• Fri, 29 March 2024

Breaking News :

Sudjiatmi Notomiharjo, Sosok Sederhana Nan Tangguh Penyayang Keluarga

Kabar duka menyelimuti keluarga Istana Negara dengan berpulangnya ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomiharjo, Rabu sore pada usia 77 tahun.

JEDA.ID—Kabar duka menyelimuti keluarga Istana Negara dengan berpulangnya ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomiharjo, Rabu (25/3/2020) sore pada usia 77 tahun.  Kedukaan keluarga Presiden Jokowi juga dirasakan seluruh lapisan bangsa yang saat ini tengah berjuang melawan pandemi virus corona.

Semasa hidup, Sudjiatmi merupakan sosok ibu yang sangat dekat dan sayang kepada anak-anaknya terutama dengan Jokowi. Hal ini tampak pada setiap maju dalam pertarungan pilkada hingga terakhir Pilpres 2018, Jokowi selalu meminta restu kepada sang ibu. Dalam mendidik anak-anaknya, Sudjiatmi selalu menekankan nilai-nilai luhur seperti kesederhanaan dan kejujuran.

“Yang penting, mendidik anak itu harus jujur di segala bidang. Ojo milik punya orang lain yang bukan hakmu. Dari kecil, anak-anak saya didik yang bukan hakmu jangan kamu ambil. Jangan seneng punya orang lain,” ujar Sudjiatmi saat diwawancara tentang resepnya mendidik anak seperti dilansir sahabatkeluarga.kemdikbud, Rabu (25/3/2020).

Menurut Sudjiatmi, kejujuran dan ojo milik (tidak tergiur memiliki) menjadi yang utama yang ditekankannya dan sang suami Notomiharjo. Dari pernikahan bahagia mereka lahir Jokowi,59, dan adik-adiknya, Iit Sriyantini,56, Idayati,54, dan Titik Ritawati,52.

Pendidikan budi pekerti, kesederhanaan hidup, kerendahan hati, menjadi pembentuk karakter Jokowi dan adik-adiknya.  Kepada Jokowi, yang sama sekali tidak diduganya akan menjadi pejabat tinggi, Sudjiatmi selalu berpesan untuk selalu amanah. “Saya cuma mengingatkan saja. Kamu bukan hanya milik keluarga, sekarang sudah milik bangsa Indonesia,” ujarnya waktu itu.

“Sepuluh tahun kok naik pangkat tiga kali. Kamu harus bersyukur jangan menggak-menggok [belak belok], lurus saja. Jangan aneh-aneh diberi amanah sama rakyat, sama Allah. Dijalankan dengan baik,” begitu pesan Sudjatmi kepada Jokowi.

Berbeda dengan Virus Corona, Seberapa Bahaya Hantavirus?

Masa Kecil

Sudjiatmi merupakan ibu yang pekerja keras saat membantu suaminya berdagang kayu.”Saya hanya membantu suami. Suami mencari glondong [kayu] saya di perusahaan. Kakak saya, usaha kayunya jauh lebih besar. Bagi saya yang penting cukup untuk sekolah anak-anak, tidak harus kaya,” ujar Sujiatmi.

Dalam keseharian, Sudjiatmi tampil sebagai ibu yang tegas. Hal itu tergambar dari pengakuannya dalam wawancara dengan Majalah Pendidikan Keluarga.

“Saya dibilang anak-anak keras. Prinsipnya, kalau sudah tidak boleh ya tidak boleh. Misalnya ada yang ngapel ke rumah. Kalau sudah tidak boleh, ya ditaati. Dulu, waktu mereka masih anak-anak bilang ibu keras banget, Bapak tidak pernah memarahi. Saya bilang, kalau tidak ada yang memarai, malah teledor. Saya keras. Ibu galak, untuk kebaikan kamu, kalian merasakan kalau sudah punya anak. Saat itu belum tahu faedah dan manfaatnya,” ujar Sujiatmi.

Sudjiatmi memang lahir pada 15 Februari 1943 dari keluarga pedagang katu di Dusun Gumukrejo, Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali. Sujiatmi merupakan satu-satunya perempuan dari tiga bersaudara putra dari Wirorejo dan Sani. Kala itu, Sujiatmi kecil adalah satu-satunya siswa perempuan di SD Kismoyo, sekitar 5 kilometer dari rumahnya.

Seperti diungkapkan dalam buku Saya Sudjiatmi, Ibunda Jokowi (2014), karya Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti, Sudjiatmi paling suka dengan pelajaran berhitung. Sang suami, Widjiatno, adalah kawan sepermainan Mulyono, kakak Sujiatmi, yang tiga tahun lebih tua darinya.

Ketika bertemu, Widjiatno duduk di bangku SMA, sementara Sudjiatmi masih SMP. Widjiatno, yang ketika dewasa mengubah nama menjadi Notomiharjo, adalah pemuda yang berparas halus dan gagah. “Pak Noto itu ganteng sekali,” kata Sudjiatmi dalam buku tersebut.

Sudjiatmi dan Widjiatno menikah di usia muda, pada 23 Agustus 1959. Kala itu Sujiatmi berusia 16 tahun, sedangkan Widjiatno berumur 19 tahun. Keduanya belum lulus sekolah. Namun di masa itu, wanita berumur 16 tahun sudah jamak menikah.

Masing-Masing Punya Keistimewaan, Ini Fakta Menarik Seputar Golongan Darah

Sosok Sederhana

Penulis Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti pada 2015 meluncurkan buku yang didedikasikan kepada ibu kandung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berbeda dengan otobiografi lainnya, buku berjudul Iam Sudjiatmi, Jokowi’s Mother ditulis dalam Bahasa Inggris.

Jati diri seorang Sudjiatmi menurut Yohana merupakan inspiring lady supaya mampu berjuang, tangguh juga sangat bertanggungjawab bagi keluarga. Selain itu terlihat jelas jika Sudjiatmi merupakan sosok ibu yang sederhana.

Sudjiatmi sebagai tokoh utama dalam buku tersebut juga hadir dalam juga dalam peluncuran buku yang digelar di Solo pada Kamis (19/3/2015) tersebut. Bahkan Sudjiatmi dalam kata sambutannya, mengucapkan syukur dan rasa terima kasih atas peluncuran buku terkait dirinya tersebut.

Kristin Samah salah satu penulis buku terbitan menjelaskan, jika buku itu merupakan buku terjemahan dari buku berjudul Saya Sudjiatmi, Ibunda Jokowi yang diterbitkan pada 2014 lalu. Sempat menjadi best seller, maka buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan akhirnya dipasarkan. “Buku ini sebenarnya ditulis sejak Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Dan selama tiga bulan mewawancarai langsung yang bersangkutan [Sudjiatmi],” ujar Kristin.

Penyuka Karya Didi Kempot

Semasa hidup, Sudjiatmi tampaknya punya minat pada karya-karya penyanyi kondang asal Kota Solo, Didi Kempot. Seperti dilansir solopos.com,  Ibunda Jokowi turut hadir melihat konser penyanyi campursari yang ngehits dengan lagu-lagu patah hati, Kamis (19/9/2019) malam, bersama 1.800-an penonton lainnya. Saat itu, nenek dari Gibran Rakabuming Raka itu mengenakan gamis hitam dan selendang merah.

Kedekatan dan kecintaan Presiden Jokowi kepada sang bunda memang tampak nyata. Salah satunya saat momen peringatan hari ibu pada 2018 lalu.

“Ibu saya ingin mengucapkan terima kasih. Ibu terus mendampingi saya dalam keadaan apa pun. Saat terpuruk ibu terus mendukung saya dengan senyumnya yang tulus. Seakan mengingatkan saya untuk terus berikhtiar. Ibu saya tidak bisa membalas semua kebaikan ibu. Tapi saya akan berusaha untuk menjadi anak ibu yang baik, anak ibu yang terbaik,” demikian ungkapan Presiden Jokowi saat memperingati Hari Ibu 22 Desember 2018.

Kini, sosok sederhana itu telah kembali kepada Sang Kuasa. Semoga almarhumah dipersatukan kembali dengan suaminya, yang digambarkan Sudjiatmi sebagai pria yang ganteng.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Menarik Juga

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.