• Fri, 19 April 2024

Breaking News :

Kenapa Banyak Seleb Tergoda Narkoba Amfetamin?

Bila menggunakan amfetamin dalam dosis tinggi dan dengan frekuensi tinggi bisa terjadi psikosis amfetamin

JEDA.ID – Niat aparat memerangi penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) menemui momentumnya di tahun 2020 ini. Sejumlah pesohor tanah air diciduk lantaran kedapatan mengkonsumsi amfetamin. Tak tanggung-tanggung, sejumlah artis yang tengah naik daun menjadi sasaran.

Publik tentu kaget saat aktor muda berbakat Jefri Nichol mendadak diciduk Polres Metro Jakarta lantaran kedapatan memiliki narkoba jenis ganja. Dilansir Solopos.com, pemeran tokoh nasional BJ Habibie muda ini digerebek aparat pada Senin (22/7/2019) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Sebelum Jefri Nichol, komedian Tri Retno Prayudati alias Nunung ditangkap beberapa hari sebelum penggerebekan Jefri Nichol. Tertangkapnya Nunung, 19 Juli 2019, berawal dari laporan masyarakat mengenai seorang pengedar narkoba bernama Moheryanto alias Tabu yang tinggal di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

Dari penangkapan ini polisi hanya bisa menyita sabu seberat 0,36 gram yang merupakan sisa dari pembelian sebelumnya. Barang bukti yang sama menjerat Zul Zivilia yang belakangan mendapat vonis berat penjara seumur hidup lantaran kedapatan membawa 9,5 kg sabu dan puluhan ribu butir ekstasi. Level Zul pengedar, lain dari Nunung.

Selain ganja dan sabu-sabu, narkoba jenis ekstasi dan kokain juga kerap jadi barang bukti kasus narkoba yang menjerat para artis. Terkini, pengusaha sukses Meidina Zen terciduk gara-gara amfetamin.

Hasil pemeriksaan Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa di dalam urine pengusaha sekaligus influencer Medina Zein positif mengandung amfetamin. Amfetamin yang paling sering dipakai berbentuk bubuk atau dikenal dengan narkoba jenis sabu-sabu.

Amfetamin

Amfetamin adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat. Bentuk amfetamin bisa bermacam-macam. Ada yang dalam bentuk bubuk, tablet, kristal, dan kapsul. Pada bubuk amfetamin tak semuanya berwarna putih. Ada juga yang cokelat kadang-kadang ada warna lain seperti abu-abu dan merah muda.

Obat golongan stimulan ini sebenarnya hanya dapat diperoleh berdasarkan resep dokter. Awalnya, obat ini digunakan untuk mengatasi obesitas, ADHD, dan kelelahan kronis seperti dikutip laman lab.bnn.go.id.

Sayangnya, obat ini juga digunakan secara ilegal untuk kesenangan serta menambah rasa percaya diri. Sebagai stimulan, efeknya bisa menurunkan rasa lelah, meningkatkan suasana hati, menekan nafsu makan, serta menurunkan keinginan untuk tidur.

Penyalahgunaan amfetamin yang dilakukan terus-menerus dapat menyebabkan kecanduan. Bila digunakan dalam jumlah besar alias overdosis efek dari amfetamin bakal berlebihan.

Cara kerja amfetamin adalah mengaktifkan reseptor di otak dan meningkatkan aktivitas sejumlah neurotransmiter, terutama norepinefrin dan dopamin. Maka tak heran bila penggunaan obat ini dapat pula menghasilkan perasaan euforia karena dopamin dikaitkan dengan kesenangan, gerakan, dan perhatian. Efek itulah yang membuat obat ini digunakan untuk mengatasi ADHD dan depresi.

Obat ini terbukti dapat memperbaiki perkembangan otak dan pertumbuhan saraf pada anak-anak dengan ADHD. Pengobatan dapat mencegah terjadinya perubahan fungsi dan struktur otak yang tidak diinginkan. Terlebih pada orang yang memiliki ADHD, mereka memerlukan stimulan.

Efek Buruk

Tapi amfetamin tidak dapat digunakan dalam pengobatan jangka panjang. Alasannya karena obat ini dapat memengaruhi perkembangan otak, mencegah pertumbuhan fisik, dan meningkatkan risiko penyalahgunaan obat. Banyak pula efek samping yang dapat ditimbulkan dari obat ini. Mulai dari efek pada tubuh hingga psikologis.

Pada orang yang overdosis menyalahgunakan amfetamin bisa membuat detak jantung meningkat, sulit bernapas, demam, stroke, hingga serangan jantung, seperti mengutip laman resmi Alcohol and Drug Foundation.

Bila menggunakan amfetamin dalam dosis tinggi dan dengan frekuensi tinggi bisa terjadi psikosis amfetamin. Ini adalah suatu kondisi orang orang tersebut mengalami delusi, halusinasi, dan muncul karakterk agresif. Gejala ini biasanya hilang setelah beberapa hari tidak mengonsumsi amfetamin.

Selain Meidina Zen, kelompok obat ini juga jadi biang keladi terjeratnya Nunung Srimulat. Ketika dilakukan tes urine kepada dirinya, terdapat 3 zat yang ditemukan yakni metamfetamin, amfetamin, dan benzodiazepin.

Berdasarkan siaran pers Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Jeal Calvijn Simanjuntak, Nunung dan suami menggunakan sabu dalam lima bulan terakhir untuk penambah stamina saat bekerja.

Artis lain yang terjerat adalah Riza Shahab. Pada pertengahan April 2018, aktor peran Riza Shahab digerebek bersama 5 orang temannya, karena diduga mengonsumsi narkoba.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas melalui uji urine, Riza dan kelima temannya terbukti mengonsumsi zat metamfetamin dan amfetamin.

Berdasarkan keterangan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan, Riza tidak menjalani masa hukuman. Namun ia direhabilitasi agar bisa terbebas dari candu zat-zat terlarang tersebut.

Satu tahun sebelumnya, Jennifer Dunn juga sempat terciduk. Mengawali tahun 2018, artis sinetron Jennifer Dunn juga sempat mengonsumsi zat amfetamin dan ditahan karena hal itu. Informasi itu diperoleh dari hasil tes urine yang dilakukan kepadanya sebagaimana disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya ketika itu, Kombes Pol Argo Yuwono.

Puncak Kejayaan Kartel Narkoba Pablo Escobar

Amptetamin

Melansir dari Drug Free World, ampfetamin pertama kali dibuat tahun 1887 di Jerman dan metamfetamin lebih kuat dikembangkan di Jepang tahun 1919.

Sabu yang juga dikenal metamfetamin ini mulai digunakan saat Perang Dunia II. Saat itu pasukan mengonsumsinya agar tetap terjaga selama perang.

Pada 1950-an, metamfetamin mulai diresepkan sebagai ramuan diet dan mengatasi depresi. Tetapi, seiring berjalannya waktu penggunaan metamfetamin justru disalahgunakan.

Tahun 1970-an, metamfetamin justru digunakan secara ilegal tanpa resep dokter. Sebagian besar penggunaannya saat itu adalah orang pedesaan yang tidak bisa membeli kokain karena terlalu mahal.

Penyalahgunaan metamfetamin atau sabu itulah yang membuatnya memberikan dampak buruk secara fisik dan mental karena dikonsumsi terus-menerus.

Melansir dari The Recovery Village, penggunaan metamfetamin dalam dosis yang tidak benar sangat memengaruhi otak dan tubuh penggunanya.

Efek samping ini bisa sangat terlihat pada pecandu sabu. Karena metamfetamin mengubah perilaku dan cara berpikir pecandu.

Adapun beberapa efek samping seseorang kecandung metamfetamin alias sabu, yakni kehilangan minat pada aktivitas biasa, mengisolasi diri dari orang lain, pola tidur tidak menentu, mengabaikan hubungan hingga hiperaktif.

5 Pelawak Srimulat di Pusaran Kasus Narkoba

Ditulis oleh : Jafar Sodiq Assegaf

Menarik Juga

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.