Menjadi anggota militer harus memiliki fisik dan mental prima karena pelatihan yang diikuti memang berat bahkan ada pelatihan yang ekstrem.
JEDA.ID—Menjadi anggota militer harus memiliki fisik dan mental prima karena pelatihan yang diikuti memang berat.
Banyak pelatihan-pelatihan militer yang digelar untuk meningkatkan kemampuan mereka, salah satunya US Army Ranger, sekolah paling elite di Angakatan Darat Amerika Serikat (AS). Belum lama, Kapten (Inf) Teddy Indra Wijaya, personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) RI, menjadi satu-satunya tentara asing yang lulus sekolah tersebut.
Sebagaimana disiarkan oleh situs resmi TNI AD, diakses jeda.id, Selasa (7/4/2020), Atase Militer Darat RI untuk AS, Kolonel (Inf) Hendri, menyampaikan kabar ini.
“Pendidikan itu diikuti oleh tentara yang telah terpilih paling fit, baik secara fisik dan mental. Untuk persentase kelulusan sekolah selama ini, berkisar 20-25 persen dari seluruh jumlah siswa pada periode pendidikan tersebut,” kata Hendri.
Sekolah Ranger ini adalah program untuk menghasilkan lulusan US Army Ranger bagi Resimen Ranger ke-75, lokasinya ada di Fort Benning, Georgia, AS.
Sekolah ini memiliki seleksi yang ketat. Jumlah awalnya ada 416 siswa, diikuti siswa asing dari Jerman, Ukraina, Arab Saudi, Kanada, Belanda, dan Indonesia.
Hanya 76 siswa yang berhasil lulus, di antaranya ada satu saja siswa asing yang lulus, yakni siswa dari Indonesia, yakni Kapten Inf Teddy Indra Wijaya.
Penjelasan Efek Misterius Video Suara Berbisik ASMR
Sistem Gugur
Tingkat kesulitan sekolah ini tidak main-main. Maka tidak aneh Ranger School menjadi sekolah paling bergengsi bagi AD Negeri Paman Sam.
Di gerbang Pangkalan Militer (Fort Benning, Georgia) terpampang tulisan ‘Not for the Weak and Fainthearted’ atau ‘Bukan untuk Mereka yang Lemah dan Pengecut’.
Meski sekolah ini sulit, pria yang pernah diguyur air kembang oleh Presiden Jokowi pada prosesi pernikahan siraman 2018 itu lulus.
Standar pendidikan Ranger menerapkan metode sistem gugur setiap hari, setiap tahapan tes. Batas maksimal pelanggaran prosedur sangat ketat. Ada sejumlah tes yang harus dilalui siswa, antara lain kemampuan individual dalam fisik, navigasi darat, tes taktis ranger dalam tahap RAP week, serta penilaian kepemimpinan dalam patroli, serta evaluasi sejawat (peer evaluation).
“Siswa yang tidak memenuhi standar akan langsung didrop/dikeluarkan pada setiap harinya, recycle atau mengulang tahap sebelumnya, ataupun mengulang dari hari pertama, yaitu Day 0,” kata Hendri.
Komandan Brigade Batalion Latihan Ranger Kolonel Michael Scarpula menutup pendidikan yang berlangsung dalam upacara sangat tertutup, karena sedang ada wabah virus Covid-19. Dia menyematkan Tab Ranger pada lengan kiri siswa yang lulus, salah satunya menyematkan ke lengan kiri Kapten (Inf) Teddy Indra Wijaya.
Perwira TNI AD lainnya yang berhasil lulus Ranger School di antaranya Jenderal TNI Purn SBY, Letjen TNI Purn Hotmangaraja Panjaitan, Letjen TNI Purn Nugroho Widyatomo, Letjen TNI Purn Syaiful Rizal, serta beberapa perwira muda.
7 Latihan Militer Paling Ekstrem
Salah satu cara yang dilakukan oleh militer untuk menjaring individu yang terbaik adalah dengan menetapkan prosedur latihan dan seleksi yang ketat serta menantang — dari segi fisik dan mental.
Dari berbagai contoh, berikut 7 latihan atau seleksi militer paling gila di seluruh dunia, seperti Liputan6.com kutip dari KickassFacts (9/3/2018).
7. ‘Jalan Menuju Surga’ Marinir Taiwan
Tes ‘jalan menuju surga’ adalah tahap akhir dari Program Pelatihan Pasukan Amfibi Korps Marinir Taiwan.
Uji ketahanan fisik dan mental itu merupakan ujung dari rangkaian pelatihan program intensif yang berjalan selama 9 pekan.
Seperti dikutip dari KickassFacts, tes itu mengharuskan peserta program untuk merayap di atas jalur berbatu dan berkarang sepanjang 45 meter — menyimulasikan skenario penyerbuan di pesisir pantai.
Tak hanya menguji ketahanan fisik, tes itu juga dilakukan sebagai bentuk uji ketahanan mental. Karena, peserta melakukan tes tersebut setelah 4 hari tanpa tidur.
Ivermectin, Obat Cacing yang Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona dalam 48 Jam
6. ‘Tembok Api’ Pasukan Khusus Belarus
Salah satu proses latihan dan seleksi yang dilakukan oleh tentara Belarus untuk tergabung menjadi anggota Special Unit (Pasukan Khusus) adalah melakukan lari halang-rintang sejauh 10 Km.
Tes itu merupakan rangkaian dari paket program tes demi menguji ketahanan fisik para calon anggota Special Unit.
Salah satu rintangan yang harus dilalui oleh para calon anggota dalam tes tersebut adalah memanjat tembok yang diselimuti bara api.
Tidak alat bantu ekstra — terkecuali yang sudah disediakan oleh panitia — yang dikenakan para calon anggota dalam melakukan tes itu, yang justru semakin menambah kesulitan uji coba tersebut.
Oh ya, sebelum melakukan tes panjat tembok api tersebut, para calon anggota telah terlebih dahulu melewati beragam halang rintang sulit yang menguji kapabilitas fisik. Dan, di garis akhir, para calon anggota juga langsung melakukan simulasi close-quarter combat atau pertarungan jarak dekat.
5. Minum Darah Ular
Seperti dikutip dari KickassFacts, salah satu program latihan baru yang wajib dilakukan oleh para anggota Korps Marinir AS (USMC) adalah meminum darah ular.
Kabarnya, latihan itu terinspirasi oleh format uji mental dan teknik bertahan hidup dari militer negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Jepang, dan Filipina.
Kini, tes itu rutin mereka lakukan jika tengah berlatih bersama dengan militer dari negara-negara Asia Timur-Tenggara.
4. Menembak Dada Sesama Rekan dengan Peluru Tajam
Seperti dikutip dari KickassFacts, Pasukan Khusus Rusia melakukan tes gila yang mengancam nyawa itu demi menguji mental dan kapabilitas tempur dalam jarak dekat (Close-quarter combat).
Skenarionya, dua personel saling berhadap-hadapan dalam jarak yang cukup berdekatan. Mereka dipersenjatai dengan sebuah pistol berpeluru tajam. Tubuh mereka dilindungi dengan sebuah rompi kevlar anti-peluru.
Ketika diperintahkan oleh instruktur, keduanya mulai beradu cepat menembak satu sama lain di dada atau tepat di area tubuh yang dilindungi kevlar. Dan skenario itu dilakukan berkali-kali.
Bahkan, dalam satu skenario, masing-masing di antara mereka diminta untuk terus saling tembak-menembak hingga diperintahkan berhenti.
Gagasan di balik latihan itu adalah menguatkan mental para pasukan jika terkena peluru dalam baku tembak. Latihan itu juga dilakukan demi mempersiapkan para personel agar tetap mampu melakukan counter-attack di tengah hujan peluru musuh.
3. Cold Water Conditioning, US Navy SEAL
Sebagai unit pasukan khusus Angkatan Laut AS, salah satu medan pertempuran ‘wajib’ yang harus dikuasasi oleh para personel US Navy SEALs adalah perairan.
Maka, salah satu cara agar para ‘operator’ siap dalam skenario pertempuran semacam itu adalah dengan lolos program “Cold Water Conditioning”.
Pertama-tama para personel berpakaian lengkap disiram oleh lumpur kental. Setelah itu mereka diminta untuk berenang di perairan dalam dengan tangan dan kaki terikat.
Sesuai instruksi, mereka diminta untuk menyelam dan naik ke permukaan air, berenang dari ujung ke ujung, dan melakukan serangkaian manuver sebanyak puluhan kali.
Oh ya, terkadang, instruktor juga menembakan peluru tajam secara acak ke air sekitar peserta latihan — demi menyimulasikan kondisi pertempuran nyata. Tujuan latihan itu adalah menguji ketahanan fisik dan mental.
Salut, 10 Miliarder ini Sisihkan Kekayaan Perangi Pandemi Covid-19
2. The Sludge Run, British Royal Marines
Sejatinya, tes itu sama seperti lari halang-rintang pada umumnya. Namun, semua itu dilakukan di pasir laut berlumpur yang tebal, dalam, kental, dan berbau amis busuk. Mereka harus mencapai garis akhir dalam waktu maksimal 45 menit.
Di tengah proses itu, instruktor terkadang memberi tugas ekstra mendadak pada mereka berupa push-up dan merangkak.
1. ‘Kentang Panas’, Tentara Pembebasan Rakyat China
Meski dikemas dalam bentuk permainan beregu, latihan ini justru dinilai yang paling gila. Awalnya, instruktor meminta tentara membentuk satu regu yang terdiri dari 3 – 5 orang dan membentuk lingkaran.
Kemudian instruktor memberikan sebuah granat kepada salah satu anggota regu.Ketika diperintahkan untuk mulai, tentara yang memegang granat segera melepas pin pengaman peledak itu.
Permainan pun berjalan dengan saling oper-mengoper granat hidup tersebut ke masing-masing anggota regu. Prosesnya dilakukan dengan cepat, seakan memegang sebuah kentang rebus panas yang baru diangkat dari panci.
Karena sebuah granat membutuhkan waktu beberapa detik sebelum meledak, maka oper-mengoper itu bisa berlangsung beberapa kali.
Ketika dirasa akan meledak, orang terakhir yang memegang granat harus cekatan melempar granat itu ke lubang yang telah disiapkan sebelumnya.
Pada saat yang bersamaan, seluruh anggota regu pun harus segera melakukan manuver berlindung untuk menyelamatkan diri dari ledakan granat. Gila bukan? Kabarnya, latihan itu dilakukan untuk menguji kesigapan, fokus, dan mental para tentara.