Pakar telah melakukan penelitian untuk menjelaskan apa itu deja vu, serta ingatan aneh lainnya yang sering terjadi pada manusia.
JEDA.ID-Pernahkah Anda merasa seolah-olah sudah pernah mengalami suatu peristiwa? Padahal bisa jadi Anda baru kali pertama mengunjungi tempat tersebut atau baru saja mengenal si lawan bicara. Mungkin, Anda sedang mengalami apa yang disebut dengan deja vu.
Jangan khawatir, sejumlah pakar telah melakukan penelitian untuk menjelaskan apa itu deja vu, serta ingatan aneh lainnya yang sering terjadi pada manusia.
Deja vu berasal dari bahasa Prancis, yang berarti ‘pernah dilihat’. Hal ini kerap dianggap sebagai fenomena dimana seseorang merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.
Padahal ia memang belum pernah mengalami peristiwa tersebut sebelumnya. Hal ini juga kerap kali diikuti dengan perasaan seperti takut dan merasa aneh.
Lalu, apa sebenarnya penyebab deja vu?
Menurut peneliti, ada tiga penyebab terjadinya deja vu dalam diri seseorang. Seperti dikutip dari laman Liputan6.com, hal tersebut berkaitan dengan otak.
Peristiwa deja vu bisa saja terjadi karena seseorang pernah berada di tempat yang sama sebelumnya. Beberapa peneliti percaya bahwa saat seseorang memasuki tempat atau lingkngan yang mirip dengan apa yang pernah dialami di masa lalu, dapat memicu terjadinya deja vu.
Jenis Masker Ini Disebut Paling Tidak Efektif Cegah Penularan Corona
Misalnya saat Anda memasuki lobi hotel. Tanpa disadari, lobi hotel tersebut memiliki susunan dan nunsa yang hampir sama dengan ruang tamu di rumah Anda saat masih kecil. Hal ini dapat memicu Anda mengalami deja vu. Para peneliti menyimpulkan bahwa mungkin ada hubungan antara deja vu dan perasaan keakraban.
Orang-orang yang kerap bepergian dan mereka yang dapat mengingat mimpinya pun lebih mungkin mengalami deja vu. Orang-orang ini dapat menggunakan berbagai sumber imajinasi mereka.
Misalnya saat mengunjungi Selandia Baru dan melihat pemandangan gunung es. Setibanya di Swiss, mereka tiba-tiba merasa deja vu karena sudah melihat hal yang nyaris serupa ketika di Selandia Baru.
Gangguan Otak
Selain kedua faktor di atas, deja vu juga mungkin terjadi karena ada gangguan otak. Beberapa orang yang memiliki epilepsi lobus temporal (sejenis epilepsi yang terjadi di bagian otak yang menangani memori jangka pendek) akan mengalami deja vu tepat sebelum mereka mengalami kejang.
Ladies, Bergosip Ternyata Ada Manfaatnya Loh!
Inilah sebabnya beberapa ahli menggambil kesimpulan bahwa deja vu juga dipicu oleh gangguan dalam penembakan neuron di otak.
Ternyata, ingatan aneh yang sering dialami manusia tidak hanya deja vu saja. Dikutip dari laman Liputan6.com, berikut ini beberapa jenis fenomena ingatan tersebut dan penjelasannya.
1. Deja Vecu
Deja vu membuat seseorang seperti sudah pernah melakukan suatu hal sebelumnya. Sementara saat mengalamai deja vecu, seseorang akan mengetahui peristiwa tersebut dengan lebih detail, seperti mengingat aroma di lingkungan tersebut, hingga suara suara saat kejadian berlangsung.
2. Deja Viste
Deja Viste adalah perasaan yang tidak biasa dimana seseorang mampu mengenal suatu tempat padahal ia tidak pernah mengunjungi tempat tersebut sebelumnya. Jika deja vu berhubungan dengan peristiwa, deja viste lebih berkaitan dengan tempat atau geografi.
3. Deja Senti
Deja senti adalah fenomena “ingatan yang pernah merasakan” sesuatu. Contoh kejadiannya seperti ini: “Kamu merasa pernah mengatakan sesuatu, di pikiran kamu mengatakan, “Oh iya aku ngerti!” atau “Oh iya aku ingat!” tapi 1 atau 2 menit kemudian kamu akan sadar kalau kamu sebenarnya tidak pernah mengatakan apa-apa.
4. Prosopagnosia
Prosopagnosia membuat seseorang kehilangan kemampuanya untuk mengenali wajah seseorang atau benda lain yang seharusnya dikenalinya. Orang yang mengalami prosopagnosia biasanya akan menggunakan indera lain untuk mengingat kembali, misalnya dari bau parfum, gaya bicara atau cara berjalan orang tersebut.
Contoh yang paling terkenal dari kasus ini dipublikasikan oleh Michael Nyman dalam bukunya yang berjudul The Man who Mistook His Wife for a Hat. Dalam buku tersebut dituliskan bahwa seorang pasien yang menderita gangguan ini mengira istrinya adalah topi. Waduh!