• Tue, 19 March 2024

Breaking News :

Sukses Menekan Pandemi, Ini Negara-Negara dengan Kesembuhan Tinggi

Warga dunia sedang berjuang melawan pandemi Covid-19 dengan segala upaya untuk mendapat kesembuhan bagi para penderita.

JEDA.ID- Warga dunia sedang berjuang melawan pandemi Covid-19 dengan segala upaya untuk mendapat kesembuhan bagi para penderita.

Hingga Senin (6/4/2020), lebih dari 261.320 orang di seluruh dunia dinyatakan sembuh dari Covid-19. Tingkat kesembuhan global hingga Senin mencapai 79 persen dari total 1.270.854 infeksi virus corona di seluruh dunia.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun situs Worldometers, pada hari yang sama, jumlah pasien yang dinyatakan meninggal karena virus corona di seluruh dunia mencapai 69.383 orang atau sekitar 21 persen.

Pandemi virus corona terlihat mulai dapat dikendalikan di negara-negara yang terdampak lebih awal. Setidaknya ada tiga negara dengan tingkat kesembuhan tinggi, yakni China, Korea Selatan, dan Iran. Kebijakan lockdown dan menjaga jarak sosial (social distancing) disinyalir dapat membantu pemerintah menekan wabah tersebut.

Ditambah lagi dengan pengetesan agresif dan penanganan medis yang baik dapat membantu pemerintah mencapai kemenangan melawan virus corona. Seperti yang dilakukan Vietnam, Korea Selatan, Arab Saudi, dan lain-lain.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kapasitas pengetesan yang luas dan menjaga jarak sosial merupakan langkah terbaik untuk melawan pandemi corona hingga vaksin ditemukan.

“Langkah-langkah agresif untuk menemukan, mengisolasi, menguji, merawat, dan melacak tidak hanya cara terbaik dan tercepat. Mereka juga cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus,” kata Ghebreyesus, seperti dikutip dari Business Insider Singapore, beberapa waktu lalu.

Angka kesembuhan yang tinggi di beberapa negara dapat memberikan harapan bagi negara-negara terdampak, dengan terus mangambil langkah-langkah untuk menekan penyebaran virus.

Tinggal di Rumah Bukan Masalah Bagi Pengidap Agorafobia, Kenapa?

China

Kota Wuhan, China (wikipedia)

Kota Wuhan, China (wikipedia)

Sebagai negara yang kali pertama terdampak, di mana mayoritas kasus global dan kematian paling banyak berasal dari negara tersebut. Pemerintah China segera menerapkan kebijakan karantina ketat, termasuk memberlakukan penutupan akses (lockdown) di provinsi terdampak Hubei pada Januari lalu. Pemerintah China juga memberlakukan larangan perjalanan dan menggalakkan kampanye menjaga jarak sosial (social distancing).

Melansir Business Insider Singapore, angka kesembuhan virus corona di China mulai melampaui jumlah kasus aktif sejak 6 Maret lalu. Pemerintah kemudian mengklaim bahwa China telah berhasil mengatasi pandemi.

Jumlah kasus corona di luar China saat ini justru lebih tinggi. Orang terinfeksi di Amerika Serikat 336.085 orang, Spanyol 131.646 orang, Italia 128.948, Jerman 100.123, dan Prancis 92.839 kasus per Senin.

Angka kematian di sejumlah negara juga melampauai China, yakni AS sebanyak 9.602 orang, Spanyol 12.641 orang, Italia 15.887 orang, Inggris 4.934 orang dan Prancis 8.078 orang hingga Senin.

Kini China justru memiliki angka kesembuhan paling tinggi di seluruh dunia yakni 76.964 kasus, atau 94 persen dari total 81.669 kasus Covid-19 yang ada di sana. Pemerintah China tampaknya sudah dapat mengendalikan jumlah infeksi dari dalam China.

Penemuan kasus baru yang dilaporkan China sebagian besar terdeteksi dibawa oleh orang-orang dari luar negeri, terutama wilayah terdampak seperti AS dan Eropa. Pemerintah pun mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri untuk menjalani karantina selama 14 hari.

Sementara itu, menyusul jumlah infeksi domestik yang cenderung menurun, China mulai melonggarkan kebijakan-kebijakannya terkait virus corona.

Pemerintah China mencabut status lockdown Provinsi Hubei sejak pekan lalu. Status isolasi di Kota Wuhan, yang menjadi tempat kemunculan dan penyebaran virus corona pertama kali, juga akan dicabut pada 8 April.

Korea Selatan

Kota Daegu Korea Selatan (asianexplorers.com)

Kota Daegu Korea Selatan (asianexplorers.com)

Berdasarkan data Worldometers, tingkat kesembuhan dari virus corona di Korea Selatan telah mencapai 62 persen atau 6.463 dari total 10.237 kasus yang ada di sana hingga Senin (6/4/2020).

Dilaporkan The Korea Times pada Senin (30/3/2020), pejabat kementerian kesehatan Korsel Yoon Tae-ho mengatakan, tingkat kesembuhan yang terbilang tinggi di Korsel dapat dicapai karena pengujian agresif, pengawasan ketat, karantina, kebijakan menjaga jarak sosial, serta perawatan medis dari para dokter dan perawat.

Setelah melaporkan kasus virus corona pertama pada 20 Januari lalu, pemerintah Korsel mulai memperbanyak tempat tes corona dan mendorong warga untuk mau memeriksakan diri. Demi mempermudah warga, Korsel menerapkan tes pemeriksaan gratis hingga membuka tes pemeriksaan Covid-19 melalui layanan drive-through.

Melansir worldometers, setidaknya 461.233 orang di Korsel telah melakukan pemeriksaan virus corona.
Serupa dengan China, di samping infeksi domestik yang menurun, Korsel juga dihadapkan dengan kemunculan kasus baru yang terdeteksi dibawa dari luar negeri.

Untuk itu, pemerintah Korsel memperpanjang kebijakan menjaga jarak sosial untuk meredam penyebaran virus corona. Mereka juga meminta warga untuk meghindari aktivitas yang memerlukan kontak dekat di tempat tertutup, seperti kegiatan keagamaan dan kegiatan olahraga di dalam ruangan.

Penangkapan Telah Dilakukan, Benarkah PSBB Masih Nanggung?

Iran

Sebanyak 19.736 dari total 58.226 pasien infeksi virus corona di Iran dilaporkan sembuh atau 35 persen. Sementara itu, pasien yang dinyatakan meninggal sebanyak 3.603 orang.

“Bangsa kita telah berhasil mencapai tujuannya, meskipun ada kesulitan, Iran akan mengatasi virus corona dengan persatuan,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani, seperti dikutip Aljazeera belum lama ini.
Sejak mengumumkan kematian pertama akibat virus corona pada 19 Februari lalu, Iran mulai mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona. Apalagi setelah banyak pejabat Iran yang juga terinfeksi virus.

Juru bicara kementerian kesehatan Kianoush Jahanpour menyebut naiknya kasus infeksi virus corona di Iran disebabkan oleh banyaknya pengakuan warga yang mengalami gejala infeksi. Selain itu, Iran juga telah memperluas kapasitas pengetesan di seluruh negeri.

Kemenkes bahkan mengimbau para warga untuk mengunjungi situs daring mereka dan melaporkan gejala-gejala yang berpotensi, beserta identitas mereka. Data yang masuk dalam situs tersebut digunakan untuk mengidentifikasi jumlah potensi kasus.

Untuk itu, pemerintah Iran menangguhkan kegiatan belajar di sekolah dan universitas hingga April mendatang dan meniadakan kegiatan di parlemen guna menekan penyebaran wabah corona. Mereka juga menutup sementara empat situs ziarah utama di Iran, termasuk makam Fatima Masumeh di Qom. Kegiatan salat Jumat pun dilarang.

Selain itu, pemerintah juga meminta seluruh warganya untuk tidak bepergian menjelang liburan Tahun Baru Persia. Namun, imbauan ini tidak dihiraukan oleh sebagian besar warga.

Oleh karena itu, pemerintah Iran memberlakukan aturan pembatasan akses yang lebih ketat. Laporan media televisi pemerintah menunjukkan adanya pos-pos pemeriksaan polisi di pintu masuk dan keluar Teheran.

Negara dengan Catatan Positif

Selain tiga negara itu, Venezuela dan Bahrain juga tercatat memiliki tingkat kesembuhan tinggi meski tidak terdampak parah oleh virus corona. Berdasarkan data di situs Worldometers, hingga Senin, tingkat kesembuhan di Bahrain mencapai 61 persen dari total 700 kasus.

Negara Vietnam juga menunjukkan catatan positif dengan nihilnya angka kematian dari total 241 kasus. Persebaran virus di Vietnam tergolong sangat rendah dengan agresifnya tes yang dilakukan pemerintah setempat. Hingga Senin, Vietnam telah melakukan tes terhadap 88.551 orang. Sangat berbeda jauh dari Indonesia yang baru mencatatkan tes sebanyak 9.712 orang.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.