memutus rantai infeksi COVID-19 bukan menerima keadaan tanpa berbuat apapun.

Hal itu diungkapkan sukarelawan medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr. Tirta Mandira Hudhi.

“Yang paling penting adalah maksudnya menerima di sini bukan berarti kita salaman dengan Covid-19,” kata dr. Tirta dalam konferensi pers Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, menerima normal yang baru adalah berusaha mengontrol infeksinya karena penyakit itu akan selalu ada selama belum ditemukan vaksin atau obat untuk mengentaskannya.

Memutus rantai infeksi masih menjadi satu-satunya cara dan hal itu tetap dilakukan ketika aktivitas masyarakat mulai dilaksanakan.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan cara adaptasi baru. Dia mencontohkan bagaimana sebuah restoran beradaptasi di era normal baru dengan membuat sekat untuk menjaga jarak.

Perilaku Hidup Bersih

Covid-19, menurut dr. Tirta, telah membuat masyarakat kini mulai benar-benar memberlakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang sudah dicanangkan pemerintah selama belasan tahun.

“PHBS ini harus kita laksanakan lebih lanjut, protokol kesehatan kita jalankan sesuai dengan kebijakan pemerintah,” kata dia.

Protokol kesehatan yang tetap harus dijalankan adalah menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak satu sama lain di tempat umum.

Jika memang banyak tempat umum seperti pasar dan pusat perbelanjaan akan dibuka, kata dia, maka sukarelawan akan membantu pemerintah dengan memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan dengan salah satunya menjaga kebersihan diri.

Namun, tidak sedikit yang takut saat diminta kembali keluar rumah, karena pandemi masih berlangsung.

Terkait hal itu, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Leonardi Goenawan, Sp. KJ menyarankan agar kita melakukan beberapa hal berikut, untuk bisa menerima keadaan new normal, seperti dilansir suara.com.

Belum Terungkap, Sejumlah Kasus Pembunuhan Ini Masih Misteri

1. Jeda dari Menonton dan Membaca Berita

Hal ini karena ketakutan yang berlebihan bisa membuat panik. Meski demikian tetap dengar imbauan protokol kesehatan yang diberikan Kementerian Kesehatan RI serta lembaga terkait.

“Berikan diri Anda istirahat dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita, termasuk media sosial. Mendengar info pandemi berulang kali bisa membuat hanyut dalam kekhawatiran yang berlebihan,” jelasnya dari rilis yang diterima suara.com beberapa waktu lalu.

2. Memelihara Kesehatan

Untuk bisa beradaptasi dengen new normal dan agar kuat melawan virus, pastikan daya tahan tubuh tetap kuat dan terjaga, dengan olahraga intensitas ringan hingga sedang.

“Seperti latihan napas, stretching, yoga, atau meditasi. Makan makanan yang sehat dan berimbang dan berolahraga secara teratur juga tidur dengan waktu yang cukup. Hindari penggunaan alkohol, rokok, dan obat-obatan yang tidak perlu,” terang dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu.

3. Berikan Waktu untuk Santai

Lakukan beberapa aktivitas lain yang Anda sukai. Berbagai penelitian memperlihatkan hubungan resiprokal (terbalik) antara stres dan aktivitas fisik. Semakin rutin beraktivitas fisik maka semakin rendah tingkat stres yang miliki.

Selain itu, aktivitas fisik dan olahraga terbukti penting dalam manajemen stres yang efektif, karena dapat menurunkan kadar hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuh.

“Pada saat yang sama aktivitas fisik menstimulasi produksi endorfin, yaitu bahan kimia yang diproduksi oleh otak dan berfungsi sebagai pereda rasa sakit. Endorfin juga dapat menghasilkan perasaan relaks dan optimisme ketika Anda berolahraga rutin,” terangnya.

4. Tetap Berkomunikasi dengan Orang Lain

Berbicaralah dengan orang yang dipercayai tentang perasaan dan kekhawatiran yang dirasakan.

Dengan bercerita pada orang lain, maka akan meringankan separuh dari beban yang dirasakan. Setelah mampu menerima dengan keadaan new normal dan bisa bersantai.

Selanjutnya penting untuk kembali produktif dan melakukan kegiatan menyenangkan untuk dijalani. Caranya sebagai berikut:

– Menjaga kesehatan fisik dan mental seoptimal mungkin.

– Sikap menerima tanpa syarat dan realistis.

– Memelihara optimisme dan menyadari sepenuhnya -bahwa hidup itu dinamis.

– Jangan pernah berhenti untuk belajar sesuatu yang baru.

– Melihat ke belakang hanya sebagai referensi dan belajar dari kesalahan di masa lalu.

– Fokus pada progress bukan pada kesempurnaan.

– Langkah kecil selalu lebih baik dari tidak melangkah.

“Apabila Anda memerlukan pertolongan dari tenaga profesional untuk menjalani masa pandemi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikolog,” ujar dr. Leo.

Bagaimana, sudah siap kembali beraktivitas dengan kenormalan baru?

 

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.