Kontrasepsi suntik menjadi favorit karena termasuk dalam kategori temporer dan tergolong murah dengan tingkat kegagalan 3%.
JEDA.ID–Pemerintah terus menggencarkan program Keluarga Berencana (KB) salah satunya terkait penggunaan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan suami istri yang telah memiliki anak. Lalu kira-kira apa kontrasepsi favorit pasangan suami istri di Indonesia?
Selama ini dikenal ada beragam alat kontrasepsi yang kerap digunakan mulai IUD/spiral, kondom, suntik, sampai sterilisasi. Bisa dibilang kontrasepsi favorit suami istri Indonesia adalah suntik.
Tercatat 15,26 juta di antaranya menggunakan kontrasepsi suntik. Pengguna kontrasepsi suntik mengalami lonjakan yaitu pada 2016 lalu 47,96% menjadi 63,71% pada 2018.
Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menanyakan kepada lebih dari 78.000 responden mengenai alat kontraspsi yang digunakan setelah kelahiran anak terakhir.
Hasilnya juga sama yaitu suntik menjadi kontrasepsi favorit suami istri setelah mereka memiliki anak. Berikut detail kontrasepsi favorit suami istri setelah mereka memiliki anak.
- Suntikan 3 bulan 42,4%
- Pil 8,5%
- IUD/spiral 6,6%
- Suntikan 1 bulan 6,1%
- Susuk/implan 4,7%
- Sterilisasi perempuan 3,1%
- Kondom pria 1,1%
- Sterilisasi laki-laki 0,2%
Meski suntik 3 bulan ini dominan dan menjadi kontrasepsi favorit di semua kelompok umur, namun untuk perempuan usia 40-49 tahun, ada kecenderungan kontrasepsi berupa sterilisasi perempuan cukup tinggi.
Misalnya pada kelompok umur 40-44 tahun, kontrasepsi sterilisasi yang digunakan setelah perempuan melahirkan anak terakhir mencapai 14%. Angkanya naik menjadi 18,3% untuk kelompok umur 45-49 tahun.
Kontrasepsi suntik menjadi favorit karena termasuk dalam kategori temporer dan tergolong murah dengan tingkat kegagalan 3% dalam pencegahan kehamilan.
Suntik yang menjadi kontrasepsi favorit juga terekam dalam penelitian bertajuk Studi Pelayanan Kontrasepsi Modern di Fasilitas Kesehatan yang dilakukan Puslitbang KB dan KS BKKBN pada Maret 2019.
Dalam penelitian itu, top of mind alat kontrasepsi yaitu suntik 49,1%, pil 19,5%, implan 16,6%, IUD 10,4%, kondom 2,5%, metode operasi wanita (MOW) 1,7% dan senggama putus 0,2%.
Sedangkan awareness publik atas kontrasepsi yaitu suntik 96,9% disusul implan 88% dan pil 83,8%.
Pelayanan KB Pertama
Bila suntik menjadi kontrasepsi favorit, kira-kira kapan suami istri mendapatkan pelayanan KB setelah anak lahir?
Mayoritas suami istri di Indonsia yaitu 70,4% mengaku mendapatkan pelayanan KB pertama yaitu di atas 42 hari setelah anak lahir. Sisanya 29,6% mendapatkan pelayanan KB sebelum 42 hari setelah persalinan.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan suami istri yang ingin melakukan program KB harus terlayani dengan baik.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan pada 2018, angka unmet need atau pasangan usia subur yang belum atau tidak ingin punya anak lagi, tetapi belum menggunakan kontrasepsi masih terbilang tinggi.
Dari target BKKBN yaitu 10,14 persen, persentasenya masih berada di 12,4%. ”Harusnya unmet need ini nol. Zero unmet need harusnya. Jangan ada orang yang ingin KB tapi tidak terlayani KB. Kalau 10 persen masih tinggi,” kata Hasto sebagaimana dikutip dari Liputan6.com.
Hasto meminta agar petugas lebih meningkatkan konseling seputar kontrasepsi dan KB di masyarakat. Bahkan, ketika ibu melakukan pemeriksaan kandungan dan sebelum melahirkan.
”Nyata-nyata yang di depan mata kita, orang yang tidak ingin hamil kan orang yang baru melahirkan. Pasti tidak ingin langsung hamil hanya tinggal konseling kita bagaimana,” ujar mantan Bupati Kulonprogo ini.
Dia menambahkan tidak sedikit kehamilan yang tidak dikehendaki karena kurangnya penggunaan alat kontrasepsi. Soal kontrasepsi favorit, itu kembali kepada pilihan masing-masing suami istri.