Penggunaan ponsel saat sedang bersama keluarga secara berlebihan oleh orang tua dapat mengakibatkan anak akan merasa kesepian.
JEDA.ID–Berkumpul bersama keluarga adalah momentum yang mengasyikan karena bisa saling berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Momen acara keluarga juga bisa menjadi ajang untuk mengakrabkan dengan saudara yang selama ini jarang bertemu atau berkomunikasi.
Namun, terkadang saat berkumpul bersama keluarga, malah ada yang sibuk menatap layar ponsel. Entah itu main games atau sekadar cek pesan baru di aplikasi pesan instan. Mereka yang biasa melakukan itu kerap disebut korban phubbing.
Ternyata cukup banyak pengguna ponsel di Indonesia yang memiliki perilaku seperti itu. Dalam survei yang dirilis Deka Insight di Jakarta, Senin (8/7/2019), ada 77% pengguna ponsel sering menggunakan ponsel saat acara kumpul keluarga. Saat ditanya kapan mereka sering mengoperasikan perangkat mereka, jawaban tertinggi adalah saat liburan yaitu 81%.
Urutan kedua adalah saat berkumpul bersama keluarga yaitu 77%. Pengguna juga sering menatap layar ponsel mereka saat nongkrong bersama teman (66%), selfie (60%), serta acara khusus seperti pernikahan dan ulang tahun (47%).
Survei ini dilakukan Deka Insight terhadap lebih dari 1.000 responden yang tersebar di enam kota besar di Indonesia. Riset ini dilakukan mulai 27 Februari-11 Maret 2019. Riset yang dilakukan Deka Insight ini mencoba memotret perilaku pengguna telepon pintar di Indonesia.
Psikolog Tanti Diniyanti meyakini penggunaan gawai saat sedang bersama keluarga secara berlebihan akan berdampak negatif terhadap hubungan dengan pasangan dan memengaruhi anak. ”Anak akan merasa diabaikan, tidak diperhatikan atau disisihkan oleh orang tuanya,” ujar dia sebagaimana dikutip dari Bisnis.com.
Dampak phubbing bisa dirasakan anak seperti mengakibatkan anak akan merasa kesepian. Anak akan merasa sendiri dan berpotensi akan lebih mementingkan urusannya sendiri.
Dalam kondisi ini, jarak relasi antara anak dengan orang tua akan melebar sehingga mereka tidak dapat merasakan kehangatan dan kebersamaaan di dalam keluarga.
Perlu ada kesepakatan di dalam keluarga untuk tidak memegang gadget ketika sedang bersama baik di rumah maupun di tempat lain, seperti restoran. Setiap anggota keluarga juga perlu membuat kesepakatan bersama untuk mematikan gadget pada jam-jam tertentu. Aturan itu perlu ditempuh untuk mengurangi dampak phubbing.
5 Kelompok Besar
Sementara itu, Deka Insight membagi lima kelompok besar penggunaan ponsel. ”Kami coba capture penggunaannya untuk apa aja nih smartphone. Ternyata, kalau kami kelompokkan, ada lima kelompok besar nih pemakaian smartphone,” ujar Mamik S. Leonardo, Research Director Deka Insight, saat memaparkan hasil survei berjudul Indonesia Consumer Mobile Habit and Data Management Survey sebagaimana dikutip dari Detikcom.
Pengelompokkan didasarkan pada kesamaan tujuan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pengguna. Yang pertama adalah kelompok aktivitas untuk mengabadikan kenangan. Di sini, mengambil foto jadi aktivitas yang paling sering dilakukan dengan persentase 93%, sekaligus membuatnya jadi kegiatan dengan intensitas tertinggi secara keseluruhan. Ia didampingi merekam video dengan persentase 63%, atau keempat tertinggi secara keseluruhan.
Berikutnya, merupakan kelompok aktivitas dengan tujuan untuk berkomunikasi. Paling banyak melakukan panggilan telepon (87%) dan berkirim pesan instan (72%). Keduanya, secara berurutan, jadi kegiatan dengan intensitas tertinggi kedua dan ketiga secara keseluruhan.
Kemudian ada kelompok aktivitas dengan tujuan untuk bersosialisasi atau mencari informasi.
Di kelompok ini diisi dengan mengakses media sosial (63%) dan berselancar melalui peramban (61%). Selanjutnya adalah kelompok aktivitas dengan tujuan hiburan yang meliputi bermain game (55%), menonton video (49%), dan mendengarkan musik (17%).
Selebihnya tergabung dalam kategori lain-lain, yang diisi dengan mengakses aplikasi peta (42%), memesan transportasi online (40%), berbelanja (30%), memeriksa email (28%), mengakses aplikasi perbankan (11%), serta membuka aplikasi yang menunjang pekerjaan penggunanya (8%).