Selama ini orang cenderung menolong orang tersedak dengan memberikan minuman.
JEDA.ID–Meninggalnya Moh. Adil Fikri Amruloh, bocah 8 tahun asal Blitar, Jawa Timur, menjadi perhatian. Sebab, Adil meninggal karena tersedak setelah makan sempol.
Kasus kematian akibat tersedak makanan bukan hal baru. Mengkhawatirkannya, jumlah kematian akibat tersedak makanan terus bertambah.
Adil meninggal setelah membeli 8 biji sempol di warung tidak jauh dari rumahnya. Korban memakan enam biji sempol yang dibelinya. Tidak lama kemudian, bocah itu memukul-mukul dadanya akibat tersedak.
Warga yang melihat kejadian ini mencoba membantunya dengan memberikan minuman. Namun, air tak bisa masuk ke tenggorokan korban.
Korban lalu duduk di tanah dan berguling-guling dengan kondisi mulut menggigit seperti menahan sakit.
Sempat dibawa ke puskesmas dan rumah sakit, Adil akhirnya meninggal. Dokter menduga korban meninggal karena tersedak dan kemungkinan epilepsi.
Cara makan Adil selama ini menjadi sorotan. Sebab, dia memiliki kebiasaan makan secara terburu-buru. Apabila makan belum habis ditenggorokan langsung dijejali makanan lagi.
Kasus yang dialami Adil ini mirip dengan kasus di Inggris yang juga mayoritas karena makan terburu-buru. Di negara itu ada 286 kematian akibat tersedak pada 2016 lalu.
Para pakar menyebut cara mengunyah yang tidak benar turut bertanggung jawab terhadap naiknya angka kematian akibat tersedak.
Ketika seseorang tersedak makanan, jalan napas bisa tersumbat dan dengan segera tubuh akan kekurangan oksigen. Kematian bisa terjadi secara bertahap jika sumbatan tidak diatasi, dimulai dengan kerusakan sel-sel otak dan lama-kelamaan organ vital seperti jantung dan paru-paru gagal berfungsi.
Selama ini orang cenderung menolong orang tersedak dengan memberikan minuman. Memberikan minuman ada kemungkinan untuk membantu, namun dalam kasus tertentu malah bisa membahayakan dan bisa menyebabkan kematian.
Dua Cara
Lalu bagaimana membantu orang yang tersedak? Selama ini manuver Heimlich kerap menjadi acuan untuk membantu orang tersedak. Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi dua jenis pertolongan bagi orang tersedak yaitu untuk anak di bawah umur satu tahun dan di atas satu tahun.
WHO dan Kementerian Kesehatan mengategorikan tersedak sebagai kegawatdaruratan yang wajib segera ditangani. Untuk bayi di bawah satu tahun yang tersedak, awal penanganan dengan meletakkan bayi pada lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah.
Berikan 5 pukulan dengan mengunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang bayi (interskapula). Tindakan ini disebut Back blows.
Bila kondisinya masih sama, balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan 5 pijatan dada dengan menggunakan 2 jari, satu jari di bawah garis yang menghubungkan kedua papila mamae (sama seperti melakukan pijat jantung). Tindakan ini disebut Chest thrusts.
Kemudian cek mulut bayi apakah ada benda yang tertelan bisa dikeluarkan. Bila diperlukan, bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian.
Sedangkan pada anak yang usianya di atas 1 tahun letakkan anak dengan posisi tengkurap dengan kepala lebih rendah. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang anak (interskapula).
Bila kondisi anak masih sama, bisa tolong dengan manuver Heimlich. Caranya, penolong berada di belakang anak dan melingkarkan kedua lengan mengelilingi badan anak.
Pertemukan kedua tangan dengan salah satu mengepal dan letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum) anak. Kemudian lakukan hentakan ke arah belakang atas. Lakukan manuver Heimlich tersebut sebanyak 5 kali.
Teknik Heimlich ini bekerja dengan mengangkat diafragma kita dan melemparkan udara dari paru-paru kita. Sehingga menyebabkan benda asing juga bisa terlempar dari saluran napas.