Manajer klub Inggris Arsenal, Mikel Arteta jadi penyintas setelah dinyatakan pulih dari Virus Corona yang menjangkitinya.
JEDA.ID— Manajer klub Inggris Arsenal, Mikel Arteta jadi penyintas setelah dinyatakan pulih dari Virus Corona yang menjangkitinya. Kepada laman resmi Arsenal, Arteta berbagi pengalamannya terjangkit virus yang belum ditemukan obatnya tersebut.
“Saya merasa telah benar-benar sembuh,” kata Arteta dalam wawancara tersebut. Arteta menyatakan dirinya terpapar Virus Corona saat Arsenal menghadapi klub Yunani Olympiakos Pireus di ajang Liga Europa. Pemilik Olympiakos dinyatakan terjangkit virus corona pada akhir Februari lalu.
Pria asal Spanyol tersebut mengaku merasakan ada yang tak beres dengan kesehatannya setelah mendapatkan kabar dari Olympiakos bahwa mereka mungkin terpapar virus tersebut. Dia pun menyatakan langsung berpikiran dirinya bisa saja menularkan Covid-19 kepada orang lain di sekitarnya.
“Benar bahwa saya mulai merasakan gejala ketika kami mendapatkan telepon dari sana [Olympiakos] yang memberitahukan bahwa kami kami mungkin terekspose virus. Saya tak tahu, saya merasa ada sesuatu di tubuh saya, dan ternyata itu.”
Dia juga menyatakan telah menularkan virus tersebut kepada istri dan pengasuh anaknya. Beruntung ketiga anaknya yang masih kecil tak ikut terjangkit.
“Yang sulit adalah ada banyak orang di rumah saya, dengan tiga anak kecil, dan saya sangat khawatir. Istri saya bisa melaluinya, pengasuh anak saya juga. Beruntung, anak-anak tak terkena. Sekarang kami benar-benar telah sembuh.”
Melalui Masa Sulit
Arteta mengaku sempat mengalami masa-masa sulit dalam proses penyembuhannya. Sesak nafas dan demam membuat dia sangat tersiksa. “Dalam hal gejala, itu seperti virus biasa bagi saya. Saya menghadapi tiga atau empat hari yang sulit, dengan demam dan batuk kering, dan juga saya merasa dada saya tidak nyaman, itu saja.”
Dia pun memuji dukungan yang didapatkannya dari seluruh bagian Arsenal. Mulai dari staf hingga pemain, menurut dia, telah menunjukkan sikap yang luar biasa untuk mendukungnya dan klub menjalani itu semua.
“Dalam kondisi sulit seperti ini dimana anda bisa melihat orang dan bagaimana mereka bereaksi, bagaimana mereka berpikir dan memprioritaskan sesuatu.”
“Semua telepon yang masuk ke saya dari semua bagian dan staf teknis saya, semua staf pelatih, semua pemain, bagaimana mereka waspada dan memberikan dukungan, mereka semua mencoba membantu, mencoba tetap bekerja dengan situasi seperti ini dan membuat semua hal lebih mudah bagi klub. Itu sangat luar biasa.”
Mikel Arteta dinyatakan terjangkit virus corona pada 12 Maret lalu. Arsenal langsung memberlakukan isolasi penuh kepada seluruh skuadnya sejak saat itu. Mereka juga menutup fasilitas latihan di semua level, mulai dari tim utama sampai tingkat akademi. Beruntung bagi Arsenal, tak ada anggota tim mereka yang kemudian dinyatakan terpapar virus corona lagi.
Disebut Berpotensi Sebarkan Corona, Begini Tradisi Makan Sirih Pinang Papua
Penyintas akan Lebih Kebal
Para ilmuwan mengungkapkan beberapa penyintas atau orang yang selamat dari infeksi virus Corona atau Covid-19 dapat lebih kebal jika terkena kembali.
Dilansir dari Straitstimes.com, garis pertahanan pertama tubuh terhadap virus menular adalah antibodi yang disebut imunoglobulin M, yang tugasnya adalah tetap waspada di dalam tubuh dan mengingatkan seluruh sistem kekebalan tubuh terhadap pengganggu seperti virus dan bakteri.
Berhari-hari dalam infeksi, sistem kekebalan memurnikan antibodi ini menjadi tipe kedua yang disebut imunoglobulin G, dirancang dengan indah untuk mengenali dan menetralkan virus tertentu.
Perbaikan mungkin memakan waktu hingga satu minggu, baik proses dan potensi antibodi akhir dapat bervariasi. Beberapa orang membuat antibodi penawar yang kuat terhadap infeksi, sementara yang lain meningkatkan respons yang lebih ringan.
Antibodi yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi beberapa virus – polio atau campak, misalnya – memberikan kekebalan seumur hidup. Namun, antibodi terhadap virus corona yang menyebabkan flu biasa bertahan hanya satu sampai tiga tahun – dan itu mungkin juga berlaku untuk sepupu baru mereka atau Covid-19.
Sebuah studi pada kera yang terinfeksi dengan Covid-19 menunjukkan kera menghasilkan antibodi penawar dan melawan infeksi lebih lanjut bahwa setelah terinfeksi, tetapi tidak jelas berapa lama monyet atau orang yang terinfeksi virus akan tetap kebal.
Florian Krammer, seorang ahli mikrobiologi di Ichan School of Medicine, Mount Sinai, New York, mengungkapkan pertarungan kedua antibodi dengan Covid-19 kemungkinan akan jauh lebih ringan dari yang pertama bahkan jika perlindungan antibodi berlangsung singkat dan orang-orang terinfeksi kembali.
Sebagian dari sel memori kekebalan dapat mengaktifkan kembali respons secara efektif bahkan setelah tubuh berhenti memproduksi antibodi penawar. “Anda mungkin akan membuat respons kekebalan yang baik sebelum Anda menjadi simptomatik lagi dan mungkin benar-benar menumpulkan jalannya penyakit,” kata Krammer, Jumat (27/3/2020) seperti dilansir Bisnis.com.
Bisa Bikin Mengantuk, Jangan Makan Ini Sebelum Berkendara
Penggunaan Plasma
Saat ini, orang-orang yang dipastikan kebal dapat menjelajah dari rumah mereka dan membantu menopang tenaga kerja sampai vaksin tersedia. Secara khusus, petugas layanan kesehatan yang diketahui kebal dapat terus merawat orang yang sakit parah.
Menumbuhkan kekebalan dalam komunitas juga merupakan cara berakhirnya epidemi, yakni dengan semakin sedikit orang yang terinfeksi, Covid-19 akan kehilangan pijakannya dan bahkan warga yang paling rentan pun menjadi lebih terisolasi dari ancaman tersebut.
Kekebalan juga dapat membawa pengobatan dini. Antibodi yang dikumpulkan dari tubuh penyintas atau mereka yang telah pulih dapat digunakan untuk membantu mereka yang berjuang melawan penyakit yang disebabkan oleh Covid-19.
Pada Selasa (24/3/2020), Administrasi Makanan dan Obat-obatan menyetujui penggunaan plasma dari penyintas atau pasien yang pulih untuk mengobati beberapa kasus parah. Sehari sebelumnya, Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan New York akan menjadi negara pertama yang mulai menguji serum dari orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 untuk mengobati mereka yang sakit parah.
“Ini adalah uji coba untuk orang-orang yang dalam kondisi serius, tetapi Departemen Kesehatan Negara Bagian New York telah mengerjakan hal ini dengan beberapa agen kesehatan terbaik New York, dan kami pikir itu menunjukkan sesuatu yang menjanjikan,” kata Cuomo.