Liga Italia Serie A sempat ditayangkan deretan stasiun TV nasional seperti SCTV, Indosiar, Lativi, TVRI, Kompas TV, hingga kembali ditayangkan RCTI.
JEDA.ID – Liga Italia Serie A adalah salah satu kompetisi top yang sempat menjadi yang paling bergengsi pada era 1990-an. Jauh sebelum Liga Premier Inggris menjadi yang terlaris, Liga Italia di puncak kejayaan menjadikan RCTI sebagai salah satu stasiun TV unggulan. Saat kembali memegang hak siar Serie A, RCTI kembali membawa nostalgia penonton.
RCTI berhasil menjadi pemegang hak siar Serie A musim ini. Hal ini disiarkan dalam postingan di akun media sosial Twitter. Dalam tulisannya admin Twitter RCTISport (@RCTISports_) menulis: “Yang kemarin nanyain #SerieARCTIRujuk mana ya?”
Kabar ini langsung disambut positif penggemar sepak bola Liga Italia. Tak aneh jika hashtag #SerieAdiRCTI menjadi bahan pembicaraan di Linimasa Twitter.
Saat kembali ke pangkuan RCTI, kompetisi Liga Italia Serie A saat ini sudah memasuki pekan ke-11. Juventus sementara memuncaki klasemen dengan raihan 29 poin. Tim asuhan Maurizio Sarri berhasil mencatatkan sembilan kemenangan dan dua hasil imbang.
Di posisi dua Inter Milan terus meneror posisi Juventus dengan terpaut satu poin. I Nerazzurri saat ini menjadi pesaing berat Juventus dalam memperebutkan takhta Scudetto.
Di era 1990-an, Liga Italia Serie A adalah tayangan yang dinanti-nanti penggemar sepak bola di Indonesia. Malam Senin, jam setengah sepuluh, saat itu rasanya tak ada tayangan yang lebih menarik selain Liga Serie A Italia.
Klub-klub yang akrab di telinga penggemar sepak bola adalah klub-klub peserta Serie A. AC Milan, Juventus, Parma, Lazio, AS Roma, Inter Milan, Fiorentina adalah beberapa klub populer dengan bertabur bintang.
Penggemar sepak bola kala itu juga lebih mengenal nama-nama pemain Serie A seperti Ronaldo (Brazil), Zinedine Zidane, hingga Gabriel Batistuta. Padahal di era yang sama juga ada pemain-pemain top lain seperti Eric Cantona (Manchester United), Rivaldo (Barcelona), Hristo Stoickov (Barcelona) atau David Ginola (Newcastle).
Era 1990-an, teknologi masih belum secanggih sekarang. Informasi untuk orang umum dan terutama awam terbatas hanya dari televisi atau koran. Serie A berserta semua berita dan ceritanya memenuhi media yang ada, membuatnya ibarat menguasai dunia. Maka tak heran jika Liga Italia menjadi tren yang tak terbendung.
Centrocampo
Hak siar Liga Italia Serie A lepas dari RCTI dan beralih ke SCTV. RCTI yang lebih memilih Liga Jerman untuk mengejar hak siar Piala Dunia 2006 (Jerman) melepaskan hak siar ke SCTV. Sejak musim 2002-2003, SCTV menyiarkan Liga Italia Serie A dengan tajuk Centrocampo.
Pada musim itu SCTV menyiarkan laga Sabtu malam pukul 23.00 WIB, Minggu dinihari 01.30 WIB dan Minggu malam pukul 20.00 WIB. Musim berikutnya hingga 2004-2005 SCTV juga dapat 3 slot yang sama. Sayang di musim 2004-2005 menjelang akhir, SCTV tak lagi menyiarkan Serie A karena hutang hak siar.
Saat disiarkan SCTV, Liga Italia Serie A juga disiarkan TPI yang sekarang bernama MNC TV dan Lativi yang kini dikenal dengan TVOne. Lativi sempat menyiarkan Serie A pada paruh musim 2003-2004 namun untuk sebagian tayangan. Tapi, seperti SCTV, siaran tak berlanjut hingga akhir musim.
Setekah SCTV, TVRI mendapat hak siar pada 2004-2005 setelah sebelumnya pada 2003-2004 mendapat hak siar untuk klub-klub papan bawah.
Pada akhir musim 2002-2003 TPI tak lagi memperpanjang kontrak hak siar dan beralih menayangkan La Liga di musim berikutnya. Tapi pada 2006-2007 TPI kembali menyiarkan Serie A untuk tim-tim papan tengah bersama Global TV.
TV 7 (sekarang Trans7) sempat mengambil hak siar Liga Italia 2007-2008 lantran hak siar Liga Inggris yang kelewat mahal. Di Masa ini, Liga Italia mencoba bangkit usai skandal Calciopoli. Masuknya Juventus kembali ke Serie A dan AC Milan yang berjaya di Eropa menjadi nilai tambah. Meski begitu, serie A kembali menghilang di musim-musim setelahnya.
Ditengah kosongnya siaran Serie A, musim 2010-2011 Indosiar mencoba peruntungan. Indosiar kembali menayangkan Liga Italia saat musim memasuki paruh kedua. Kemudian mereka mempertahankan hak siar di musim 2011-2012 namun hanya 2 partai per-pekan.
Penantian panjang sejak 23 Desember 2013 terjawab sudah. Setelah sekian lama menunggu, penggemar Italia dihibur Kompas TV yang kembali menayangkan secara reguler. Tapi hal ini tak berlangsung lama lantaran sejak 2015-2016 tak mendapat tuan baru stasiun TV Indonesia.
Skandal Calciopoli
Puncak kejayaan Serie A harus berakhir setelah memasuki tahun-tahun awal 2000-an. Dimulai dari krisis yang dihadapi Lazio dan Parma, hingga puncaknya skandal Calciopoli pada 2006.
Calciopoli melibatkan dua divisi profesional tertinggi di sepak bola Italia, Serie A dan Serie B. Skandal ini terungkap pada Mei 2006 oleh polisi Italia, melibatkan juara liga Juventus, dan tim besar lainnya, termasuk AC Milan, Fiorentina, Lazio, dan Reggina ketika sejumlah transkrip percakapan telepon menunjukkan jaringan hubungan antara manajer tim dan organisasi wasit.
Pada tanggal 4 Juli 2006, jaksa Federasi Sepak Bola Italia, Stefano Palazzi, menyerukan semua empat klub di tengah skandal pengaturan pertandingan agar didegradasi dari Serie A.
Palazzi menyerukan Juventus turun ke Serie C1 setidaknya dan untuk Fiorentina dan Lazio untuk setidaknya Serie B. Dia juga meminta hukuman pengurangan poin. Enam poin untuk Juventus, tiga untuk Milan, dan 15 untuk Fiorentina dan Lazio. Jaksa juga meminta Juventus dilucuti gelar juara tahun 2005 dan 2006-nya.
Dalam kasus Reggina pada tanggal 13 Agustus, jaksa meminta Reggina yang akan diturunkan ke Serie B dikenakan pengurangan 15 poin. Pada tanggal 17 Agustus, hukuman Reggina diturunkan: penalti 15 poin, tetapi tidak didegradasi dari Serie A. Selain itu, klub didenda setara dengan £68.000, sementara presiden klub Pasquale “Lillo” Foti didenda £20.000 dan dilarang beraktivitas di sepak bola selama dua setengah tahun.
Terdegradasinya Juventus juga mendorong eksodus besar-besaran pemain penting seperti Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, dan Zlatan Ibrahimovic. Sekitar 30 pemain lain yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA 2006 juga terpengaruh dan banyak memilih untuk pindah ke Liga Utama Inggris, La Liga Spanyol, dan liga-liga Eropa lainnya.