• Sat, 20 April 2024

Breaking News :

Dekat dengan Wuhan, Ini Cara Hebat Taiwan Tekan Angka Kematian Akibat Corona

Berkat kesiapsiaagan serta kerja keras baik pemerintah maupun penduduknya, Taiwan berhasil menekan angka kematian akibat virus corona.

JEDA.ID – Dari sekian banyak negara yang terpapar Virus Corona baru penyebab Covid-19, Taiwan dianggap berhasil mengendalikan virus mematikan itu.

Sampai sekarang beberapa negara masih berperang melawan virus corona. Namun ada satu negara yang sudah siapa siaga lebih awal dan dianggap sukses menangani Covid-19 yakni Taiwan.

Menurut data worldometers, hingga Senin (11/5/2020), dilaporkan hanya terdapat 440 kasus virus corona dengan 7 orang meninggal. Padahal secara geografis, Taiwan berada sekitar 130 km dengan China yang menjadi sumber kali pertama kasus corona ini muncul.

Berkat kesiapsiaagan serta kerja keras baik pemerintah maupun penduduknya tersebut, Taiwan patut diacungi jempol dan diberi pujian karena berhasil menekan angka kematian akibat virus corona di negaranya.

Melansir NBC News, Senin (11/5/2020) Direktur Pusat Kebijakan, Hasil dan Pencegahan Penyakit dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, Jason Wang mengatakan kunci keberhasilan pemerintah Taiwan adalah kewaspadaan yang sangat tinggi.

“Ketika wabah corona akan menjadi masalah besar, Taiwan sudah mempersiapkan diri dengan banyak hal,” katanya. Nah berikut beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Taiwan yang terbukti mampu menekan angka penyebaran virus corona di Taiwan.

Mengenang Ngerinya Hiperinflasi di Tengah Pro Kontra untuk Cetak Uang

Pemerintah mengambil sikap awal yang tegas

Sejak wabah ini muncul di Wuhan, Tiongkok pada 31 Desember 2019. Pada hari yang sama, otoritas Taiwan segera mengambil langkah cepat berupa pembatasan jalur udara dari atau menuju Wuhan.

Mereka menghentikan kapal pesiar yang akan berlabuh dan memberikan hukuman untuk siapapun yang melanggar aturan karantina. Selain itu, Pemerintah Taiwan juga mewajibkan warganya untuk melaporkan perjalanan sejak pekan pertama Februari.

Mereka menggunakan sistem pemindaian kode QR yang tersedia di setiap bandara dan stasiun. Dari pelaporan tersebut, warga Taiwan yang diketahui memiliki riwayat perjalanan ke sejumlah daerah di Tiongkok akan dikarantina selama 14 hari, sekali pun tidak menunjukan
gejala sakit.

Pembentukan Tim Medis

Setelah berhasil menghadapi pandemi SARS pada 2003, Taiwan secara tidak langsung juga menerapkan sistem yang hampir sama dengan penanganan virus corona.

Melansir dari Detik.com, negera ini juga memiliki sistem kesehatan kelas dunia dengan cakupan universal. Ketika kabar mengenai virus corona mulai muncul di Wuhan menjelang Tahun Baru Imlek, para pejabat di Pusat Komando Kesehatan Nasional (NHCC) Taiwan, bergerak cepat menanggapi dampak penyebaran virus tersebut.

Fakta itu diungkap dalam Journal of the America Medical Association (JAMA). “Taiwan dengan cepat menghasilkan dan menerapkan daftar sekitar 124 item tindakan dalam lima minggu terakhir untuk melindungi kesehatan masyarakat,” kata rekan penulis jurnal, Jason Wang yang merupakan seorang dokter Taiwan dan profesor pediatri di Stanford Medicine. Sayang nya, Taiwan dengan sistem kesehatan kelas dunianya ini, justru dikucilkan dari pergaulan dunia internasional.

China misalnya, kebijakan One China telah membuat Taiwan tertolak dari berbagai event internasional padahal sebelumnya mereka bisa hadir sebagai observer. Hal ini juga dilakukan oleh WHO, yang dianggap otoritas kesehatan tertinggi di dunia, dengan tidak mengikutsertakan Taiwan berpartisipasi selama tiga tahun belakangan.

Rawan Dibobol, Begini Cara Melindungi Akun E-Commerce

Larangan ekspor masker

Pemerintah Taiwan berusaha memastikan pasokan masker dapat memenuhi kebutuhan warganya sejak minggu pertama di bulan Februari.

Dilansir dari salah satu sumber, Taiwan mengantisipasi kelangkaan, penimbunan, dan permainan harga masker dengan mengambil alih serta memperketat produksi, distribusi dan penjualannya.

Salah satunya, adalah dengan melarang ekspor masker medis sejak 24 Januari lalu, kemudian disusul dengan meminta persediaan masker yang diproduksi di seluruh negeri pada 31 Januari.

Pemerintah kemudian mendistribusikan masker ke rumah sakit, super market, dan apotik, untuk memastikan warga Taiwan dapat dengan mudah mengakses pembelian masker. Bahkan, pemerintah juga menetapkan harga masker hanya 5 dollar Taiwan atau sekitar Rp2000 per lembar.

Walaupun dijual murah, warga Taiwan tetap harus menunjukan kartu identitas asli dan kartu asuransi nasional agar bisa membeli masker. Tak hanya memastikan persediaan masker, laman Aljazeera juga melaporkan, pemerintah Taiwan melakukan gerakan penggunaan hand sanitizer di seluruh ruang-ruang publik di Taiwan.

Transparansi Informasi

Dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakatnya, Pemerintah Taiwan bersikap terbuka dan apa adanya. Dengan memanfaatkan teknologi dunia massa dan kecanggihan ponsel miliki warga, setiap harinya CDC akan memberikan pengumuman berupa pesan singkat tentang potensi penularan virus corona.

Melansir dari NBC News, hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah Taiwan, Kolas Yotaka. Dia mengatakan ketika informasi transparan, dan orang-orang yang memiliki pengetahuan medis tidak memadai, ketakutan mereka akan berkurang.

Tak hanya itu saja, otoritas setempat juga menayangkan video edukasi setiap satu jam sekali di televisi dan radio berupa iklan layanan publik yang menjelaskan tentang virus corona.

Seperti bagaimana penyebarannya dan bagaimana cara mencegah penularannya. Iklan tersebut juga memuat panduan mencuci tangan yang benar dan memilih waktu yang tepat menggunakan masker.

Pemerintah juga berupaya mencegah diskriminasi sosial dengan menjelaskan penularan virus corona yang tidak terkait dengan ras seseorang, melainkan tergantung riwayat perjalanannya.

Ditulis oleh : Ria Sari Febrianti

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.