JEDA.ID-Anak umur di bawah 18 tahun dipastikan tidak akan menjadi prioritas pemberian vaksin corona. Ada alasan yang menjadikan anak di bawah umur 18 tahun tidak menjadi prioritas pemberian vaksin ini.
Lalu siapakah yang menjadi prioritas pemberian vaksin corona? Tips kesehatan kali ini membahas prioritas pemberian vaksin corona. Kementerian Kesehatan menyebut vaksin Covid-19 dipastikan cukup untuk 9,1 juta orang. Ada tiga jenis vaksin yang siap disuntikkan pada akhir NOvember 2020 ini. Ketiga vaksin itu adalah Sinovac, Sinopharm, dan Cansino siap disuntikkan jika terbukti aman.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto, menjelaskan pemberian vaksin Covid-19 tidak akan diberikan di luar 18 hingga 59 tahun dan seseorang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Mengapa?
“Kemudian yang berikutnya bahwa yang kita vaksin pada kelompok usia [18-59 tahun] yang sudah digunakan di dalam kaitan uji klinis fase tiga kita yaitu produk vaksin Covid-19 Sinovac, Sinopharm, dan Cansino,” jelas Yuri dalam konferensi pers Update Covid-19, Senin (12/10/2020).
“Maka kelompok ini lah yang kami beri vaksin. Tidak ada uji klinis yang dilakukan pada usia 0-18 tahun atau di atas 60 tahun,” bebernya.
Menurut dr Yuri, hal ini bukan berarti mengesampingkan kelompok tersebut. Pasalnya, perlu ada uji klinis lebih lanjut untuk memastikan pemberian vaksin Covid-19 pada usia dan kriteria tersebut aman.
Seiring berjalannya waktu, dr Yuri menyebut akan ada uji klinis lebih lanjut terkait kelompok usia dan penyakit penyerta untuk pemberian vaksin Covid-19.
Dia menjelaskan urutan pertama pemberian vaksin Covid-19 diberikan pada tenaga kesehatan karena berisiko tinggi. Tenaga kesehatan yang akan diberikan vaksin juga terbagi lagi ke beberapa urutan.
“Tenaga kesehatan yang diberikan pertama adalah tenaga kesehatan yang ada di RS rujukan yang melayani pasien Covid-19,” jelas Yuri dalam konferensi pers, Senin (19/10/2020).
Selanjutnya, tenaga kesehatan yang akan diberikan vaksin Covid-19 adalah petugas kesehatan di laboratorium. Petugas kesehatan yang ada di laboratorium disebut dr Yuri memiliki risiko tinggi karena sehari-hari berhadapan dengan virus.
“Yang berbahaya karena berhadapan dengan virusnya,” tegas Yuri.
Selanjutnya, tenaga kesehatan yang sehari-harinya melakukan contact tracing juga menjadi urutan pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19. Hal ini dikarenakan nakes tersebut berisiko tinggi tertular Covid-19 karena bertugas mencari kasus baru.
“Jumlah kelompok ini kalau kita perhitungkan perkirakan hampir 2 jutaan,” lanjut dr Yuri.
Selain tenaga kesehatan berikut kategori pelayanan publik yang masuk urutan pertama pemberian vaksin Covid-19.
– Petugas yang memastikan berjalannya protokol kesehatan
– Satpol PP
– Polri, TNI yang bersama2 menegakkan pa kesehatan
– Pegawai di stasiun, pelabuhan, dan kelompok-kelompok yang masuk profesi pekerjaan berisiko.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…