JEDA.ID – Lelah setelah beraktivitas merupakan kondisi wajar yang dialami tubuh Anda. Namun pernahkan Anda mengalami kelelahan yang berkepanjangan? Bahkan dengan beristirahat sekalipun tidak mampu mengurangi rasa lelah yang Anda rasakan.
Gejala kelelahan umunya ditandai dengan rasa kantuk berlebihan, kurang bersemangat, sakit kepala, sulit berpikir, mudah tersinggung, dan kurangnya konsentrasi. Kalau sudah begini, apa yang perlu Anda lakukan? Yang terpenting, adalah perlunya mengenali penyebab serta perbedaan rasa lelah yang Anda rasakan.
Selain lelah karena pekerjaan atau masalah sehari-hari, melansir dari Lifehack.org, Senin (20/4/2020) faktor psikologis juga dapat membuat seseorang merasakan kelelahan berkepanjangan.
Kondisi psikis yang dimaksud adalah keadaan mental seperti depresi, kecemasan, stres, serta terlalu larut dalam kesedihan. Nah bagi Anda yang sering mengalami kelelahan berkepanjangan, penting untuk mengenali penyebab serta perbedaanya. Berikut ulasannya:
Tak Perlu Khawatir, Ini Beda Kondisi Ekonomi 1998 dengan Sekarang
Pernahkah Anda kelelahan akibat terlalu sering menahan emosi? Mungkin sebagian orang tidak menyadari ini dan memilih mengabaikannya. Namun jika dibiarkan, hal tersebut memiliki dampak yang buruk pada kesehatan mental seseorang.
Menurut studi yang bejudul “Effects of Emotion Suppression on Life Satisfaction in Americans and Chinese” yang dipublikasikan di Journal of Cross-Cultural Psychology pada 2017, emosi yang sering dipendam akan menghasilkan efek merugikan pada kesejahteraan psikologis seseorang.
Semakin ditahan, maka kemarahan, kecemasan, stres, serta gejala depresi lainnya akan semakin meningkat. Untuk mengatasinya, Anda perlu belajar mengungkapkan emosi dan tidak memendamnya seorang diri. Temukan orang yang dapat Anda percaya untuk bercerita mengenai permasalahan yang sedang dialami.
Baik menahan maupun melepaskan emosi ternyata sama melelahkannya, hal tersebut terbukti ketika seseorang menghabiskan energinya untuk meledakkan emosi. Emosi yang dikeluarkan tidak hanya dalam bentuk kemarahan saja, tetapi juga kesedihan serta ketakutan yang mendalam.
Kelelahan akibat melepaskan emosi atau emotional release tiredness dipengaruhi oleh hormon yang dikeluarkan serta dapat merusak jaringan internal dalam tubuh Anda.
Untuk mencegahnya Emotional Alchemy Academy, menyarankan untuk meluapkan emosi dengan cara yang positif dan tidak berlebihan seperti olahraga yoga, tidur, dan mendengarkan musik favorit Anda.
Selain Online Shop, Ini 5 Ide Bisnis Online Saat #Dirumah Aja
Siapa sangka kalau makan dapat menyebabkan kelelahan? Lebih tepatnya ada beberapa jenis makanan yang dapat mendasari faktor ini. Bahan makanan yang memiliki karbohidrat sederhana seperti pasta, nasi, roti, keripik kentang, dan sejenisnya mampu memproses kabon dioksida dengan cepat.
Alhasil, karena jumlah karbon dioksida yang tinggi inilah membuat Anda jadi kurang berenergi, dan cepat lelah.
Selain itu, jenis makanan yang tinggi garam juga dapat menjadi faktor pemicu lainnya. Melansir dari FitDay, kadar garam yang tinggi dalam makanan dapat menimbulkan rasa berat, lelah, lemah serta kesulitan bernapas.
Burnout tiredness atau kelelahan akibat seringnya melakukan sesuatu terus-menerus hingga batas maksimal. Ciri lain jika Anda sedang mengalami kondisi ini adalah merasa jenuh atau lelah kerena melakukan pekerjaan atau hal baik dalam keseharian namun tidak mendapatkan cukup apresiasi sebagaimana mestinya.
Menurut sebuah penelitian berjudul “Emotional Exhaustion as a Predictor of Job Performance and Voluntary Turnover” yang diterbitkan oleh Journal of Applied Psychology, mengatakan bahwa kelelahan emosional adalah kondisi kronis yang diakibatkan tuntutan pekerjaan berlebihan dan terus-menerus. Hal ini dapat membuat kinerja karyawan menurun dan angka turnover atau berhenti dari tempat bekerja meningkat.
Tahukah Anda, apa itu kelelahan adrenal? Hal tersebut merupakan kondisi di mana kelenjar adrenal mengeluarkan adrenolin atau zat pemicu kecepatan gerak tubuhnya sendiri. Gejalanya ditandai dengan kesulitan bangun tidur di pagi hari, kelelahan yang sulit dijelaskan, depresi ringan, insomnia, kesulitan mengatasi stres, serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan ingatan yang memburuk.
Menurut penelitian berjudul “Clinical Perspective on Stress, Cortisol and Adrenal Fatigue” yang diterbitkan di Advances in Integrative Medicine pada 2014, menyebutkan bahwa kelelahan adrenal merupakan kelainan yang berkaitan dengan stres dan dipengaruhi oleh kadar kortisol dalam tubuh. Seperti yang diketahui, kelenjar adrenal memproduksi hormon adrenalin dan kortisol.
Jika Anda sering mengabaikan rasa lelah pada tubuh dalam jangka panjang, dapat dipastikan Anda akan terkena sindrom kelelahan kronis. Melansir dari salah satu sumber, berdasarkan penelitian berjudul “A Systematic Review of Chronic Fatigue Syndrome: Don’t Assume It’s Depression” yang dipublikasikan oleh The Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psychiatry, mengatakan bahwa sindrom kelelahan kronis ditandai dengan rasa lelah yang mendalam dan sering salah didiagnosis sebagai depresi karena memiliki gejala yang sama.
Gejala yang hadir misalnya, kelelahan sepanjang waktu, sakit kepala, nyeri sendi, hingga masalah dengan konsentrasi dan ingatan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perbandingan sindrom kelelahan kronis pada perempuan dan laki-laki adalah 4:1 serta paling banyak terjadi pada usia 40-59 tahun.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…