• Thu, 21 November 2024

Breaking News :

Penjelasan Fenomena Hujan Meteor Quadrantids dan Lyrids 2020

Selain Quadantrids yang terlihat di awal Januari 2020 hujan meteor Lyrids akan puncaknya terjadi 22 hingga 23 April 2020.

JEDA.ID – Sadar atau tidak, hujan meteor tampak dari bumi pada 4 Januari 2020 lalu. Hujan meteor itu bernama Quadrantids. Menurut pengamat astronomi dan ilmuwan hujan meteor Lyrid bakal terjadi pada pertengahan April 2020.

Fenomena hujan meteor memang terjadi setiap tahunnya. Ada sembilan hujan meteor yang akan terjadi dalam waktu yang berbeda-beda hingga Desember 2020.

Dilansir American Meteor Society, Minggu (5/1/2020) setelah Quadrantids, hujan meteor kembali terjadi pada April 2020. Kali ini giliran hujan meteor Lyrids yang puncaknya terjadi 22 hingga 23 April 2020.

Hujan meteor merupakan fenomena cahaya yang melintas di langit. Lintasan cahaya itu muncul akibat adanya gesekan antara atmosfer Bumi dengan meteoroid yang datang dari luar atmosfer Bumi.

Gesekan ini mengakibatkan panas yang menghancurkan meteoroid tersebut dan menghasilkan panas dan cahaya yang muncul dalam bentuk lintasan di langit.

Meteor Quadrantids

Ketika kebanyakan hujan meteor berasal dari sisa komet, Quadrantids diproduksi oleh asteroid 2003 EH1 yang oleh para astronom kadang disebut komet batu.

Dilansir Space.com, asteroid ini baru ditemukan pada 2003 oleh astronom Peter Jenniskens ini berdiameter sekitar 2 kilometer. Beberapa astronom percaya bahwa 2003 EH1 adalah sisa komet C / 1490 Y1 yang hilang dari sejarah.

Hujan meteor Quandrantids tak semenarik hujan meteor lain seperti Geminids atau Orionids. Sebab, hujan meteor yang satu ini kalah terang ketimbang dua hujan lainnya.

Para pengamat langit seringkali kelewatan momen hujan Quadrantids ini. Meski terkadang mereka bisa juga sangat jelas terlihat di langit dalam bentuk bola api dengan ekor yang sangat besar dan jelas.

Laporan pertama Quadrantids dibuat oleh Adolphe Quetelet. Ia mengamati hujan meteor pada tahun 1825 saat bekerja di Observatorium Brussels. Astronom lain di Amerika Serikat dan Eropa kemudian mencatat hujan ini di tahun-tahun berikutnya.

Pada saat itu, hujan meteor ini muncul berseri di rasi Quadrans Muralis. Rasi bintang ini ditemukan oleh astronom Prancis Jerome Lalande pada tahun 1795.

NASA menyebutkan bahwa Quadrantids dinamai menurut instrumen astronomi yang digunakan untuk mengamati dan merencanakan bintang. Quadrans Muralis terletak di antara konstelasi Draco dan Boötes, di dekat Big Dipper.

Pada tahun 1922, International Astronomical Union membentuk daftar konstelasi modern. Sayangnya, para astronom kemudian memutuskan untuk tidak memasukkan Quadrans Muralis dalam daftar itu.

Beberapa astronom menyarankan agar hujan meteor ini disebut Boötids karena dia bersinar di rasi Boötes. Namun, sudah ada hujan meteor yang terjadi pada akhir Juni di belahan bumi bagian selatan yang menggunakan nama itu.

Hujan Meteor Lyrid

Setelah Quadrantids, hujan meteor Lyrids terjadi pada April 2020. Hujan meteor lyrid dapat dilihat dari belahan bumi utara dimana puncak pancaran tertinggi menjelang fajar. Aktivitas hujan meteor sebenarnya bisa dilihat dari belahan bumi selatan, tetapi dengan yang lebih rendah. Kecepatan hujan meteor mencapai 30 mil per detik.

Hujan meteor Lyrids merupakan hujan meteor mayor yang terjadi di setiap bulan april dan tergolong ke dalam hujan meteor periodik. Aktifitas hujan meteor Lyrids dimulai dengan masuknya meteoroid-meteoroid ke dalam lapisan atmosfer Bumi pada tanggal 16 April.

Jumlah meteoroid yang masuk ke lapisan atmosfer Bumi akan meningkat seiring mendekati waktu puncak hujan meteor yang akan terjadi sekitar tanggal 21 dan 22 April.

Pada hari dan tanggal puncak hujan meteor lyrids diperkirakan intensitas meteor yang akan tampak dapat mencapai hingga 18 meteor perjam. Selepas tanggal puncak hujan meteor, perlahan intensitas hujan meteor akan berkurang. Aktifitas hujan meteor lyrids akan berakhir sekitar tanggal 25 April.

Hujan Meteor Lyrids merupakan hujan meteor dimana meteoroid yang masuk ke dalam lapisan atmosfer Bumi tercipta dari reruntuhan partikel debu, es dan bebatuan dari sisa-sisa ekor komet.

Komet yang diyakini sebagai komet induk meteoroid ini adalah komet C/181 G1 Thatcher. Komet C/181 G1 Thatcher ditemukan oleh seorang astronom amatir A. E. Thatcher pada 5 april 1861.

Komet C/181 G1 Thatcher tergolong sebagai komet yang memiliki periode panjang dimana dalam sekali mengelilingi Matahari komet ini menghabiskan waktu setidaknya sekitar 415 tahun dalam 1x revolusi.

Jenuh Debat Kaum Datar vs Bulat, Bagaimana Kalau Bumi Kotak?

Nama Lyrids

Pada tahun 1861 komet C/181 G1 Thatcher melintas dan berpotongan dengan orbit Bumi sejauh 0.002AU. Ekor komet yang tercipta dari material seperti es serta bebatuan bertebaran mengotori orbit Bumi.

Saat Bumi melewati orbit yang telah terkotori oleh reruntuhan ekor komet C/181 G1 Thatcher, perlahan-lahan material ekor komet(meteoroid) mulai ditarik oleh gaya gravitasi Bumi.

Rata-rata kecepatan yang dihasilkan saat meteoroid memasuki lapisan atmosfer Bumi dapat mencapai kecepatan dari 20 Km/detik hingga 80 Km/Detik.

Nama hujan meteor Lyrids diambil dari nama radiant atau wilayah langit yang seolah-olah menjadi sumber dari tampaknya meteor-meteor yang muncul. Nama radiant dari hujan meteor Lyrids adalah rasi bintang lyra.

Sehingga nama hujan meteor yang seolah-olah bersumber dari rasi bintang lyra disebut sebagai hujan meteor Lyrids. Pada bulan April, rasi bintang Lyra akan terbit pada pukul 23.00 WIB.

Terbitnya rasi bintang lyra ditandai dengan terbitnya bintang terang Vega yang berada di langit sebelah timur. Jika anda akan melakukan pengamatan hujan meteor Lyrids ada baiknya pengamatan dilakukan H-1 sebelum puncak hujan meteor lyrids. Misal tanggal puncak hujan meteor adalah tanggal 21 maka lakukan pengamatan mulai tanggal 20 malam hingga tanggal 21 menjelang matahari terbit.

Penjelasan Ilmiah Pakar dan Ramalan Bencana 2020

Jadwal Hujan Meteor 2020

Berikut ini daftar fenomena hujan meteor di 2020.

Quadrantid (4-5 Januari 2020)

Lyrid (22-23 April 2020)

Eta Aquarid (5-6 Mei 2020)

Perseid (12-13 Agustus 2020)

Draconid (8-9 Oktober 2020)

Orionid (21-22 Oktober 2020)

Leonid (17-18 November 2020)

Geminid (13-14 Desember 2020)

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.