Penggunaan masker seolah sudah menjadi bagian kebutuhan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Masker memiliki beragam jenis sesuai karakteristik dan faungsinya masing-masing.
JEDA.ID-– Penggunaan masker seolah sudah menjadi bagian kebutuhan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Masker memiliki beragam jenis sesuai karakteristik dan faungsinya masing-masing.
Seperti diketahui, virus corona baru penyebab Covid-19 atau yang dikenal sebagai SARS-CoV-2, menyebar dengan cepat bahkan sebelum orang yang menularkan menunjukkan gejala.
Selain itu, kajian ilmiah menunjukkan bahwa hingga 80 persen penularan berasal dari pembawa virus yang tanpa gejala (asimptomatik).
Penelitian yang sedang berkembang menunjukkan bahwa penggunaan masker secara luas dapat membantu membatasi penularan virus oleh orang-orang yang tidak menyadari bahwa mereka mungkin pembawanya (carrier).
Berikut jenis masker yang terbaik yang dapat melindungi Anda dari penularan corona, seperti dilansir Antaranews dari Healhtline, Senin (25/5/2020):
Respirator
Respirator teruji bahwa bahannya yang terbuat dari serat lembut sangat efektif dalam menyaring patogen di udara. Respirator ini harus memenuhi standar filtrasi ketat yang ditetapkan oleh Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH).
Diameter virus korona diperkirakan 125 nanometer (nm). Dengan mengingat hal ini, sebaiknya Anda perlu mengetahui bahwa:
Respirator N95 bersertifikat dapat menyaring 95 persen partikel yang berukuran 100 hingga 300 nm. Respirator N99 memiliki kemampuan untuk menyaring 99 persen dari partikel-partikel ini.
Selain itu, respirator N100 dapat menyaring 99,7 persen dari partikel-partikel sebesar virus.
Beberapa respirator ini memiliki katup yang memungkinkan udara yang dihembuskan keluar, sehingga memudahkan pengguna untuk bernapas.
Namun, kelemahan dari alat ini adalah bahwa orang lain rentan terhadap partikel dan patogen yang dihembuskan melalui katupnya.
Tenaga medis garis depan dan pekerja lain berisiko perlu menggunakan masker ini sebagai bagian dari pekerjaan mereka dan alatnya diuji setidaknya setahun sekali untuk memverifikasi ukuran dan ukuran respirator yang tepat.
Ini juga termasuk memeriksa kebocoran udara menggunakan partikel uji khusus. Tes rutin ini membantu memastikan bahwa partikel dan patogen berbahaya tidak menembusnya.
Agar Tetap Aman dan Bahagia, Ini Cara Rayakan Idulfitri Saat Pandemi
Masker bedah
Ada berbagai jenis masker bedah. Biasanya, masker sekali pakai ini berbentuk persegi panjang dengan lipatan yang membentang menutupi hidung, mulut, dan garis rahang Anda. Bahannya terdiri dari kain sintetis yang relatif nyaman untuk bernapas.
Tidak seperti respirator, masker bedah tidak harus memenuhi standar filtrasi NIOSH. Mereka tidak diharuskan membentuk segel kedap udara di area wajah Anda yang tertutupi.
Seberapa baik masker bedah menyaring patogen sangat bervariasi, dengan laporan berkisar antara 10 hingga 90 persen.
Meskipun terdapat perbedaan dalam kapasitas dan filtrasi, sebuah percobaan acak menemukan bahwa masker bedah dan respirator N95 mengurangi risiko partisipan berbagai penyakit pernapasan dengan cara yang sama.
Kepatuhan–atau penggunaan yang tepat dan konsisten–memainkan peran yang lebih penting daripada jenis masker tingkat medis atau respirator yang dikenakan peneliti di laboratorium. Studi lain sejak itu mendukung temuan ini.
Masker kain
Masker kain do-it-yourself (DIY) kurang efektif melindungi pemakai karena sebagian besar memiliki celah di dekat hidung, pipi, dan rahang di mana tetesan kecil dapat dihirup. Selain itu, kain sering keropos dan tidak bisa menahan tetesan kecil.
Meskipun masker kain cenderung kurang efektif daripada masker kelas medis, hasil percobaan menunjukkan ini jauh lebih baik daripada tidak tidak bermasker ketika dibuat dan dikenakan dengan benar.
Tips Agar Wajah Tak Iritasi
Seiring anjuran pemerintah mengenakan masker saat berada di luar rumah di tengah pandemik Covid-19, muncul risiko masalah kulit karena pemakaian masker dalam jangka panjang.
Dilema yang harus Anda hadapi, masker harus menutup rapat di sekitar hidung untuk memastikan perlindungan maksimal. Di lain sisi semakin ketat masker, semakin banyak tekanan gesekan dirasakan kulit Anda.
Laman Real Simple mencatat, menurut sebuah penelitian terbaru dalam Journal of Wound Care dari University of Huddersfield di Inggris, masker bedah atau medis menyebabkan peradangan dan bahkan kondisi yang dapat menyebabkan rasa sakit dan infeksi.
Hal itu karena sifat oklusif masker, napas Anda terperangkap, menciptakan lingkungan yang lembap untuk kulit Anda.
“Para pemakainya berkeringat dan ini menyebabkan gesekan, menyebabkan tekanan pada hidung dan pipi dan ini dapat menyebabkan infeksi,” kata Profesor Karen Ousey, salah satu penulis studi.
Jika memungkinkan, Ousey menyarankan agar tekanan masker diredakan setiap dua jam. Jika Anda merasa masker Anda tergesek, segera lepaskan saat di rumah.
Tiga Tanaman Ini Berpotensi Tangkal Virus Corona Menurut LIPI
Lembapkan Kulit
Ousey mengatakan, merawat kulit bisa mengurangi kemungkinan berkembangnya luka akibat tekanan. Pertama dan terutama, penting untuk menjaga masker dan wajah Anda tetap bersih.
“Sebelum memakai masker, gunakan pembersih wajah yang tidak mengandung topikal yang berpotensi mengiritasi seperti asam dan retinoid, karena ini dapat lebih mengiritasi kulit,” kata Deanne Mraz Robinson, MD, FAAD, dokter kulit bersertifikat di Westport, Conn, Amerika Serikat.
Ini akan membantu menghilangkan kelebihan minyak dan sel-sel mati dari permukaan kulit, mencegah pori-pori tersumbat dan potensi jerawat yang meradang.
Langkah selanjutnya, lembapkan kulit. Ahli dermatologi di Amerika Serikat, Purvisha Patel, MD, merekomendasikan pelembap berbahan dasar ceramide pada area di mana masker akan bersentuhan setidaknya 30 menit sebelum memakainya.
Menurut dia, ini akan menciptakan pelindung antara masker dan wajah Anda sehingga mengurangi gesekan.
“Pada akhirnya, hal terpenting adalah Anda tidak melepas, menyentuh masker. Semua masalah kulit bisa dipecahkan dan bisa diatasi,” tutur Patel.