• Fri, 26 April 2024

Breaking News :

Kasus Covid-19 Siap Tembus 2 Juta, Seberapa Kuat Virus Corona Dibanding Flu Babi?

Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia siap menembus 2 juta pasien. Perkembangan ini seakan menggambarkan beratnya tantangan yang dihadapi otoritas global untuk berupaya membendung patogen mematikan tersebut.

JEDA.ID – Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia siap menembus 2 juta pasien. Perkembangan ini seakan menggambarkan beratnya tantangan yang dihadapi otoritas global untuk berupaya membendung patogen mematikan tersebut.

Dikutip dari www.worldometers.info, total kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai 1.924.663 kasus hingga Selasa pagi (14/4/2020) WIB. Sebanyak 445.005 orang di antaranya dinyatakan berhasil sembuh, 119.691 pasien meninggal dunia, dan 1.359.967 pasien masih terinfeksi.

Apa yang bermula sebagai penyakit misterius semacam pneumonia di Wuhan, China, pada Desember 2019 telah berubah menjadi krisis kesehatan global yang mengancam sistem kesehatan dan ekonomi dunia.

Ketika kali pertama ditemukan, para dokter menyamakan virus ini dengan virus penyebab penyakit Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), yang menjangkiti 8.000 orang, mayoritas di Asia, pada tahun 2003.

Virus corona jenis baru yang memang masih satu keluarga dengan virus penyebab SARS itu kemudian menjalar ke luar China. Satu persatu negara melaporkan kasus terinfeksi dan korban jiwa. Hingga kini, tak kurang dari 210 negara di seluruh dunia telah terdampak.

Butuh waktu sekitar empat bulan bagi virus tersebut untuk menginfeksi 1 juta orang, pada 3 April 2020. Tapi jumlah ini kemudian tak butuh waktu yang lama untuk melonjak hampir dua kali lipatnya.

Total jumlah kasus terinfeksi corona kemungkinan bahkan lebih tinggi dari 2 juta per hari ini, ketika banyak negara – termasuk Amerika Serikat dan negara-negara berkembang – melakukan pengujian hanya pada sebagian kecil dari populasi mereka, seperti dilansir dari Bloomberg,

Dalam beberapa kasus, virus ini dapat menyebar dengan mudah dan pelan. Siapa pun dapat menularkannya kepada orang lain bahkan sebelum mereka tahu bahwa mereka telah terjangkiti atau tanpa pernah mengalami gejala seperti batuk dan demam.

Olahraga yang Disarankan dan Tidak Disarankan Bagi Pengidap Penyakit Jantung

Kasus di AS Terparah

Jumlah kasus Covid-19 di AS sendiri kini mencapai hampir 600.000 kasus, terbanyak di antara negara-negara lain. Wabah di wilayah metropolitan utama seperti New York City, Seattle, dan Detroit telah menewaskan ribuan orang serta melumpuhkan kelangsungan hidup di banyak daerah.

Di belahan lain jagad raya ini, sejumlah hotspot corona di Eropa yakni Italia dan Spanyol terus berjuang melawan wabah yang telah mendorong lockdown nasional. Sementara itu, jumlah kasus di Singapura meningkat setelah berbulan-bulan berhasil ditahan.

Covid-19 juga tak pandang bulu dalam memilih korbannya. Rakyat jelata maupun pemimpin dunia tak kuasa menghindari. Mulai dari narapidana, pegawai toko, hingga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Pangeran Charles terinfeksi virus itu.

Dampak lain, bermacam industri lumpuh dan jutaan orang menjalani berbagai bentuk langkah isolasi di tengah upaya pemerintah negara-negara untuk membendung penyebaran corona.

Para pemimpin dunia susah payah mencari cara untuk mengendalikan penyebaran corona serta memutar otak untuk membuka kembali aktivitas bisnis dan sekolah di negara masing-masing. Untuk jangka panjang, mereka menaruh harapan pada keberadaan sebuah vaksin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan terdapat 70 vaksin virus corona yang tengah dalam pengembangan secara global saat ini. Di antaranya, tiga kandidat vaksin telah diujicobakan pada manusia.

Tetap saja, para pejabat kesehatan memperingatkan bahwa dibutuhkan setidaknya satu tahun sebelum sebuah vaksin siap untuk difungsikan.

3 Kandidat Telah Diujicobakan, Begini Pengembangan Vaksin Virus Corona

Virus Corona 10x Lebih Kuat

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Reuters)

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Reuters)

WHO juga menilai virus Corona 10 kali lebih mematikan dari pandemi flu babi yang melanda dunia pada tahun 2009. WHO hingga kini masih mencari vaksin untuk virus Corona.

Dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Senin (13/4/2020), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO terus mengkaji virus Corona yang melanda dunia.

“Kita tahu bahwa COVID-19 menyebar dengan cepat, dan kita tahu itu mematikan, 10 kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009,” kata Tedros.

WHO mengungkapkan 18.500 orang meninggal karena flu babi atau H1N1, yang kali pertama ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009, namun petugas medis Lancet memperkirakan jumlah korban antara 151.700 dan 575.400 orang. Tinjauan Lancet termasuk perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.

Tedros mengatakan virus Corona menyebar dengan cepat, angka penambahan kasus lebih tinggi dari pada penurunan jumlah kasus. Vaksin virus Corona diperlukan untuk menghentikan penyebarannya.

“Langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika sudah bisa menjamin keamanan kesehatan masyarakat, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak,” katanya.

Terlepas dari upaya yang dilakukan, WHO mengakui bahwa pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan transmisi virus Corona. Vaksin diperkirakan setidaknya ada pada 12 hingga 18 bulan lagi.

Ditulis oleh :

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.