Sophia, robot cantik yang mirip manusia datang ke Indonesia dalam acara Youth Dialogue 2019 di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
JEDA.ID—Sophia, robot cantik yang mirip manusia datang ke Indonesia dalam acara Youth Dialogue 2019 di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Sophia diaktifkan pada 19 April 2015. Robot ini terinspirasi dari aktris Audrey Hepburn, dan dikenal karena penampilan dan perilaku manusia seperti varian-varian robot sebelumnya. Menurut orang yang merancangnya, David Hanson, Sophia menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence), pengolahan data visual dan pengenalan wajah.
Sophia juga meniru gerak tubuh manusia dan ekspresi wajah serta mampu menjawab pertanyaan tertentu dan melakukan percakapan sederhana mengenai topik yang telah ditentukan (misalnya tentang cuaca).
Robot ini menggunakan teknologi pengenalan suara dari Alphabet Inc. (perusahaan induk Google) dan dirancang untuk menjadi lebih pintar dari waktu ke waktu. Perangkat lunak intelijen Sophia dirancang oleh SingularityNET. Program AI menganalisis percakapan dan mengekstrak data yang memungkinkannya memperbaiki tanggapan di masa depan.
Sebenarnya, Hanson merancang Sophia untuk menjadi teman yang cocok bagi para orang tua di panti jompo, atau untuk membantu orang banyak pada acara besar atau kegiatan di taman. Ia berharap Sophia dapat berinteraksi dengan manusia lain secukupnya untuk mendapatkan keterampilan sosial.
Robot Cantik Lainnya
Namun robot cantik nan canggih tak hanya Sophia hlo. Robot-robot cantik itu dibikin untuk membantu tugas manusia atau pembuatnya. Saking miripnya dengan sosok wanita, mungkin orang bisa terkecoh bila tak mendapat penjelasan bahwa mereka tidak bernapas. Berikut beberapa robot cantik pesaing Sophia seperti dilansir Jeda.Id dari berbagai sumber.
1. Robot humanoid Arisa
Robot Arisa didemonstrasikan selama Pameran Robot Internasional 2017 di Tokyo Big Sight pada 29 November 2017 di Tokyo, Jepang. Robot tersebut masuk ke dalam kategori manga. Wajahnya cantik, apalagi rambut sebahu dan senyum yang ramah. Pekerjaannya sebagai navigator yang sangat membantu banyak orang.
2. Robot Komodoroid
Sebuah robot yang diproduksi oleh Laboratorium Hiroshi Ishiguro Jepang disebut Kodomoroid pada 2014. Lalu robot itu masuk ke dalam pameran di Science Museum di London pada 7 Februari 2017.
Robot ini diaplikasikan dengan memakai Android. Robot cantik tugasnya menjadi presenter berita dan membaca karya ilmiah. Lalu, dia pintar menirukan suara laki-laki atau perempuan. Bahkan inovasi terbarunya dia mahir membaca ramalan cuaca.
3. Robot Mirai Madoka
Robot berambut panjang ini diperagakan di pameran dagang Robodex (Robot Development & Application Expo) pada 18 Januari 2017 di Tokyo, Jepang. Mirai Madoka berprofesi sebagai resepsionis, yang diciptakan oleh pembuat robot Jepang A-Lab.
Robot ini bahkan sangat ramah dan mampu berbicara dalam tiga bahasa, yakni Inggris, China, dan Jepang. Menariknya, robot cantik itu dapat menggerakkan mata dan bibirnya.
4. Robot Jia Jia
Robot Jia Jia diciptakan sebagai karyawan masa depan oleh tim insinyur dari Universitas Sains dan Teknologi China. Robot ini dirancang dapat menggantikan tugas tenaga kerja di masa mendatang. Adanya robot tersebut berkat ide dari para peneliti dan mahasiswa Universitas Hefei. Canggihnya, robot tersebut dapat berkedip, mengangguk, dan menanggapi pertanyaan, mirip seperti manusia.
Kelemahan Sophia
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berharap penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) dalam layanan publik pemerintahan.
Menurut Menteri Kominfo, kelebihan AI untuk penyelesaian tugas yang berulang dan menyimpan dalam bentuk Que Card. Meskipun demikian, menurut Menteri Kominfo ada kelemahan AI saat ini. Hal itu ditunjukkannya dengan mengajak Robot Sophia, robot tercerdas di dunia dalam perhelatan mengenai perkembangan teknologi AI itu.
Awalnya, Menteri Rudiantara bertanya soal hubungan asmara antara robot dengan manusia. Robot Sophia menjawab itu memungkinkan dan zaman sekarang sudah ada orang yang menikahi smartphone bahkan hologram, meski Sophia sendiri tak tertarik pacaran karena masih muda. Kemudian, Rudiantara kembali bertanya soal kencan dan Sophia tampak bingung.
“Sophia tidak paham karena pertanyaan itu tak di-script dan tak ada di Que-Card [kartu pertanyaan],” ungkap Menteri Kominfo seperti dilansir detikcom. Mengenai kelemahan AI, Menteri Rudiantara menegaskan AI yang menjadi otak robot tidak memungkinkan robot berpikir dan bertindak natural seperti manusia.
Indonesia dinilai belum sepenuhnya memanfaatkan kecanggihan dari AI. Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Rizal Damuri mengatakan adopsi AI sejauh ini baru datang dari pihak swasta. Ia mencontohkan AI diterapkan dalam pemesanan transportasi online dan juga e-Commerce.
Padahal, kata Rizal, pemerintah bisa memanfaatkan AI untuk keperluan pembuatan kebijakan publik, misalnya yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. Belum lagi ada dukungan dari ketersediaan infrastruktur yang digelar oleh pemerintah.
Rizal menekankan bahwa Artificial Intelligence tak hanya bentuk implementasinya robot seperti keberadaan Sophia, teknologi tersebut bisa diterapkan untuk aktivitas sehari-hari.