Peneliti kini memahami bahwa lubang hitam (black hole) yang ditemukan pada 2018 menjadi yang terbesar dan memiliki tingkat pertumbuhan paling cepat.
JEDA.ID-– Peneliti kini memahami bahwa lubang hitam (black hole) yang ditemukan pada 2018 menjadi yang terbesar dan memiliki tingkat pertumbuhan paling cepat.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Australian National University (ANU) dan diterbitkan pada jurnal Monthly Notice of the Royal Astronomical Society, mengungkapkan lubang hitam tersebut memiliki massa 34 miliar kali massa matahari.
“Massa lubang hitam juga sekitar 8.000 kali lebih besar dari lubang hitam di pusat Bima Sakti,” kata Christopher Onken, peneliti astronomi di Australian National University, seperti dikutip Bisnis.com dari laman universitas tersebut, Rabu (1/7/2020)
Dia menambahkan jika lubang hitam yang berada di galaksi Bima Sakti ingin bertumbuh seperti lubang hitam raksasa itu, maka lubang hitam di galaksi Bima Sakti harus menelan dua pertiga dari semua bintang yang ada di galaksi tersebut.
Lubang hitam raksasa ini dikenal sebagai J2157 dan ditemukan oleh tim peneliti yang sama pada tahun 2018. Peneliti melihat lubang hitam tersebut pada saat alam semesta itu berusia 1,2 miliar tahun atau kurang dari 10 persen dari usia saat ini.
“Ini lubang hitam terbesar yang diukur pada periode awal Semesta ini,” katanya.
Langganan Kaum Crazy Rich, Berapa Sih Tarif Pakai Jet Pribadi?
Tumbuh Besar
Bagaimana lubang hitam tumbuh begitu besar pada awal masa hidup Semesta masih merupakan misteri, tetapi tim sekarang mencari lebih banyak lubang hitam dengan harapan mereka bisa memberikan beberapa petunjuk.
“Kami tahu kami berada di lubang hitam yang sangat besar ketika kami menyadari tingkat pertumbuhannya yang cepat,” kata anggota tim Fuyan Bian, staf astronom di European Southern Observatory (ESO).
Dia mengungkapkan berapa banyak lubang hitam yang bisa ditelan tergantung pada berapa banyak massa yang sudah mereka miliki. Oleh karena itu, dia menilai untuk lubang hitam yang satu ini yang melahap pada tingkat tinggi, bisa menjadi pemegang rekor baru. “Dan sekarang kita tahu,” imbuhnya.
Tim, termasuk para peneliti dari University of Arizona, menggunakan ESO’s Very Large Telescope di Chile untuk secara akurat mengukur massa lubang hitam. Onken menambahkan dengan lubang hitam yang sangat besar, tim senang soal apa yang bisa dipelajari tentang galaksi tempat lubang itu itu tumbuh.
“Apakah galaksi itu salah satu raksasa Alam Semesta awal, atau apakah lubang hitam hanya menelan jumlah yang luar biasa dari lingkungannya? Kita harus terus menggali untuk mencari tahu,” kata Onken.
Misteri Lain
Memang, hingga saat ini para ilmuwan berlomba-lomba untuk mengungkap misteri alam semesta, termasuk luar angkasa. Sayangnya, dari sedikit yang sudah diketahui soal misteri alam semesta, informasi yang banyak justru soal hal mengerikan yang ada di luar angkasa.
Tak hanya black hole, berikut ini adalah hal-hal paling mengerikan di luar angkasa, sebagaimana dilansir Liputan6.com dari Listverse.
1. Kiamat Higgs Boson
Ilmuwan sudah punya banyak sekali skenario hari kiamat. Namun salah satu yang paling mengerikan adalah yang disebut sebagai kiamat Higgs Boson. Ini adalah yang paling dipercaya oleh para ilmuwan, termasuk Stephen Hawking.
Hal ini terjadi dengan cara sebuah gelembung yang dipenuhi dengan energi Higgs yang berfluktuasi, yang harus tetap konsisten agar alam semesta tetap stabil. Namun lama kelamaan, gelembung ini akan menyebar di ruang hampa dan memicu alam semesta tak lagi stabil.
Akhirnya, alam semesta akan terprogram ulang dengan cara disintegrasi sampai ke tingkatan atomnya.
Jadi jika kiamat lain hanya seputaran terhantam asteroid, kiamat Higgs Boson adalah soal hancurnya alam semesta hingga ke titik terkecilnya.
Untungnya, meski diprediksi hal ini telah terjadi, fenomena ini akan terjadi jauh di masa depan, ketika kita telah lama pergi.
2. Kanibalisme Galaksi
Ketika kata kanibalisme sendiri telah terdengar mengerikan, rasanya kanibalisme galaksi adalah yang jauh-jauh lebih mengerikan.
Hal ini berarti galaksi yang besar ‘melahap’ galaksi yang lebih kecil. Hal ini bisa terjadi karena banyak hal, mulai dari orbit yang bersinggungan hingga tarikan gravitasi bintang dan planet.
Uniknya, ilmuwan menyebut bahwa galaksi Andromeda pernah benar-benar melahap sebuah galaksi yang dekat dengan galaksi Bima Sakti kita. Hal ini terjadi 2 milyar tahun lalu. Dalam hitungan ilmuwan, kita bisa termakan galaksi lain dalam 4,5 miliar tahun lagi.
3. Bintang Zombie
Bintang zombie adalah istilah yang merujuk pada bintang yang mati lalu hidup kembali. Para ilmuwan belakangan menemukan sebuah bintang yang harusnya mati di tahap supernova namun nyatanya tidak.
Hal ini disebut akan mengubah tatanan alam semesta jika di sekitarnya ada kehidupan.
Seperti yang kita tahu, bintang suatu saat akan kehabisan gas dan lama kelamaan mati, termasuk matahari kita. Namun hidupnya kembali bintang adalah hal yang masih belum dipahami oleh ilmuwan.
Virus G4 Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
4. Lubang Hitam Jahat
Lubang Hitam ternyata bisa jadi jahat. Ketika gagasan soal lubang hitam yang akan menarik segala sesuatu yang mendekat ke jarak gravitasinya, ternyata ada lubang hitam yang memiliki lintasan orbit.
Jadi, menurut penelitian para ilmuwan, di luar sana terdapat satu jenis lubang hitam yang bergerak, bahkan dengan kecepatan luar biasa. Dengan ini, apapun yang ada di lintasan tersebut akan habis.
5. Tabrakan Tiga Galaksi
Pada 2007 lalu, para astronom mengobservasi sebuah fenomena antariksa di mana tiga buah galaksi bertabrakan. Disebut, tabrakan antara dua galaksi memang mengerikan, namun sudah sering terjadi.
Akan tetapi tabrakan tiga galaksi adalah hal yang sangat jarang terjadi. Hasilnya pun masif, di mana tabrakan ini menghasilkan satu bintang besar, yang kira-kira 200 kali massa matahari.
6. Tempat Terdingin di Semesta
Alam semesta pada dasarnya adalah tempat yang dingin. Bintang seperti matahari hanya menyinari dan menghangatkan sebagian kecil saja dari sudut-sudut semesta.
Namun ada tempat yang disebut ilmuwan adalah yang terdingin. Ialah Boomerang Nebula. Ini adalah tempat sejauh 5.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Centaurus. Temperaturnya adalah 1 Kelvin, atau minus 272,15 derajat Celcius.
Penjelasan dinginnya tempat ini adalah ketika bintang mati terlempar ke bintang besar, membuat material yang dilepaskan menjadi ledakan dingin.