• Sat, 20 April 2024

Breaking News :

Di Rumah Saja Sebaiknya Tetap Pakai, Ini Seputar Mitos Tabir Surya

Sebagian besar orang beranggapan tidak perlu menggunakan tabir surya bila tidak sedang berkegiatan di luar rumah.

JEDA.ID- Sebagian besar orang beranggapan tidak perlu menggunakan tabir surya bila tidak sedang berkegiatan di luar rumah. Apalagi pada krisis virus corona ini, setiap orang diminta hanya untuk berada di dalam rumah saja.

Padahal tabir surya tetap harus dikenakan meskipun Anda sedang melakukan isolasi mandiri di dalam rumah. Berikut penjelasan dari para ahli dermatologi.

“Ini adalah miskonsepsi umum, bahwa Anda tidak perlu mengenakan tabir surya saat berada di dalam ruagan,” ujar ahli dermatologi Joyce Park kepada Allure seperti dilansir Antaranews, Selasa (31/3/2020).

Park menjelaskan kaca jendela pada umumnya dapat menahan sinar UVB, namun tidak dengan sinar UVA yang dapat menembus lebih jauh daripada sinar UVB.

“UVA berkontribusi pada penuaan dini di kulit seperti bercak hitam dan keriput. Selain itu, UVA juga dapat meningkatkan potensi kanker kulit,” jelas Park.

Oleh sebab itu Park merekomendasikan tabir surya yang dilengkapi dengan SPF meskipun Anda sedang berada di dalam ruangan. Apalagi bila Anda lebih sering duduk di samping jendela dengan ruangan yang dipenuhi sinar matahari.

Penuaan Dini

Hal serupa juga dinyatakan oleh ahli dermatologi dari Mount Sinai Hospital di Kota New York, Amerika Serikat, Joshua Zeichner.

“Tabir surya tetap diperlukan meskipun Anda berada di dalam ruangan. Bila Anda duduk di dekat jendela, sebenarnya Anda sama seperti berada di luar ruangan, terpapar sinar UVA yang menjadi penyebab utama penuaan dini dan kanker kulit,” kata Zeichner.

Dalam penggunaannya, tetap harus dikenakan setiap dua atau tiga jam sekali. Lantas bagaimana bila produk tata rias seperti alas bedak yang Anda gunakan sudah mengandung SPF?

Menurut Hadley King, salah seorang ahli dermatologi di kota New York, bila produk tata rias yang dikenakan sudah mengandung SPF berspektrum 30 (SPF30), maka itu sudah cukup.

“Namun jangan lupa oleskan tabir surya di area terpapar sinar matahari lainnya seperti leher ataupun tangan, karena bahaya dari sinar ultra violet,” ujar King.

Sejumlah Pertanyaan Terkait Virus Corona yang Masih Jadi Misteri

Cegah Risiko Kanker Kulit

Ahli kesehatan kulit memang sering menyarankan tabir surya digunakan saat berkegiatan di luar ruangan demi menghindari penuaan dini dan risiko terkena kanker kulit.

Namun, ada sebagian orang yang merasa tak membutuhkannya karena ada klaim produk ini lebih banyak sisi negatif ketimbang positifnya.

Dari sederet klaim sisi negatif, berikut empat di antaranya yang masih berkembang dan perlu Anda catat hanya sebagai mitos seperti dilansir Antaranews.

1. Bisa jadi racun

Badan Pengawas Pangan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (FDA) mengungkapkan studi yang menunjukkan, bahan-bahan yang terkandung di dalamnya antara lain avobenzone, oxybenzone, octocrylene and ecamsule, bisa mencapai darah. Studi itu mengarahkan para konsumen menggunakan produk tabir surya.

Namun, ada jumlah tertentu pemakaian tabir surya yang dioleskan ke kulit agar bahan-bahannya bisa masuk ke kulit dan bercampur dengan darah. Bahkan, studi ini hanya melibatkan orang-orang yang menggunakan tabir surya tebal empat kali sehari, menurut Katie Lee dan Monika Janda, profesor ilmu perilaku dari University of Queensland di Australia.

Selain itu, tidak ada bukti bahan-bahan tersebut berbahaya dan pengujian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami bagaimana tabir surya secara langsung memengaruhi tubuh.

2. Orang dewasa bisa berhenti pakai

Kulit terbakar pada masa kanak-kanak telah dikaitkan dengan melanoma dan karsinoma sel basal. Beberapa orang percaya terbakar sinar matahari berdampak kurang pada kulit mereka seiring bertambahnya usia.

Namun, paparan sinar matahari pada usia berapa pun meningkatkan risiko kanker kulit dan menggunakanya dapat membantu orang tua dan muda mengurangi risiko masalah kesehatan ini.

“Penggunaan tabir surya juga mengurangi keratosis aktinik baru, lesi kulit prakanker dan mengurangi jumlah keratosis yang ada di Australia lebih dari 40 tahun,” kata Lee dan Janda dalam sebuah artikel.

“Penggunaan tabir surya secara teratur juga bisa menjadi rem penuaan kulit, membantu mengurangi ketipisan kulit. Selain juga bisa mencegah kulit mudah memar dan penyembuhan yang buruk yang membuat kulit yang lebih tua rentan terkena,” sambung mereka.

Ingin Minta Keringanan Kredit? Begini Syarat dari Bank Pemerintah dan Swasta

3. Bisa bahayakan tulang

Ada laporan tabir surya dapat berdampak negatif pada tulang karena menghambat vitamin D. Orang percaya produk ini mencegah sinar UV mencapai kulit, yang menyebabkan kekurangan vitamin.

Namun, penelitian menunjukkan, orang yang menggunakan tabir surya dan mereka yang tidak memiliki vitamin D, berbeda.

“Anda membutuhkan jauh lebih sedikit UV daripada yang Anda pikirkan untuk membuat vitamin D yang Anda butuhkan: hanya sepertiga dari UV yang menyebabkan kulit terbakar,” kata Lee dan Janda.

4. Riwayat penyakit keluarga

Orang-orang juga mengabaikan tabir surya karena mereka sudah memiliki riwayat kanker kulit dalam keluarga mereka. Memang benar genetika berkontribusi terhadap melanoma.

Namun, menurut Medical Daily, penggunaannya masih menawarkan manfaat kesehatan bagi orang-orang dengan riwayat kanker keluarga. Produk ini mengurangi paparan sinar matahari, yang pada tingkat tinggi dapat membuat orang lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit yang dikombinasikan dengan risiko genetik mereka,

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.