JEDA.ID – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto disebut sebagai menteri terbaik dalam Kabinet Indonesia Maju berdasarkan sebuah survei. Prabowo memperoleh persentase tertinggi di kategori ‘menteri paling dikenal publik’ dan di kategori ‘menteri yang kinerjanya bagus’.
Adalah Indo Barometer yang baru saja merilis survei terkait pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden pada 9-15 Januari 2020. Adapun teknik pengumpulan data berupa wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan margin of error sebesar 2,83 persen.
1. Prabowo Subianto (18,4%)
2. Sri Mulyani (10,6%)
3. Erick Thohir (8,2%)
4. Mahfud Md (7,9%)
5. Nadiem Anwar Makarim (5,3%)
6. Luhut Pandjaitan (5,2%)
7. Tito Karnavian (5%)
8. Moeldoko (3,2%)
9. Edy Prabowo (2,5%)
10. Pramono Anung (2,2%).
1. Prabowo Subianto (26,8%)
2. Sri Mulyani (13,9%)
3. Erick Thohir (12,6%)
4. Mahfud Md (7,3%)
5. Nadiem Makarim (5,2%)
6. Basuki Hadimuljono (1,8%)
7. Syahrul Yasin (1,4%)
8. Tito Karnavian (1,4%)
9. Muhadjir Effendy (0,9%)
10. Luhut B Pandjaitan (0,9%)
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan partainya bersyukur terkait survei yang menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Prabowo adalah menjalankan visi dari pemerintahan yaitu dari Presiden Jokowi mengenai pertahanan keamanan.
Seperti dilansir Antara, Dasco mengatakan dalam setiap rapat kabinet maupun terbatas, yang dilakukan Prabowo selalu dikoordinasikan dengan Presiden Jokowi dan apa yang dilakukan juga selalu meminta arahan dari Presiden.
Menurut Wakil Ketua DPR itu, Prabowo akan menunjukkan kepada publik bahwa apa yang disampaikan pada saat kampanye, itu yang akan dilakukan ketika menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
“Konsep-konsep pertahanan dan keamanan yang diberikan Gerindra kepada pemerintah dan diterima, itu dijalankan sepenuh hati Prabowo, sehingga hasilnya seperti ini,” ujarnya.
Menurut Dasco, Gerindra menyambut gembira hasil survei yang menyebutkan bahwa Prabowo adalah menteri paling populer dan dianggap kinerjanya paling baik.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi, menghargai sikap publik terhadap Ketua Umum Gerindra itu, tetapi menurutnya Prabowo belum berbuat apa-apa.
“Kalau publik umum sih mungkin menilainya hebat, tapi secara substansif belum ngapa-ngapain beliau (Prabowo). Beliau memang melakukan beberapa kali kunjungan kerja, walaupun baru sebatas pada penguatan program yang sudah ada,” kata Muradi seperti dilansir detikcom, Senin (17/2/2020).
Muradi mencontohkan program yang sudah ada dan dilanjutkan Prabowo adalah transfer of technology (TOT) dan pertukaran perwira. Menurutnya program itu sudah lama yang pernah dilakukan pada era Ryamizard Ryacudu jadi Menhan. Dari kacamata pengamat, Muradi menuturkan belum ada gebrakan atau kebijakan luar biasa yang membuat Prabowo dapat dinilai telah melaksanakan fungsi dengan baik. Dia mengatakan kegiatan Prabowo bertemu dengan pejabat negara asing selama menjadi menteri prtahanan sekadar seremonial.
“Misalnya presiden minta penguatan industri pertahanan, kan dia belum ngapa-ngapain. Dia kunjungan kemarin ke PT Pindad, PT PAL, ya hanya itu. Belum sampai pada tahapan apa yang bisa dilakukan oleh menteri pertahanan untuk memperkuat itu. He did nothing yet,” sambung Muradi.
Muradi lalu menganalisa alasan responden dalam survei memilih Prabowo sebagai menteri dengan kinerja terbaik dalam 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin. Salah satunya adalah pengaruh media.
“Pertama memang dalam tiga bulan terakhir yang paling agresif melakukan kerja, kunjungan kerja, dan sebagainya. Kan dia keliling dunia tuh, ke Prancis , Rusia, Turki, Malaysia dan seterusnya. Pemberitaannya kan masif, publik merasa itu kerja-kerja kemenhan. jadi memang ada masivitas kerja selama 3 bulan pertama pemerintahan,” jelas Muradi.
“Memang meski itu belum ada hasil, tapi dia dianggap tune-nya positif , karena Pak rabowo dianggap menjalankan peran dan fungsi sebagaimana mestinya menhan. meski kan ada beberapa kasus, misalnya Pak Prabowo dianggap tak terlalu gentle waktu dengan China, jadi dia tidak terlalu keras,” sambung dia.
Masih kata Muradi, alasan lainnya kemungkian bentuk apresiasi responden atas sikap Prabowo yang dinilai menanggalkan ego personalnya. Meski dua kali kalah dari Jokowi dalam kontestasi politik, yaitu Pilpres 2014 dan 2019, namun Prabowo bekerja dengan profesional.
Terakhir, Muradi menilai responden survei yang memilih Prabowo merupakan pendukungnya. “[Alasan ketiga] masih ada harapan publik terhadap polisi Pak Prabowo, apa nanti 2024,” ujar Muradi.
Ketua DPP Nasdem Irma Chaniago menyebut tak ada fakta yang menunjukkan Prabowo memiliki kinerja terbaik. Jika diminta memilih, Irma cenderung menilai Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang telah menunjukkan kinerja baik.
“Terus terang saya tidak melihat hasil kinerja para menteri tersebut dalam fakta implementasi kecuali fakta kinerja baik Erick Tohir dan Syahrul Yasin Limpo,” ujar Irma lewat pesan singkat, Senin seperti dilansir detikcom. Namun demikian, Irma tetap menghargai hasil survei yang dikeluarkan Indo Barometer.
Sebelum Prabowo, pada pemerintahan Presiden Jokowi sebelumnya, yakni Kabinet Kerja (2014-2019), predikat menteri terbaik disematkan pada Susi Pudjiastuti yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanana. Kala itu Survei Indo Barometer pada 15-25 Maret 2015 menunjukkan Susi merupakan menteri paling dikenal publik.
Pada posisi tiga besar ketika itu yakni Susi (32,1 persen), Menko PMK Puan Maharani (9,6 persen) dan Mendikbud Anies Baswedan (6,5 persen). Responden yang menjawab tidak atau atau tidak menjawab sebesar 24,1 persen. Selain populer, Prabowo juga menjadi menteri berkinerja terbaik dalam survei teranyar Indo Barometer ini. Prabowo (26,8 persen) berada di atas Menkeu Sri Mulyani (13,9 persen) dan Erick Thohir (12, persen).
Jika menengok ke belakang pada masa Kabinet Kerja, Prabowo seolah menggantikan posisi Susi. Dalam survei 2015 tersebut, Susi juga dianggap sebagai menteri dengan kinerja paling kinclong (24,1 persen). Di bawahnya terdapat Anies Baswedan (3,9 persen) dan Puan Maharani (3,4 persen).
Qodari menuturkan, sejumlah alasan responden dalam menilai seorang menteri bekerja bagus yakni hasil kerjanya sudah terlihat (19,5 persen), sosok tegas (18,0 persen), dan sudah berpengalaman (16,0 persen).
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…