Meski dilarang, seorang ibu-ibu dari Bandung, Jawa Barat nekat naik ke kursi tanpa sepengetahuan penjaga dan ber-selfie.
JEDA.ID – Insiden selfie di Museum Kursi HB VIII, Komplek Keraton Yogyakarta, Senin (16/12/2019), membuat publik geram. Kaki meja penginggalan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII ditemukan patah sesaat setelah seorang pengunjung berusaha duduk untuk mengambil foto.
Kejadian ini mengundang perhatian Putri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu yang lantas mengunggahnya di akun Twitter @GKRHayu. GKR Hayu menyayangkan himbauan tertulis untuk tidak menyentuh barang-barang ternyata tak diindahkan.
Jejak Logo UGM Yogyakarta di Makam Sardjito
Katanya tulisan dilarang pegang dilarang foto itu mengurangi keindahan museum/pameran
Tp utk menghadapi jenis orang butuh konten tp ndak bisa baca gini gimana?
Ada yg mau duduk di pelenggahan dr HB VIII dan selfi, sukses nyamplak meja marmer pic.twitter.com/U00ENDGpHh
— GKR Hayu (@GKRHayu) 16 Desember 2019
Pihak pengelola juga sudah bertemu dengan wisatawan tersebut untuk menyelesaikannya. Namun Hayu melihat permasalahan bukan semata-mata masalah ganti kerugian atau kerusakan. Diapun melanjutkan dengan tulisan di twitternya.
Salah seorang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Mas Bekel Purakso Wiarjo mengaku kejadian rusaknya meja marmer ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Meski dilarang, seorang ibu-ibu dari Bandung, Jawa Barat nekat naik ke kursi tanpa sepengetahuan penjaga dan ber-selfie.
Ibu itu bahkan ikut terjatuh berbarengan dengan rusaknya kaki meja dan podium yang berlubang. “Saya berjaga di Museum Batik, ada di sebelahnya,” ujarnya.
Nenek Moyang Manusia Sangiran dari Bumiayu?
Kejadian Lain
Kejadian memalukan seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Dilansir New York Times, pada 2016, seorang turis mengunjungi Museum Nasional Seni Kuno Lisbo, dan hendak berfoto selfie dengan patung St. Michael yang berusia 300 tahun. Akibat kecerobohannya, dia menjatuhkan patung itu dan merusaknya hingga tidak bisa diperbaiki.
Dilansir CNN, pada 2016 ada juga yang memanjat patung Raja Sebastian dari Portugal yang berusia 126 tahun, di Lisbon hanya untuk selfie dengannya. Seorang pria memanjatnya untuk mendapatkan foto yang lebih baik namun ia pun menjatuhkannya, menabrak 12 bagian patung dan membuat seisi museum menjadi kacau.
Pada 2017 seorang wanita sedang melihat mahkota, namun sayangnya dia menabrak satu mahkota itu karena mengambil selfie dan efek domino pun terjadi, merusak seni seharga US$200.000.
4 Ciri-Ciri Orang Punya Sikap Moderat
Kejadian lain, terekam kamera pengawas. Dilansir dari Atlas Obscura, seorang lelaki mengunjungi Museum Arloji dan Jam Nasional, dirinya pun tertangkap kamera keamanan karena melakukan sesuatu yang sangat bodoh. Dia menyentuh benda yang tergantung dan terus mengacaukannya sampai jatuh dari dinding.
Kejadian menyebalkan lain menimpa karya seni lukisan Claude Monet “Argenteuil Basin With A Single Boatboat.” Karya seni senilai 10 juta euro atau sekitar Rp157 juta itu tergantung di Galeri Nasional Irlandia.
Seorang turis merusaknya dengan meninju lukisan itu pada tahun 2012. Lukisan pun mengalami tiga robekan besar, yang mencakup seperempat dari lukisan itu.
Pemulihan dilakukan dengan sangat sulit dan memakan waktu 18 bulan. Dengan menjahit kembali benang-benang kecil kanvas dan memasang kembali ratusan potongan mikroskopis cat. Sementara itu pelakunya diadili atas tuduhan vandalisme. Dan lukisan itu sekarang disimpan di balik kaca pelindung.
Yang Terjadi pada Otak saat Orang Mengalami Stres
Kecerobohan Penjunjung
Ada pula kerusakan yang terjadi akibat kecerobohan pengunjung. Salah satu insiden terjadi di Museum Fitzwilliam di Cambridge, Inggris pada tahun 2006.
Seorang pria pengunjung museum tersandung tali sepatunya sendiri yang tidak diikat. Pria itu terjatuh menerjang tiga vas Cina dari dinasti Qing yang bernilai 500.000 pound atau sekitar Rp9,3 Miliar.
Awalnya, tubuhnya hanya membentur satu vas, namun vas itu menyebabkan efek domino dan akhirnya menghancurkan dua vas lainnya hingga hancur berkeping-keping. Tetapi hebatnya, pria itu tidak terluka.
Seorang karyawan museum mengatakan kalau vas-vas itu memang diletakkan di dasar tangga selama beberapa dekade dan tidak pernah ada masalah sebelumnya.
Akhirnya, 400 kepingan dari vas-vas itu disatukan kembali, karena museum sangat optimis bisa memulihkan vas-vas yang sudah hancur itu. Pria itu pun harus bertanggung jawab akibat kecerobohannya.