Megawati sudah memimpin PDIP selama 26 tahun sejak 1993 lalu. Spekulasi Megawati diganti seiring dengan percepatan Kongres PDIP menjadi Agustus 2019.
JEDA.ID–Adalah Prananda Prabowo, putra Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang meneken surat undangan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP. Rakernas PDIP yang akan digelar 19 Juni 2019 itu akan membahas Kongres PDIP.
Surat bernomor 5214/IN/DPP/V/2019 tersebut diteken Prananda sebagai Ketua DPP PDIP dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Surat yang ditandatangani Prananda atau yang akrab disapa Nanan itu menguatkan isu mengenai regenerasi pucuk pimpinan PDIP menyusul percepatan kongres.
“Beliau [Nanan] kan juga DPP, jadi sah adanya. Surat-surat DPP wajib ada tanda tangan sekjen dan salah satu Ketua DPP,” kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto sebagaimana dikutip dari Detikcom, Kamis (13/6/2019).
Kongres PDIP sedianya akan digelar pada 2020 mendatang. Namun, PDIP mempercepat pelaksanaan kongres menjadi pada Agustus 2019 di Bali. “Diperkirakan pada 8-10 Agustus 2019 di Bali,” papar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno.
Hendrawan tak menjawab secara tegas ketika ditanya apakah kongres pada Agustus 2019 mendatang akan memunculkan regenerasi pengurus partai. “Kejelasan kongres dicek kepada sekjen [Hasto],” sebut dia.
Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menjawab diplomatis mengenai pemilihan ketua umum dalam kongres PDIP atau Megawati diganti. “Biasanya kan memang kongres itu untuk memilih ketum [ketua umum]. Itu memang kongres di mana pun partai kan tujuannya itu. Perkara siapa yang akan dipilih enggak mudeng,” sebut Eva.
Ketua Umum Partai Terlama
Isu pergantian pimpinan PDIP tidak lepas dari posisi Megawati yang sudah memimpin partai banteng moncong putih ini selama 26 tahun sejak 1993 lalu. Jangka waktu Megawati memimpin partai itu lebih dari separuh usia partai yang berdiri pada 10 Januari 1973 itu. Megawati pun menjadi ketua umum partai politik terlama di Indonesia.
“Sudah 46 tahun bendera banteng moncong putih dikibarkan. PDI Perjuangan mengalami pasang naik, tetapi juga pasang surut. Kita mengalami kekalahan dalam beberapa pemilu. Contohnya, pada Pemilu tahun 2004 dan 2009. Tetapi, meskipun kalah dalam pemilu, partai ini tidak memilih jalan pintas,” kata Megawati saat menyampaikan pidato HUT ke-46 PDIP di Jakarta, Kamis (10/1/2019), sebagaimana dikutip dari laman pdiperjuangan.id.
Megawati beberapa kali menyampaikan keinginannya untuk mundur dari kursi ketua umum. “Saya jadi ketua umum partai yang paling senior. Sudah sekian lama belum diganti-ganti, padahal saya sudah sekian lama berharap diganti karena umur saya yang sudah plus 17,” ucap Megawati saat memberi wejangan kepada calon anggota legislatif (caleg) PDIP Angkatan III, DPP PDIP, Jakarta, Kamis (15/11/2018), sebagaimana dikutip dari Liputan6.com.
Megawati memulai karier politiknya pada 1986 lalu dengan menjadi Wakil Ketua PDI Jakarta Pusat. Karier politik putri Proklamator Soekarno ini melesat dan langsung menjadi anggota DPR setahun kemudian. Presiden kelima ini kemudian memimpin PDI pada 1993 lewat Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya, Jawa Timur.
Tragedi 27 Juli
Pemerintahan Soeharto tidak puas dengan terpilihnya Megawati secara aklamasi. Megawati diganti lewat Kongres PDI di Medan pada 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega tidak tinggal diam dengan tidak mengakui Kongres Medan. Kisruh internal PDIP ini berujung dengan penyerangan Kantor PDI di Jakarta pada 27 Juli 1996.
Setelah Orde Baru tumbang, PDI pimpinan Megawati berganti nama menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Lambang partai pun diubah menjadi banteng moncong putih. Megawati pun mengantarkan PDIP menjadi pemenang Pemilu 1999.
Lewat Kongres I PDIP pada 2000, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum periode 2000-2005. Lima tahun kemudian, PDIP kembali menggelar Kongres II di Sanur, Bali. Sempat diwarnai aksi sekelompok kader yang meminta reformasi di tubuh PDIP, Megawati kembali berhasil terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum untuk masa jabatan 2005-2010.Dalam Kongres III PDIP pada 2010 dan Kongres IV PDIP pada 2015, Megawati kembali terpilih secara aklamasi.