• Fri, 22 November 2024

Breaking News :

Baperan Parah, Ini Ciri-Ciri Miliki Kepribadian Highly Sensitive Person

Orang-orang dengan kepribadian HSP cenderung memiliki sisi negatif yang lebih banyak. Selain baperan dan mudah menangis, mereka juga rentan akan kepanikan dan depresi.

JEDA.ID – Baperan banget sih kamu? Apakah Anda kerap dikatakan demikian? Padahal menurut diri sendiri, yang Anda lakukan itu masih dalam batas wajar. Beberapa orang memang tidak sadar kalau dirinya memiliki kepribadian highly sensitive person (HSP) atau kadar sensitif yang tinggi.

Walaupun ada sisi positifnya orang-orang dengan kepribadian HSP cenderung memiliki sisi negatif yang lebih banyak. Selain baperan dan mudah menangis, mereka juga rentan akan kepanikan dan depresi.

Kepribadian sangat sensitif kali pertama diteliti oleh Elaine Aron pada tahun 1990-an. Dari riset yang ia lakukan ada sekitar 10 hingga 15 persen orang sangat sensitif. Seseorang yang memiliki kepribadian HSP ini memang baperan banget, hlo. Lalu apakah Anda termasuk salah satunya? Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasaannya.

Tak Seindah Tarzan, Ini 5 Kisah Manusia yang Dibesarkan oleh Hewan

Memiliki perasaan yang lebih mendalam

Beberapa orang yang terkenal baperan memang cenderung memiliki kemampuan merasakan sesuatu dengan lebih mendalam dibandingkan orang lain.

Melansir dari Huffington Post, Jumat (29/5/2020) penulis buku yang membahas karakter orang sangat sensitif, Ted Zeef, Ph.D. mengatakan bahwa seseorang yang supersensitif senang memproses sesuatu di tingkat yang mendalam. “Mereka sangat intuitif, melangkah jauh dan mencoba memikirkan itu semua,” terangnya.

Sering dikatakan terlalu sensitif

Pada beberapa negara, orang yang terlalu peka atau sensitif dianggap sebagai hal negatif. Sebagai contoh dalam riset yang dilakukan oleh Ted Zeef, Ph.D. pria asal Thailand dan India tidak pernah diejek karena memiliki perasaan sangat sensitif. Namun, berbeda dengan pria Amerika Utara yang sering mendapat ejekan tersebut. Zeff juga mengaitkannya dengan kultur atau kebudayaan negara tersebut.

“Jadi hal ini terkait kebudayaan. Ada populasi yang menganggap itu hal negatif tapi di beberapa kultur, sensitivitas yang tinggi merupakan bagian dari budaya,” kata Zeff.

Memiliki empati dan intuisi yang tinggi

Bagi mereka yang tingkat sensitivitasnya tinggi, kemampuan untuk berempati juga biasanya sebanding dengan kepekaan yang mereka miliki. Seperti dilansir dari laman Psychologytoday, seseorang yang memiliki kepribadian HSP mampu membaca dan memahami perasaan orang lain dengan mudah.

Sejalan dengan empati, mereka yang memiliki kepekaan tinggi juga memiliki intuisi yang tajam. Mereka dikenal sebagi orang yang punya feeling kuat dan tajam. Tak selalu berhubungan dengan hal-hal supranatural, intuisi yang tajam sebenarnya merupakan hasil dari kepekaan yang mudah menangkap dan memahami perubahan-perubahan yang ada di sekitar mereka.

Dulu Dianggap Makanan Orang Biasa, Kini Jadi Hidangan Mahal

Sering menghindari konflik

Kalau sedang bersama dengan orang lain atau terlibat dalam perkumpulan dengan keluarganya, sesorang yang memiliki sensitivitas yang tinggi cenderung akan menghindari topik pembahasan yang menyudutkan mereka, seperti kritikan. Ini karena mereka berbeda dengan orang yang tak memiliki sifat tersebut, HSP akan menjadikan kritikan atau komentar orang lain sebagai suatu yang menyerang dirinya sendiri.

Alhasil keterpurukan, penyesalan, hingga rasa bersalah akan menghantui mereka lebih lama saat diserang masalah atau konflik. Oleh sebab itu, mereka akan memilih menyenangkan orang-orang disekitarnya dengan harapan terhindar dari hal-hal yang dapat menjatuhkan mood atau bahkan membuatnya depresi.

Mudah kewalahan, panik, bahkan depresi

Memiliki kepekaan yang tinggi memang memberikan dampak yang positif, namun di sisi lain tingkat sensitif yang tinggi juga dapat menyiksa mereka yang mengalaminya. Tingkat kepekaan atau sensitivitas yang sulit dikendalikan ini tak jarang menguras energi yang mereka punya. Akibatnya, perasaan lelah pun sering muncul dan bikin suasana hati menjadi tak nyaman.

Melansir dari salah satu sumber, dalam sebuah buku yang ditulis oleh White dan Chapman (1997) berjudul Organizational Communication: An Introduction to Communication and Human Relation Strategies, mereka dengan HSP juga cenderung kewalahan hingga depresi saat bekerja di bawah tekanan kritikan yang membuat mereka mudah down.

Butuh waktu lama dalam mengambil keputusan

Orang-orang sangat sensitif begitu mempedulikan hal-hal detail sehingga membuatnya jadi lebih sulit membuat keputusan. Melansir dari situs WebMD, penelitian yang dilakukan di Stony Brook University, New York, Amerika Serikat dan Southwest University di Cina menemukan fakta bahwa orang dengan sifat semacam ini membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan dan waktu sendirian untuk berpikir.

Mereka juga bersungguh-sungguh mengingat detail sesuatu dari mulai yang tidak penting sampai yang paling penting. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience juga menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian HSP bahkan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengecek ulang foto yang akan dijadikan sebagai lampiran dalam CV lamaran kerja mereka.

Ditulis oleh : Ria Sari Febrianti

Menarik Juga

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.