JEDA.ID– Pada Ramadan, para orang tua juga harus mulai mengajarkan anak menjalankan ibadah puasa. Puasa menjadi kewajiban bagi muslim yang sudah baligh atau puber.
Berdasarkan ajaran agama, waktu untuk memulai berpuasa adalah setelah baligh atau puber. Pada anak laki-laki biasanya pubertas terjadi pada usia 12 tahun-16 tahun, sedangkan pada anak perempuan biasanya terjadi pada usia 10 tahun-14 tahun.
Meski begitu, beberapa orang tua ingin agar anak belajar berpuasa lebih awal, atau mungkin anak yang mulai bersemangat untuk mulai berpuasa. Secara medis, belum ada data atau pun panduan yang menunjukkan batas aman usia anak untuk mulai berpuasa.
Hal yang perlu dipertimbangkan bahwa kebutuhan energi dan nutrisi anak berbeda dengan orang dewasa. Walaupun terlihat lebih kecil dan mungkin aktivitasnya tidak seberat orang dewasa, anak-anak mutlak membutuhkan energi dan nutrisi yang cukup untuk proses tumbuh kembang mereka.
Salah satu yang perlu diperhatikan adalah jumlah glukosa dalam darah. Otak manusia bergantung sepenuhnya pada glukosa yang ada di dalam darah. Pada anak-anak yang berpuasa, harus diwaspadai gejala gula darah yang rendah dan dehidrasi.
Gejalanya dapat berupa kelaparan (kadang anak-anak merasakannya sebagai sakit perut), keringat dingin, sakit kepala atau pusing, lemas, pandangan kabur, dan kehilangan kesadaran.
Jika orang tua menemukan gejala di atas pada anak yang berpuasa, segerakan mereka untuk berbuka. Pengawasan dari orangtua sangat penting, mengingat anak seringkali tidak ingin atau sulit mengungkapkan keluhan yang dirasakannya. Untuk membantu anak Anda belajar puasa, berikut beberapa tips untuk mengajari anak berpuasa yang bisa dipraktikkan.
Ini sejumlah tips mengajarkan anak berpuasa seperti dilansir dari berbagai sumber. Selasa (21/4/2020).
Kenali Bermacam Penyebab Lelah Berkepanjangan dan Solusinya
Setelah kita makan, kadar gula darah di dalam tubuh akan meningkat dan bertahan selama kurang lebih 4 jam. Bagi anak-anak yang baru pertama belajar berpuasa, patokan jam ini dapat dipakai untuk menentukan jam berbukanya, yaitu 4 jam setelah sahur. Jika sudah terbiasa, waktu puasa bisa diperlama hingga 6-8 jam, baru kemudian puasa penuh hingga Maghrib.
Seperti dilansir Bisnis.com, pastikan nutrisi anak tetap tercukupi. Saat sahur, pilih makanan yang mengenyangkan dengan indeks glikemik yang rendah, seperti beras merah, ubi, singkong, kacang hijau, sayur-sayuran, dan buah. Saat berbuka, pilih makanan yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat, misalnya kurma, air jeruk, semangka, nasi, atau roti.
Pastikan asupan protein, sayur, dan buah si kecil tetap terpenuhi. Di bulan puasa, umumnya banyak disajikan makanan dengan kadar gula tinggi, seperti berbagai macam es buah, kolak, aneka jajanan. Pastikan anak tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula.
Kadar air di dalam tubuh anak-anak lebih besar dari orang dewasa. Pastikan anak-anak minum air yang cukup dari waktu berbuka sampai waktu sahur. Tambah asupan cairannya dengan memberi makan yang mengandung banyak air, seperti sayur dan buah, atau dalam bentuk makanan berkuah. Dengan memperbanyak minum air putih, anak bisa terhindar dari dehidrasi.
Umumnya anak-anak tidak bisa diam dan banyak berkeringat. Jika terlalu aktif dan banyak berkeringat, terutama dalam cuaca yang panas, risiko anak untuk mengalami dehidrasi lebih besar. Biarkan anak Anda tetap beraktivitas ringan di dalam ruangan. Hindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, tetapi anak tetap dapat bermain di luar pada sore hari menjelang berbuka.
Tak Perlu Khawatir, Ini Beda Kondisi Ekonomi 1998 dengan Sekarang
Mengajarkan anak untuk ikut puasa sebaiknya dimulai dengan memberikan contoh. Hal ini akan membuat anak lebih mudah mempraktikkannya. Contohnya tentu saja dari Anda sendiri.
Saat menjalankan ibadah puasa, pasti anak akan bertanya apa itu puasa, mengapa ibu atau bapak tidak makan, dan lain sebagainya. Hal ini akan menimbulkan rasa penasaran, sehingga anak ingin mencobanya sendiri.
Mengajarkan anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa memang penting. Namun, memberikannya apresiasi juga tak kalah penting.
Terlepas dari berapa jam anak sudah puasa atau berapa hari anak mengikuti puasa, sebaiknya beri penghargaan kepada mereka. Penghargaan ini dapat menambah semangat anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa lagi dan lagi.
Seperti dilansir dari hellosehat, Anda tidak harus memberi hadiah, cukup dengan memujinya dan mengatakan bahwa ia adalah anak yang hebat. Dengan begitu, ia akan merasa senang dan makin semangat untuk puasa. Anda juga bisa menyediakan makanan kesukaan anak saat waktunya berbuka. Hal ini menjadi salah satu hal yang akan membuat mereka senang menjalankan ibadah puasa.
Namun, ingatlah untuk tetap memilihkan makanan sehat yang mengandung nutrisi penting bagi anak, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Jangan biasakan memberi hadiah ke anak dengan makanan manis karena dapat membawa dampak buruk bagi kebiasaan makannya.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…