• Mon, 14 October 2024

Breaking News :

Ilmuwan Inggris Sebut Virus Corona Bertahan di Udara Lebih dari 1 Jam

Virus corona dapat bertahan hidup di droplet dan aerosol hingga tiga jam di bawah kondisi eksperimental.

JEDA.ID-Tetesan atau droplet virus corona disebutkan dapat bertahan di udara selama lebih dari satu jam.

Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London, yang merupakan anggota Kelompok Penasihat Ilmiah Pemerintah untuk Keadaan Darurat (SAGE), telah memperingatkan virus corona dapat tetap di udara untuk waktu yang lama sebelum akhirnya mati.

Profesor Barclay mengatakan bukti penularan bisa lewat udara itu, makin meningkatkan peluang penularan lebih besar.

“Kami tahu bahwa virus yang menyebabkan Covid-19 dapat tetap hidup, tetap menular pada tetesan yang sangat kecil ini. Sehingga meningkatkan kemungkinan dan memang kemungkinan Covid-19 dapat ditransmisikan melalui partikel-partikel kecil yang dapat ditelusuri melalui udara,” ujarnya dalam sebuah talkshow di BBC seperti dilansir dari Express.co.uk. dan dikutip bisnis.com, Senin (13/7/2020).

Studi laboratorium di mana virus telah sengaja disiarkan juga menjadi bukti virus dapat tetap di sana selama lebih dari satu jam.

Pakar itu menunjukkan ada cara lain untuk menghindari virus.

“Tentu saja, ada rute lain juga, kita harus tetap mengingat bahwa jaga jarak fisik, jangan permukaan yang terkontaminasi, jadi mencuci tangan kita masih sangat penting. Tapi pememuan baru ini adalah bahwa penularan lewat udara mungkin juga berkontribusi dalam beberapa keadaan.”

Komentar Profesor Barclay muncul setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengakui bahwa penularan melalui udara tidak dapat dikesampingkan.

Kedermawanan Amitabh Bachchan, Aktor Terkaya yang Kena Corona

WHO mengatakan ada “bukti yang muncul” dari transmisi udara dalam pengaturan “penuh sesak, tertutup, berventilasi buruk”. Jika bukti dikonfirmasi, itu dapat memengaruhi pedoman untuk ruangan sosial yang jauh, seperti di toko-toko, restoran, pusat kebugaran dan pub.

Hindari Kerumunan

Langkah-langkah tambahan dapat diambil untuk meminimalkan sirkulasi udara dan menghindari kepadatan yang berlebihan.

Dikutip dari detikcom, belum lama ini, berikut 4 hal yang sering ditanyakan soal transmisi corona secara airborne.

1. Apakah aerosol sama dengan droplet?

Droplet berukuran lebih besar. Diameter nya sekitar 5 hingga 10 mikrometer dan rentang paparan adalah satu hingga dua meter (tiga hingga enam kaki). Sementara aerosol adalah ukuran droplet yang sangat kecil dan bisa bertahan lama di udara, tergantung pada suhu dan kelembaban.

“Virus corona dapat bertahan hidup di droplet dan aerosol hingga tiga jam di bawah kondisi eksperimental, meskipun ini tergantung pada suhu dan kelembaban, sinar ultraviolet, bahkan keberadaan jenis partikel lain di udara,” ujar Stephanie Dancer, seorang konsultan medis ahli mikrobiologi di Inggris kepada Al Jazeera.

2. Bagaimana proses penyebaran aerosol?

Seperti dalam transmisi droplet, aerosol dapat dilepaskan dalam beberapa cara termasuk; bernapas, berbicara, tertawa, bersin, batuk, bernyanyi dan berteriak.

“Pernapasan tidak akan melepaskan banyak partikel, tetapi berteriak, bernyanyi, batuk, dan bersin, dapat memunculkan aerosol melalui udara dengan berbagai kecepatan yang berbeda,” kata Dancer.

Antiribet, Begini Cara Bayar Pajak Motor Online atau di Indomaret

Penularan melalui udara juga dapat terjadi dalam prosedur medis tertentu yang melibatkan pasien yang menghasilkan aerosol, sehingga menempatkan petugas kesehatan pada risiko.

Para pakar menyakini Virus corona juga menyebar lewat udara atau airbone (ilustrasi/Freepik)

Para pakar menyakini virus corona juga menyebar lewat udara atau airbone (ilustrasi/Freepik)

“Coronavirus dapat disebarkan oleh aerosol dalam keadaan khusus jika menggunakan nebuliser, bronkoskopi, intubasi, gigi dan prosedur oral lainnya menggunakan penyedotan dan bilas,” kata Naheed Usmani, presiden Asosiasi Dokter Keturunan Pakistan di Amerika (APPNA) melalui Al Jazeera.

3. Seberapa besar potensi penularan corona lewat udara?

WHO telah lama menyatakan bahwa sumber utama infeksi adalah melalui transmisi droplet. Namun belum lama WHO menyatakan ada “bukti yang muncul” dari penularan melalui udara.

“Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, memang tidak dapat dikesampingkan,” ucap Benedetta Allegranzi, selaku pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi.

Sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara dan berbagai bidang menyatakan dalam surat terbuka bahwa ada “risiko nyata” penularan melalui udara, terutama di area dalam ruangan, tertutup dan ramai tanpa ventilasi yang tepat.

4. Bagaimana upaya pencegahan corona lewat udara?

Mengenakan masker wajah dengan benar dan menjaga jarak fisik dianjurkan setiap saat, dan ini telah menjadi aturan yang wajib bagi setiap orang. Pun, para ahli juga merekomendasikan untuk menghindari tempat-tempat ramai, terutama transportasi umum.

Selain itu, upaya dari pencegahan virus corona menjadi bertambah yaitu meningkatkan ventilasi dalam ruangan, dan menyediakan pembersih udara atau filter udara efisiensi tinggi (HEPA) portabel atau lampu ultraviolet (UV) pada kebutuhan perkantoran, sekolah, atau perindustrian.

“Di ruang tertutup di sekolah, kantor dan rumah sakit, meningkatkan ventilasi yang baik dengan udara terbuka dengan membuka jendela juga dapat mengurangi risiko infeksi, kata Jose-Luis Jimenez, seorang ahli kimia di University of Colorado.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Menarik Juga

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.