• Fri, 29 March 2024

Breaking News :

Melihat 5 Tradisi Pemakaman Tak Biasa di Berbagai Negara

Upacara pemakaman merupakan sebuah ritual sakral yang terkadang berbeda satu wilayah dengan wilayah atau daerah lainnya sesuai tradisi masing-masing.

JEDA.ID – Upacara pemakaman jenazah merupakan sebuah ritual yang sakral. Setiap daerah atau wilayah memiliki cara tersendiri sesuai dengan tradisi dan adat istiadat masing-masing.

Konon, cara tersebut dilakukan sebagai lambang keabsahan kepergian seseorang menghadap Sang Pencipta. Tidak jarang beberapa di antaranya memiliki ritual pemakaman unik dan bikin orang geleng-geleng kepala.

Bagaimana cara suatu masyarakat memperlakukan seseorang yang telah meninggal merupakan salah satu mempelajari budaya dan adat istiadat mereka. Jadi, jangan heran jika Anda menemui beberapa perbedaan ritual pemakaman dari satu kelompok masyarakat dengan yang lainnya. Bahkan tak jarang ritual itu tampak menyeramkan bagi orang di luar komunitas tersebut. Penasaran?

Berikut lima tradisi pemakaman aneh di berbagai negara yang bikin Anda geleng-geleng kepala, seperti melansir dari Wonderlist.com, Kamis (16/4/2020):

Menguliti mayat sebelum dikubur di Filipina

Suku Ifugao, Filipina memiliki ritual yang cukup panjang dalam memakamkan seseorang yang telah meinggal. Setelah jenazah dimandikan dan ditutup kedua matanya, ia kemudian didudukan di dekat pintu depan rumah. Tak hanya itu, didekatnya juga diletakkan api untuk mengusir serangga serta mengeringkan sang mayat.

Tak sampai disitu, pada hari keempat masa berkabung, sang mayat diambil dari kursi dan dikuliti. Kulit yang dipercaya dapat membantu kesuburan ini dikubur dibawah rumah almarhum. Jenazahnya juga dapat ikut dikubur pada hari itu, atau disimpan hingga empat hari kemudian bari dikubur. Uniknya lagi, pasangan orang yang meninggal itu dilarang terlibat dalam proses atau bahkan melihat jenazahnya.

Sembuh, Tung Desem Waringin Bagikan Kiat Lumpuhkan Virus Corona

Tidak sembarangan menyentuh mayat Raja, Pasifik Selatan

Pamakaman raja Tonga sangat penting sehingga tidak sembarang orang yang boleh menyentuhnya. Tonga adalah sebuah kerajaan kecil dengan 170 pulau di daerah Polynesia, Pasifik Selatan. Meski raja terakhirnya, Tupou V telah membuat aturan perubahan agar negara tersebut bisa lebih demokratis, mereka masih memperlakukan keluarga kerajaan dengan istimewa. Termasuk ritual pemakaman rajanya.

Melansir dari Liputan6, hanya orang terpilih saja yang boleh mempersiapkan upacara kematian serta sang raja. Orang-orang tersebut dipanggil Nima tapu atau tangan suci. Ketika masa berkabung mereka terkunci dari dunia luar dan tidak boleh menggunakan tangannya sama sekali. Oleh kerena itu, seorang Nima tapu memiliki seorang pembantu untuk melayaninya sampai akhir masa berkabung.

Sebagai makanan burung di Tibet

Ritual pemakaman bernama sky burial ini dilakukan di pegunungan Tibet. Mengingat iklim ekstrem serta tanahnya yang berbatu sehingga mustahil untuk melakukan pemakaman seperti yang biasa dilakukan kebanyakan orang di beberapa wilayah. Untuk mengatasi hal itu, warga setempat yang mayoritas beragama Buddha memberikan jasad orang yang meninggal tersebut sebagai makanan burung bangkai.

Sebelumnya jenazah orang meninggal tersebut akan dimutilasi dan dicampur dengan tepung. Ritual tersebut dilakukan karena masyarakat setempat percaya bahwa tubuh hanyalah sebuah kapal bagi roh atau jiwa yang sudah kembali.

Memumikasikan diri sendiri

Sokushinbutsu, atau biksu yang ada di Jepang sering menggunakan cara ini untuk mengantar mereka pada kematian. Melansir dari salah satu sumber, proses yang panjang serta keras ini bertujuan mempermudah mereka meninggal dalam keadaan seperti mumi.

Tak hanya itu, mereka juga melakukan diet kacang dan buah-buahan, melakukan kegiatan fisik yang cukup keras, bahkan rela kehilangan cairan tubuh serta meracuni tubuh mereka sendiri demi menghindarkan diri dari serangan belatung.

Tahap terakhir dari proses tersebut adalah membiarkan para biksu ini duduk menunggu kematiannya dalam sebuah makam batu. Setiap hari ia akan bertugas membunyikan lonceng yang menandakan ia masih hidup hingga sampai suatu saat loncengnya tidak berbunyi lagi, makam tersebut akan disegel hingga 1000 hari untuk kemudian dibuka kembali dan dilakukan verifikasi proses mumifikasi tersebut.

Padamnya Kemanusiaan demi Pamor, Di balik Tas Diduga dari Tulang Manusia

Berdansa dengan orang mati, Madagaskar

Ritual pemakaman yang tak kalah bikin Anda geleng-gelang selanjutnya bernama Famadihana, seperti yang dilakukan masyarakat Madagaskar. Acara itu akan dimulai dengan mengeluarkan jenazah dari kuburnya dan melakukan perayaan dengan melakukan dansa bersama jenazah tersebut.

Ritual ini sangat diyakini masyarakat setempat sebagai bentuk semangat almarhum yang akan bergabung dengan nenek moyang mereka selepas membusuknya tubuh jenazah. Perayaan ini dilakukan setiap 7 tahun sekali serta dianggap sebagai momen reuni bersama keluarga.

Pesta pengantar jenazah, Sulawesi Selatan

Sama seperti ritual Famadihana di Madagaskar, prosesi pemakaman di daerah Tana toraja ini juga menggunakan tari-tarian, musik, bahkan pesta untuk sejumlah tamu.

Bagi masyarakat setempat, kematian merupakan kesempatan mewah dan hal ini justru harus dirayakan. Ritual tersebut hanya memperbolehkan jenazah dibungkus dan disimpan dalam rumah serta diperlakukan seperti orang sakit, sementara keluarganya menabung untuk biaya pemakaman.

Pemakaman yang sebenarnya terjadi bila keluarganya mengadakan upacara kematian yang akhirnya menempatkan jenazah dalam peti mati dan menaruhnya pada sebuah gua atau tergantung di sebuah tebing.

Ditulis oleh : Ria Sari Febrianti

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.